22. ᴀᴡᴀʟ ᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴀɴ

5.7K 614 34
                                    

"Jangan menunduk, aku bosan melihat pipimu yang basah dari tadi."

***

Waktu berlalu dengan begitu cepat, seperti baru saja kemarin mulai melaksanakan ulangan. Ternyata, satu minggu sudah berlalu.

"Guys, ke Cafe, yuk!"

Mata Lyly berbinar. "Wah ... boljug, tuh!"

"Gimana, Ra?" Aileen bertanya kepada Adara.

"Ah, emm ... oke, deh."

Selepas pulang sekolah, mereka memutuskan untuk meluangkan waktu bertiga. Mereka berjalan menuju Cafe yang ada di dekat sekolah.

Mereka bertiga memilih tempat duduk yang berada di pojokan. Alasannya, karena tidak terlalu terekspos keramaian dan sepi. Setelah mereka duduk, pelayan datang menanyakan pesanan. Pelayan tersebut tengah membicarakan menu dengan Aileen.

"Nah, saya pesen itu, ya."

"Lyly juga, deh, ikut Aileen aja," ucap Lyly.

"Kamu pesen apa, Ra? Apa mau disamain sama kita?"

Adara menggelengkan kepalanya. Pertanyaan Aileen membuatnya tersadar jika dirinya tidak punya banyak uang. Lagipula Adara sedang berusaha menghemat.

"Aku pesen moccachino aja, lagi ngawet duit."

"Baiklah, tunggu sebentar, ya."

Setelah menanyakan pesanan, pelayan tersebut pergi menuju dapur. Adara mengalihkan pendangannya ke arah jendela, ia melihat kendaraan simpang siur melewati jalan.

"Ra? Kok lo ngelamun?" Lyly bingung melihat Adara yang sedari tadi hanya diam saja.

Adara menghela napas panjang. "Nggak papa, kok. Aku cuma agak lemes aja."

Adara sedang berpikir tentang pembagian rapot nanti, ia bingung siapa yang akan mengambil rapotnya ke sekolah. Adara menyimpitkan kedua matanya ketika melihat sosok seorang lelaki yang ia kenali. Lelaki itu seperti, Fajar.

"Emm ... kalian coba deh liat ke arah sana. Itu Fajar bukan, sih? Fajar pacarnya Liza!"

Aillen dan Lyly kompak menolehkan kepala ke arah yang Adara tunjuk, mereka mengangguk-anggukan kepala tanda setuju.

Lyly menolehkan kepala ke Adara. "Iya, itu Fajar."

"Tapi ...." Aileen tampak berpikir. "Itu yang cewe siapa?"

"Dari posturnya sih bukan Liza, muka cewenya nggak keliatan, sih, malah ngebelakangin kita." Adara mengerucutkan bibirnya.

"Oh, shit!" Lyly menggebrak meja pelan. "Bisa jadi Fajar selingkuh!"

"Ah, ngaco lu!"

Adara merasa tidak percaya bahwa Fajar tega menduakan Liza, Adara tau bahwa Fajar sangat mencintai Liza.

"Ra? Gimana kalo kita samperin aja."

"Ide bagus, kita pastiin sekalian," ucap Lyly.

Adara hanya menganggukkan kepalanya, saat mereka hendak berdiri, pelayan datang membawa pesanan.

"Ini pesanannya sudah datang, silahkan dinikmati." Pelayan tersebut lalu pergi.

Adara melihat ke arah meja yang di tempati Fajar tadi. Tapi terlambat, Fajar dan seorang wanita tersebut sudah tidak ada di tempatnya.

"Damn it! Mereka udah pergi, sial!" Adara menggerutu.

Mereka bertiga menghela napas pelan dan enggan memikirkan lebih lanjut. Atensi mereka kemudian teralih pada makanan dan minuman yang tersaji di meja, tak lama kemudian mereka mulai menyantapnya.

𝐁𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐇𝐨𝐦𝐞? {𝐄𝐍𝐃} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang