Dua puluh tujuh : Manquer

1.4K 221 16
                                    

Luxury private villa
Buddapest_Hungary
15.00 PM (GMT+2)

        Menemukan seseorang yang menerima kekurangan kita, bukan kelebihan kita. Taehyung mendapatkannya dalam diri Roseanne. Wanita itu berhati mulia, sekalipun menggunakan dirinya sendiri dalam tindakan bahaya demi menyadarkan perbuatan yang salah dari orang lain.

        Istrinya tersenyum dari kejauhan. Rela menunggu berpanas-panasan di depan villa, sudah dilarang tetap saja. Pengawal yang bertugas mana berani bertindak kasar.

       Payung yang dibiarkan terbuka di atas kepala istrinya di dorong-dorong tidak ingin diperlakukan terlalu berlebihan. Papa, mamanya ikut menyapa hangat dengan lambaian tangan pada Rosie.

       "Babyyyy."

       "Jangan berlari."

        Taehyung menekan pelipisnya, percuma kalimat larangan tidak mempan untuk istrinya. Wanita itu kegirangan, memeluknya begitu saja.

       "Rindu padamu."

        "Aku belum pergi berbulan-bulan."

        "Ah iya. Haha. Kenapa rasanya lama."

         Rosie lupa disini penuh manusia. Ia pun sadar. Melepaskan dan mengbaikan suaminya seperti tidak mengenal pria itu, merapikan rambut dan dress hamilnya. Memeluk bahagia Margareth dan Henry.

       "Terima kasih papa, mama mengunjungi kami disini."

       Kedua pasangan suami istri paruh baya itu tertawa renyah dan mengangguk. "Biar aku temani papa, mama mengantar ke kamar mereka lalu mengajak berkeliling." Langkah Rosie dihentikan oleh suaminya.

       "Mereka masih Jetlag, lagi pula ada Albert yang bisa mengantar berkeliling. Kau disini saja."

       Margareth mengedipkan satu matanya. "Nanti ya sayang kita bicara. Sepertinya ada yang tidak ingin diganggu waktunya untuk berdua."

       Henry setuju, atensi mereka tertuju pada Taehyung seraya mengejek dengan gelengan kepala lalu pergi bersama Albert. Rosie diam di tempat memandangi wajah suaminya yang memelas saat keadaan sudah sunyi. "Ciuman untukku mana?"

       "Kan sudah ku peluk."

        Taehyung bercekak pinggang sekaligus berdecak. Menaruh telunjuk di depan bibirnya sendiri. "Disini belum."

        "Di kamar saja."

         "Jika disana, aku bisa minta lebih."

         "Memangnya tidak pernah ku berikan. Biasanya juga tidak ku tolak." Rosie mengusap punggung tangan suaminya. "Ayo ke kamar."

         Tawa boxy suaminya mengudara. Tiba-tiba memeluk erat tubuhnya.

        "Rindu istriku..."

         Rosie mengeratkan pelukan kedua lengannya di perut Taehyung.

        "Aku senang bertemu orang tuamu. Benar-benar senang. Terima kasih menerimaku dalam keluarga Kim."

         "Foto USG yang kau kirim kemarin disimpan di ponsel mereka masing-masing."

         "Hehe. Wajahnya berubah-ubah setiap bulan. Semoga tidak mirip Albert, karena aku terlalu banyak melihat wajahnya dari pada wajahmu." Curhat Rosie, walaupun begitu. Sekarang kebahagiaan berkali-kali lipat melingkari keluarga kecilnya.

        "Ingin jalan-jalan di sekitar villa...aku sudah istirahat selama penerbangan. Jadi kita bisa berkeliling di sekitar villa." Ajak Taehyung.

        "Benarkah. Asiik. Ayoo, ayooo." Rosie bersemangat, mengamit lengan Taehyung.

       "Bawa kemari payungnya." Pinta suaminya itu pada Kevin yang diangguki oleh pengawalnya. Rosie melanjutkan berceloteh ria semua hal tidak penting sampai hal tidak masuk akal sambil menikmati pemandangan siang.

         Taehyung sosok pria cerdas, sengaja membawa kedua orang tuanya untuk sementara tinggal bersama mereka.

        Sehingga sewaktu-waktu jika dirinya sibuk bekerja. Tidak merasa khawatir. Atau panik karena ancaman-ancaman istrinya jika suasana hatinya sedang kacau.

Ada 2 Chapter lagi yang update...

Widér Sense 💋 Taerosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang