Empat puluh : Hurricane

1.1K 164 30
                                    

      Delapan kaki beriringan tidak dibuat terburu-buru di sepanjang koridor rumah sakit, tujuannya sama menuju ruang rawat inap tertentu, mereka tiba disini setelah selesai melaksanakan prosesi pemakaman Vernon.

      Saat di pusara, Taehyung mendapat telepon dari pihak rumah sakit jika pihak kepolisian yang mengurus kasus ini sudah berkunjung untuk melengkapi pemberkasan penyidikan dengan melakukan beberapa wawancara kepada semua korban, termasuk kedua orang tuanya.

      "Nanti aku menyusul." Seokjin menunjukkan pos perawat pada istrinya. Jisoo mengangguk paham. Rosie betah memegangi lengan Taehyung, sedikit pun wanita itu tidak berniat menyusuri koridor seorang diri.

      "Suster," Suara Seokjin memecah konsentrasi tiga orang perawat yang kelihatan sibuk di pos.

      "Ya pak."

      "Saya dari pihak keluarga Henry Kim. Saya keponakan beliau. Anaknya Kim Taehyung baru masuk kamar rawat."

       "Oh ya, bisa panggilkan putra beliau pak?"

       "Baik—sebentar." Ponselnya sudah di atas meja, Seokjin tinggal menekan tombol virtual salah satu aplikasi untuk mengirimkan pesan pada Taehyung, tanpa ia ketahui—padahal pria yang ditunggu sudah berdiri di sampingnya sambil mengintip apa yang Seokjin lakukan.

       Bunyi pemberitahuan di dalam ponsel Taehyung membuat Seokjin terkejut lalu menoleh panik.

       "Tadi ku lihat kau masuk ke kamar tante. Kenapa tiba-tiba sudah disini?"

       "Jika ada musuh, kau pasti sudah dibunuh kak, karena tidak berhati-hati."

       "Jika aku mati kemudian aku menjadi hantu, akan ku balas membunuh mereka." Sungut Seokjin tidak terima.

        Perawat wanita yang meminta Taehyung kemari, membawa catatan rekam medis sambil tersenyum.

        "Penjelasan detail akan disampaikan dokter yang menangani pasien saat visite sore hari ini pak. Kami sudah melakukan prosedur mengeluarkan cairan berbahaya di area pencernaan nyonya Margareth, tuan Henry, nyoba Kejora, identifikasi cairan itu di campur dengan minuman. Sedangkan untuk lima pria lainnya yang menjadi korban berasal dari racun gas yang ada di dalam mobil. Untungnya mereka berlima tidak menghirup banyak saat di mobil. Alasan itu juga kenapa mobil menabrak pembatas jalan. Selebihnya peristiwa di lokasi kejadian bisa ditanyakan langsung ke pihak berwajib yang tadi berkunjung."

        "Hasil laboratorium dan hasil lainnya sus?" Pinta Seokjin lagi.

       "Besok pagi hasilnya keluar pak."

       "Terima kasih atas bantuannya sus."
 
       "Sama-sama pak."

        Taehyung berhenti mengetukkan jari telunjuk di atas meja. Ia mengangguk tersenyum mengikuti langkah kepergian Seokjin.

       "Sebaiknya cegah media tidak ikut campur dan memperkeruh suasana. Aku tidak suka nama kita semua ada dalam pemberitaan. Akan banyak fakta yang diputar."

       "Sudah ku urus semuanya." Taehyung menyahut dengan tatapan mata yang kosong.

        Pundaknya disentuh oleh Seokjin, "Sabar. Jaga kesehatan dan jangan merasa terbebani..." Ucapan Seokjin diangguki lemah oleh Taehyung. Keduanya menyusul istri-istri mereka masuk ke dalam ruang rawat Margareth yang terpisah dengan ruang rawat Henry.

       Mamanya menjadi sosok yang bukan seperti mamanya. Ada duka dan rasa bersalah besar di lingkar wajah wanita itu setelah kemunculan Taehyung di dalam kamar.

Widér Sense 💋 Taerosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang