Sembilan belas: Nuit froide

1.8K 267 20
                                    

        Saya diundang datang ke Guncan-Gima, ke sebuah situs kuil Zen Buddha yang terletak di tengah bentangan hutan luas. Sesampainya di sana, saya terheran-heran karena bangunan yang luar biasa indah itu berdiri persis di samping lahan kosong.

        Saya bertanya, untuk apa lahan kosong itu, dan pengurus lahan itu menjelaskan:

        "Di sinilah kami akan membangun kuil berikutnya. Tiap dua puluh tahun sekali, kami merobohkan kuil yang Anda lihat ini, lalu kami bangun kembali di lahan sebelahnya. Dengan demikian, para biksu yang telah mendapatkan pelatihan sebagai tukang kayu, tukang batu dan arsitek, bisa tetap mempraktikkan keterampilan-keterampilan mereka dan menurunkannya kepada para murid. Selain itu, ini berguna untuk menunjukkan pada mereka bahwa tidak ada yang kekal dalam kehidupan ini, bahwa kuil-kuil sekalipun perlu terus-menerus diperbaiki."

-PC-

❄️❄️❄️

        Sejak terakhir kali, Rosie pernah menegur Taehyung tentang tidur memeluk guling, pria itu sekarang ketika tidur selalu memeluknya bukan memeluk guling lagi. Sisi negatif tidak bisa kabur jika sudah terjadi demikian.

       "Kali ini aku setuju, kau memeluk guling saja." Mengambil guling di belakang tubuh Taehyung dan menaruh di tengah-tengah, tanpa sadar akhirnya pria itu beralih pelukan dengan sendirinya. Rosie menegakkan bantal ke belakang, supaya kepalanya bisa bersandar.

[Momo]
Aku sudah membaca beritamu.

[Rosie]
Wajahku cantik di setiap berita.

[Momo]
Bukan foto yang ingin ku bahas. Sudah membaca berita terbaru yang Jongin urus?

[Rosie]
Tidak berminat membaca, aku sedang sibuk membuat anak.

[Momo]
Dasar gila, cepat kemari. Aku menunggu di Adrian Park.

[Rosie]
Apa??? Kau disini. Darimana kau tahu aku di Roma?

[Momo]
Jam tangan Taehyung ada padamu kan nona Roseanne. Jangan bertanya kenapa Jimin dan Jongin bisa menemukan villa milik Sarang. Cepat kemari. Aku membeli banyak cemilan untukmu.

[Rosie]
Oke segera meluncur...

        Berakhir sesi berkirim pesan. Sekarang benda ini untuk sementara diasingkan olehnya. Rosie menekan tombol, layar ponsel menjadi hitam. Kedua kakinya terasa berat, tidak bisa menyingkir karena menopang kedua kaki Taehyung.

        "Dia melempar pakaianku ke sebelah mana sih. Disini tidak ada." Terpenting bisa keluar dari tempat tidur saja dulu, pikir Rosie. Berhati-hati menggeser tubuhnya mencegah gerakan yang membuat Taehyung terbangun.

        Setelah berhasil, pelan-pelan menurunkan kaki kiri dan kanan bergantian menginjak lantai. "Kenapa suhu di kamar baru terasa dingin sekarang?"

        Berjalan mengitari mencari-cari, ternyata memang ada di bawah kaki ranjang sisi Taehyung tidur, memungut semua pakaiannya dan pergi ke kamar mandi. Lima menit menyiapkan diri secepat kilat, menggunakan riasan secukupnya.

        Rosie keluar untuk mengintip di balik pintu yang sedikit ia buka, posisi tidur Taehyung masih sama, tidak ada yang berubah. Mengendap-ngendap melangkah menuju nakas, menarik selembar memo.

"Baby...aku pergi sebentar ke Adrian Park. Jangan menyusulku."

        Mencegah memonya terbang, Rosie menaruh pena tadi di atasnya sebagai penanda. Kemudian melanjutkan aksinya mengendap-endap keluar dari kamar.

Widér Sense 💋 Taerosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang