Pukul 20.00 PM
Restoran ini sunyi, tidak ada pengunjung yang datang, padahal sekarang belum terlalu malam juga. Seharusnya masih ramai. Di depan pintu masuk tanda pemberitahuan masuk akal, mengapa tempat ini sepi."TUTUP." Rosie bisa melihat lampu-lampu taman berwarna ke-emasan bersinar di kegelapan di antara tanaman-tanaman dan pepohonan di area parkirnya, suara hewan-hewan nocturnal berukuran kecil terdengar.
"Aku curiga pada seorang yang melakukan kekonyolan ini."
"Hahaha, kau sudah mengenalku dengan baik rupanya."
"Wow, aku sedang tidak sebut merek lho." Pupil mata Rosie cenderung lebih tajam dari sebelumnya.
"Terima kasih kembali nyonya Kim," lengannya ditekuk dan menunjukkan di dekat pinggul istrinya, Rosie menggeleng pasrah, menggamit dan terpaksa merangkul mesra. Mereka disambut tiga pelayan laki-laki sekaligus.
"Ikuti kami pak."
Langkah teratur di arahkan pada letak meja yang sesuai dengan keinginan Taehyung. Dua pramusaji membantu menarik mundur kursi untuk mempersilahkan pasangan Kim duduk. Tuan dan nyonya Lee belum tiba pak."
"Aku sudah mendapat kabar dari Jennie. Mereka memang terlambat."
Pramusaji ketiga menyerahkan dua buku menu untuk dilihat.
"Jika ada tambahan silahkan nanti kabari saya. Sekarang menu pertama sebentar lagi disajikan."
"Baiklah. Thanks." Sahut Taehyung dan Rosie bersamaan. Pelayan ketiga membuka napkin dan meletakkan di atas pangkuan Taehyung juga Rosie bergantian, wanita ini awalnya tersenyum, lalu kedua pupilnya membesar. Sudut matanya mengecil.
"Sebentar...Lee—Jennie siapa? Jennie Kim maksudmu, dia ganti nama?" Rosie sekedar menebak yang menurutnya ini berkaitan.
Taehyung tersenyum mengangguk,
"Jennie datang bersama suaminya."
"Jennie sudah menikah?"
'Momo tidak memberikan informasi ini. Yang mana yang benar. Jangan-jangan Taehyung berbohong, supaya aku tidak marah.'
Begitu pekanya, Taehyung tahu kemana arah pembicaraan istrinya. Rosie sempat cemburu ketika hamil dan tiba-tiba menanyakan tentang Jennie.
"Iya, setelah aku menikah dengan Sarang, dua bulan kemudian dia menikah. Berhenti dari dunia modeling, itu sebabnya tidak ada muncul pemberitaan apa-apa. Orang tuanya berteman baik dengan orang tuaku karena rumah kami berdekatan, sebelum papa dan mama pindah. Tapi kami biasa saja, karena baik Jennie dan aku tidak pernah bisa lebih dari teman. Mama sudah mengenal dengan baik Jennie dan ia meminta aku menikahi Jennie."
Wanita yang dibicarakan menyenggol lengan suaminya sambil tersenyum, "kau dengar sendiri kan apa kata Taehyung. Jadi jangan pernah salah paham lagi dengannya."
"Hai, Jennie Lee. Sayang sekali dulu kita tidak dekat." Wanita cantik dengan senyum gummy mengulurkan tangannya kepada Rosie yang mendongak bingung.
"Sebenarnya aku lah yang meminta Taehyung kabur dan itu membuat pertunangan kami batal. Tidak ada yang mengetahui keadaan sebenarnya selain kami berdua. Ini suamiku." Jennie menunjukkan Taeyong yang terdiam sesaat sebelum akhirnya ikut tersenyum lalu menyapa ramah.
"Lee Taeyong."
Awal perkenalan yang baik, Rosie menaruh napkin nya karena memilih berdiri. Jennie masih betah mengajak becanda. "Senang bertemu langsung denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Widér Sense 💋 Taerosé [END]
Fanfiction[M] [COMPLETED] "Because even if you buried yourself in guilt, you can't go back and change what happened." Sebagai warga sipil yang menjadi mata, kaki, telinga untuk Badan Intelejen, Roseanne banyak menyimpan dan mengetahui rahasia tergelap dari pa...