3. ᴋᴇʀᴇᴛᴀᴋᴀɴ ʀᴜᴍᴀʜ ᴛᴀɴɢɢᴀ

16K 1.6K 400
                                    

"Sebelum merasakan patah hati oleh orang lain, kamu sudah mengalaminya dari orang tuamu sendiri."

-RosedianaDiary

***


"Assalamualaikum!" teriak Adara memasuki rumahnya.

Setelah mengucapkan salam Adara berjalan memasuki rumah. Namun dirinya bingung, kenapa tidak ada yang menjawab salam? Adara hanya mengangkat bahu dan mulai berjalan menuju kamar tercintanya. Di pertengahan jalan Adara melewati ruang makan, terlihat ibunya sedang duduk melamun di kursi makan.

"Mommy? Why Mommy ngelamun? Lagi mikirin what emangnya?" tanya Adara.

Faya tersenyum melihat anaknya sudah pulang, Adara memang kerap pulang sore seperti ini. Wanita paruh baya itu lalu menggerakkan tangannya memerintahkan Adara untuk mendekat.

"Sayang, sini duduk dulu," titah Faya kepada Adara.

Adara meletakan tasnya ke meja dan mulai duduk disamping Ibunya. "What's wrong, Mom?"

"Halah kamu ini! Dari tadi sok-sok an pake bahasa inggris!" seru Faya sambil terkekeh.

"Hehe ... kan biar gaul gitu, Mom. Bahasa anak Jaksel ini," jawab Adara seraya menampilkan cengiran khasnya.

"Ibu cuma mau bilang, kamu mandi, ya? Habis itu makan."

"Tapi ...." Belum sempat Adara menyelesaikan ucapannya Faya langsung memotong ucapan Adara.

"Tidak ada tapi tapian! Cepat lakuin apa yang Ibu suruh!"

Adara mendengkus, sejak kapan ibunya ini menjadi pemaksa? Baiklah, Adara akan menuruti ucapan ibu tercintanya ini. Sesampainya di kamar, Adara mulai mengambil handuk dan segera menuju kamar mandi.

Lima belas menit berlalu, setelah mandi Adara segera memakai pakaian. Adara lalu mengeringkan dan menyisir rambutnya. Tak lama kemudian, terdengar ketukan pintu dan teriakan Adelio.

"Kaka udah belum? Suruh makan malam ni ama ibu!"

Adara membuka pintu kamarnya. Terpampanglah sosok mungil adik laki-lakinya yang masik TK tersebut. Adara lalu menggandeng tangan Adelio dan tersenyum tipis.

"Ayo!"

Mereka berdua berjalan ke tempat makan bersama. Sesampainya mereka di sana, ternyata Faya sudah menyiapkan makanan di atas meja. Adara melepas tangan Adelio yang berada dalam genggamannya, ia dan adiknya itu lalu duduk di kursi.

"Thanks Ibuku tersayang, udah disiapin makanannya," ucap Adara tulus.

"Ayo makan!" seru Adelio dengan mata berbinar senang.

Faya tersenyum melihat kedua anaknya yang mulai memakan makanannya. Sebenarnya dari tadi Faya sudah lapar, tapi dirinya terpaksa menahan diri karena ingin menghemat beras. Mungkin nanti jika suaminya tidak pulang, Faya akan makan jatah suaminya itu.

"Mom? Kenapa ngga makan? Cuma mau liatin kita makan? Makan, Bu, nanti sakit," cerocos Adara kepada ibunya.

"Ngga, Sayang. Ibu udah makan, kok, tadi. Kamu makan yang banyak biar cepet tinggi. Kasian pendek terus," ucap Faya sambil terkekeh kecil.

Bukannya Adara ikut tertawa tapi ia malah menatap sedih ibunya. Dirinya tau walaupun ibunya tertawa tapi terlihat jelas di matanya bahwa ibunya itu sedang bersedih. Adara mengepalkan tangan kirinya di bawah meja, perasaan tak tega kini datang melandanya.

𝐁𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐇𝐨𝐦𝐞? {𝐄𝐍𝐃} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang