"Saya akan menerima lamaran Mas, tapi jika kita sudah menikah. Mas harus melepaskan istri kedua Mas itu," kata Aini kepada Daffa.
Dan lelaki itu tanpa berpikir panjang, mengangguk setuju. "Apa pun untuk kamu, akan saya lakukan," kata Daffa, yang membuat Aini tersenyum di balik cadarnya. Wanita itu sudah tahu tentang Daffa. Begitu pula dengan Daffa. Lelaki itu sudah tahu tentang dirinya.
Dan malam ini, di rumah orang tuanya, Daffa datang bersama Ibunya. Ibunya Daffa setuju dengan semua rencana Daffa. Yang ingin menikahi Aini, wanita pujaan hatinya. Dan ia juga sangat setuju, jika Daffa akan berpisah dengan Hafsah.
"Kalau begitu, saya pasangankan cincin ini di jari manis kamu yah??" Mamanya Daffa membuka suaranya. Aini dan kedua orang tuanya mengangguk. Mamanya Daffa dengan senyuman yang lebar, menyematkan cincin berlian di jari manis Aini. Aini pun menyalami calon Mertuanya itu. Lantas kedua wanita itu berpelukan. Mamanya Daffa pun juga mencium dahi dan pipi Aini.
"Oh, ya Aini, apakah tasbih buatku, kamu simpan?" Daffa bertanya tentang tasbihnya, saat Mamanya sudah duduk di sebelahnya.
Aini mengembuskan napasnya dengan berat. "Mohon maaf Mas. Aini ucapakan beribu ribu maaf. Karena, tasbih itu hilang. Karena, tasnya Aini dijabret Mas. Tasbih buatan Mas, selalu Aini bawa kemana-mana. Maaf yah Mas, Aini tidak bisa menjaga barang pemberian Mas," ucap Aini dengan sedih.
Daffa hanya mangut-mangut saja mendengar kata-kata Aini. " Iya, tidak apa-apa Aini," Daffa mencoba memakluminya.
"Mas ndak marah?"
"Gak. Nanti aku buatkan lagi untuk kamu," kata Daffa.
"Sungguh?"
Daffa menganggukkan kepalanya dengan mantap. "Terimakasih Mas," ucap Aini yang terharu dengan sikap Daffa.
"Mas, bagaimana dengan acara pernikahan kita? Aini rasa lebih cepat lebih bagus," kata Aini membicarakan hal pernikahannya.
"Yah, kamu benar Aini. Kalian lebih baik menikah secepatnya," Mama Daffa menimpali ucapan Daffa.
Daffa hanya mengangguki perkataan kedua wanita itu.🍃🍃🍃
"Assalamualaikum," Daffa memberikan salam sembari mengetuk rumahnya. Tak berapa lama kemudian, pintu berukuran raksasa itu terbuka.
"Waalaikumsalam," begitu Hafsa menjawab salam dan membukakan pintu rumah untuk Daffa, Hafsa langsung melenggang pergi ke kamanrnya lagi.
Daffa yang sudah menutup pintu rumahnya, memanggil Hafsa yang sudah berada di tangga.
"Hafsa tunggu," seru Daffa kepada wanita dengan hati yang terluka.
Hafsa pun berhenti mengayunkan kakinya. Ia menoleh ke bawah. "Ada apa?" tanya dengan datar.
"Bisakah kau turun ke bawah, sebentar?" pinta Daffa
"Bukankah kakak yang perlu kepadaku? Lantas kenapa saya yang harus turun?" Hafsa bertanya dengan dinginnya.
Daffa membuang napasnya dengan kasar. Lalu ia pun berjalan dan menaiki undakan tangga. Ia berhenti tepat di sebelah Hafsa.
"Aku cuma mau bilang, aku akan melepaskanmu, setelah aku menikah dengan Aini, wanita yang aku cintai!" perkataan Daffa seperti busur tanah yang menacap di hati Hafsa.
"Oh," hanya itu respon Hafsa. "Kenapa tidak, sekarang saja?" dengan suara bergetar ia bertanya kepada lelaki yang telah melukai hatinya.
Daffa terdiam sejenak tak langsung menjawab pertanyaan Hafsa. "Kalo sekarang, Zahra akan kehilangan sosok Ibu di rumah ini. Jika sudah menikah, ia akan langsung mendapatkan pengganti kau," lelaki itu memberikan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta [TAMAT]
Chick-Lit❤❤ Daffa tak pernah habis pikir dengan permintaan sang istrinya, Jihan. Jihan meminta Daffa untuk menikah kembali. Tentu saja Daffa menolak permintaan sang istri. Namun Jihan bersikeras untuk menyuruh Daffa menikah kembali dengan Hafsa Nazrina Tali...