Luxury private villa Budapest_Hungary
14.00 P.M (GMT+2)Kembali pada situasi awal seperti saat ia menemukan bagaimana Taehyung mengamankan teritorialnya. Sekarang juga sama. Satu jam lalu penerbangan mereka tiba.
Seperti biasa, hanya Taehyung saja yang bertahan untuk tidak tidur, istirahat atau bersantai di kamar. Pria itu memilih sendirian menikmati siang hari, ditemani coklat hangat di balkon lantai dua.
Pemandangan rumput hijau, bebatuan alam di meja taman. Di seberang ada arena pacuan kuda. Begitu saja. Menarik sih. Tapi kadarnya sudah terlalu membosankan. Rosie menguap-nguap peregangan sebentar.
Setelah anak tangga terakhir. Langkahnya semakin dekat dan jelas menyaksikan jika suaminya sendirian tanpa teman, duduk melamun bagaikan orang yang tidak bersemangat hidup.
"Aku mungkin mengambil bagian penting dalam hidupnya yang membuatnya akhir-akhir ini sering melamun, sedih. Seperti tidak berguna menjadi istrinya."
Kali ini, ingin memastikan sekali lagi— apakah dugaannya benar. Melipat kedua lengan di depan dada dan berdiri menyandarkan bahu pada daun pintu.
'Akan ku perhatikan dia selama lima menit.'
Taehyung diam menyeruput minuman hangatnya. Cangkir di taruh, kadang tangannya bermain di telinga cangkir. Melihat-lihat isinya yang sudah semakin susut.
Seperti ada langkah kaki lain disini yang baru selesai menaiki tangga. Rosie menoleh. Wajah Albert yang terburu-buru membawa tablet milik Taehyung. Jari telunjuk wanita itu langsung berdiri tegak di depan bibir dengan gerakan wajah yang jika diterjemahkan artinya. "Jangan sampai suamiku mengetahui aku disini."
"Oke ma'am." Tanda setuju dengan permintaan Rosie. Dilihat dari sini, suaminya masih enggan menoleh pada pengawal, sampai bahunya disentuh oleh Albert. "Sir, file pertama untuk laporan bidang otomotif, kedua: perangkat lunak, yang ketiga: teknologi."
Di coba oleh Taehyung meng-klik salah satu file. Semua permintaan laporan secara menyeluruh sudah tersusun secara rapi. Taehyung sedikit tenang. Pria itu baru mendongak.
"Thanks." Wajahnya tidak sengaja memandang ke arah pintu. Keberadaan istrinya yang baru ia ketahui. Berpura-pura tersenyum atau tulus.
Rosie tidak bisa membedakan sekarang apa yang Taehyung rasakan. Wanita itu membalas dengan acuh tak acuh. Berpura-pura ke sisi lain balkon. "Permisi sir, ma'am." Sopan santun Albert patut diacungi jempol. Rosie membungkuk dan mengucapkan terima kasih.
"Pulang saja. Percuma kau disini." Saran istrinya terkesan seperti mengusir. Taehyung menopang dagunya. Sengaja satu arah hanya memandangi sampai Rosie risih. Berujung kemenangan untuknya, karena istrinya tidak sanggup dan cepat-cepat mengalihkan wajah.
"Aku tidak akan berbuat kekacauan dan menyulitkan diri sendiri. Kau pulang dan bekerjalah. Ibaratnya raga disini, tapi hatimu tidak bersamaku."
"Lihat sini." Taehyung terus saja berbuat iseng.
"Aku serius Kim Taehyung."
"Sayaaang."
Rosie menoleh, suaminya hampir jarang menggunakan sebutan itu. Tiba-tiba memicingkan mata curiga dan melotot.
Taehyung tertawa, "duduk sini. Aku ingin mencium perutmu." Kedua tangan direntangkan dengan tulus menunggu istrinya berpindah posisi ke pangkuannya, Rosie ragu-ragu tiga detik karena Taehyung masih terus memaksa.
![](https://img.wattpad.com/cover/229438138-288-k133274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Widér Sense 💋 Taerosé [END]
Fanfic[M] [COMPLETED] "Because even if you buried yourself in guilt, you can't go back and change what happened." Sebagai warga sipil yang menjadi mata, kaki, telinga untuk Badan Intelejen, Roseanne banyak menyimpan dan mengetahui rahasia tergelap dari pa...