Dua puluh lima : Malentendu

1.7K 254 54
                                    

15.00 WIB

        Memahami diri sendiri sulit, apalagi memahami orang lain, tidak semua orang bisa memahami dalamnya isi perasaan dan hati manusia.

       Taehyung panik di ruang kerjanya, sampai membuat gaduh dengan suara lantang dan berat khasnya. Matthew serta dua orang penjaga keamanan di lantai sebelas, berlari masuk ke ruangan pria itu.

      "Ada apa pak??"

       Si pemilik ruangan malah terkejut karena di datangi beberapa orang.

      "Siapa yang menyuruh kalian masuk!"

      "Anda berteriak pak, siapa yang tidak kaget."

      "KELUAR SEMUANYAA!!!"

       Mereka memiliki pendengaran yang bagus, tidak ada yang berani berlama-lama di dalam ruangan ini. Ya jelas memilih keluar mencari aman.

[Sambungan telepon dengan Albert]

Taehyung : "Berikan ponselnya pada istriku."

Albert : *Di sampingnya ada Rosie ia menoleh pada wanita itu yang menunjukkan botol racun, wajah Albert berubah menjadi serba salah. "Maaf pak, nyonya berpesan tidak ingin menjawab panggilan telepon dan video dari Anda."

Taehyung : "Aku yang membayar gajimu ALBEEEEERRRTTT."

Albert : *Menoleh lagi pada Rosie, yang—mengangguk-angguk bisa mendengar sangat jelas suara bising amukan dari seberang sambungan. Suaminya marah-marah. Tetapi memberi ketegasan pada Albert. Sekali tidak ya tidak.* "Maaf pak, saya tetap mengikuti permintaan nyonya Kim."

Taehyung : "APA!!!"

Sekarang batin Taehyung menebak-nebak. Kemungkinan perkiraannya benar.

Taehyung : "Ada racun yang ditunjukkan padamu ya... ASTAGAAAAAAA dia itu kenapa sih. Jangan sampai mengenai kulitnya atau tumpah."

Albert : *Menoleh lagi pada Rosie, wanita itu setuju dengan anggukan dan menunjukkan gerakan tubuh—segera matikan teleponnya.* "Benar pak. Saya banyak pekerjaan disini, telepon Anda saya matikan pak."

       Taehyung menekan bibir bawahnya dengan gigi, menaruh ponselnya begitu saja. Percuma juga menghubungi pengawal lainnya reaksi mereka akan sama. PERCUMAAAA.

        Pria itu beralih duduk di sofa, memijat-mijat keningnya.

      "Hari ini aku ada launching mobil keluaran baru. Sekarang tidak bisa pergi karena kepalaku berdenyut."

Penjaga keamanan yang sebelumnya tadi masuk, kembali mengetuk pintu.

      "Maaf pak. Ada tam—"

      "Kau bisa menghubungi melalui pesawat telepon, kenapa langsung masuk ke ruanganku." Ternyata ini atas permintaan Jennie, dan wanita itu meminta penjaga keamanan menyingkir dari depan pintu."

       "Ini aku, Tae."

❄️❄️❄️

09.15 A.M (CEST), UTC+2

         Di luar villa. Rosie berdiri ditemani pengawal-pengawal yang ikut melakukan aksi pengacuhan Taehyung.

       Mereka saling menyenggol-nyenggol tubuh perihal nyonya Kim yang tidak mau bicara, sudah tiga puluh menit betah berdiri saja di pinggir pagar lintasan arena pacuan kuda. Kadang menaruh kepalanya di pagar, jika lelah dan bosan, dagunya yang diletakkan di atasnya.

        "Ma'am."

        "Hmm."

        "Anda belum sarapan."

Widér Sense 💋 Taerosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang