59. ᴋᴇᴊᴀᴅɪᴀɴ ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀᴅᴜɢᴀ

3.6K 401 23
                                    

"Segala peristiwa di alam semesta mengandung pelajaran, nasihat, atau peringatan, bagi mereka yang berpikir dan memperhatikan."

-Sepositif

***

Posisi matahari meninggi, membuat udara sekitar semakin panas. Namun, angin tak mau kalah. Angin berhembus dengan kencang, membuat udara sedikit terjamah oleh sejuk.

Sehelai daun melayang, gugur, jatuh di atas tanah. Sepasang burung berkicau, suaranya yang indah menyenangkan hati menyambut siang yang cerah dan benderang.

Adara dan Naufal berhenti di sebuah Cafe es krim. Cafe tersebut menyediakan berbagai macam jenis es krim dan rasa. Tak hanya es krim, menu makanan dan minuman juga tak kalah bervariasi. Di domanisi dengan gradiasi warna yang bercampur menjadi satu, Cafe tersebut menjadi lebih berwarna.

Jalan dan tempat ini, seperti tak asing bagiku, batin Adara.

Ia mengedarkan pandagan ke sekitar. Ia melihat setiap sudut jalan, dan berusaha mengingat. Otaknya sedang berpikir keras untuk mengingat suatu kejadian. Dirinya seperti menjadi dejavu dengan jalanan yang ia lalui dan ia datangi sekarang.

Ah! Ini jalan yang pas aku ketemu sama papa, batin Adara.

Naufal mengerutkan keningnya. Ia sungguh merasa bingung melihat Adara yang hanya diam saja dan melihat ke sekeliling. Dahi Adara yang terkadang berkerut-kerut terlihat lucu di mata Naufal.

"Hey ... kenapa malah diam?"

"Em, aku baru inget. Jalan yang kita lalui tadi adalah jalan ke sekolah yang menjadi tempat lomba basket, yang beberapa hari kemarin dilaksanakan."

Naufal terkekeh kecil dan menggeleng pelan. "Aku kira ada apa. Ayo masuk!"

Naufal menggandeng tangan kiri Adara. Ia membawa Adara masuk dan memilih tempat duduk. Suasana Cafe saat ini sedang ramai. Mungkin, karena cuaca hari ini lumayan panas. Maka dari itu, mereka memilih untuk mendinginkan badan di tempat ini.

Naufal meninggalkan Adara sendiri di tempat duduk, ia sedang memesan es krim yang paling terbaik di tempat ini. Ia ingin menyuguhkan Adara hal yang istimewa.

Naufal lalu datang bersama pelayan yang membawakan es krim pesanan. "Tadaa ... udah dateng es krimnya."

Mata Adara berbinar, ia sedang ingin makan yang dingin-dingin. Suasana hatinya sedang panas akhir-akhir ini, ia butuh asupan yang menyejukkan hati dan pikirannya.

"Enak!"

Naufal tertawa kecil, ia bahagia melihat Adara yang terlihat senang. Namun, Naufal merasa apa yang ia lakukan salah. Ia merasa telah berbohong kepada Adara. Dan hal tersebut, adalah hal yang sangat tidak terduga.

Naufal menundukkan kepalanya, ia jadi merasa bingung. Apakah ia harus jujur saat ini? Tapi ia sangat yakin, Adara akan memilih mundur dan enggan mengenal dirinya lebih jauh. Tapi ... bila saat ini ia berbohong, ia juga takut saat Adara mengetahuinya, Adara akan marah besar. Ia jadi serba salah di sini.

"Kak! Kok melamun, sih?"

"Kaka enggak papa, kok," jawab Naufal sambil menggeleng.

"Aku boleh tanya sesuatu?"

Naufal mengangkat salah satu alisnya. "Apa?"

"Kaka ... ada hubungan apa sama Ka Lidia?"

Tubuh Naufal menegang, ia bingung harus menjelaskan apa. Raut wajahnya menjadi gelisah, dan itu tertangkap jelas di pandangan Adara. Adara mengerutkan keningnya. Jika memang, tidak ada hubungan apa-apa, mengapa harus se-gelisah ini?

𝐁𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐇𝐨𝐦𝐞? {𝐄𝐍𝐃} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang