ᴘʀᴏʟᴏɢ

53K 3.2K 455
                                    

Aku terdiam di balik pintu kamar, mencoba menahan genangan air mata yang siap untuk keluar. Aku memalingkan wajah ketika telingaku berdengung mendengarkan kalimat yang menyakitkan. Menghela napas pelan, aku buka sedikit pintu kamar.

Seperti ada magnet tak kasat mata, penglihatanku terpusat pada satu titik. Lagi dan lagi aku hanya bisa diam, ingin melakukan sesuatu, tapi apa?

Suara isak tangis memenuhi ruangan yang hening. Tangisan yang pilu itu seakan berbicara, betapa marah dan kecewanya sang perempuan. Mataku terpejam menyaksikan Ibuku menangis. Tak kuasa melihatnya, air mataku ikut terjun bersama dengan hatiku yang ikut terhanyut dalam kesedihan.

Dengan langkah tergesa-gesa, lelaki tersebut meninggalkan Ibuku dalam tangisnya. Aku memandang tak percaya, sebegitu teganya kah ia pergi dan berlalu begitu saja?

Aku memejamkan mata, mencoba mengontrol emosiku yang memberontak ingin keluar. Melangkahkan kaki, aku berjalan ke arah lelaki tersebut. Tapi terlambat, deru suara motor sudah terdengar jauh pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Menatap kosong ke arah pekarangan rumah, aku menunduk ke bawah dan menggeleng kecil.

Tega sekali kau, Papa?

𝐁𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐇𝐨𝐦𝐞? {𝐄𝐍𝐃} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang