[1] Takdir Putri Kecil Yang Liar

91

Bab 91: Bab 91 Menetapkan Skor

.
.
.

Di aula, setelah Xiao Jiuyuan memberikan perintahnya, dia terlalu malas untuk memperhatikan orang lain.  Dia pergi ke Yun Qianyu dan berkata sambil menatapnya dengan tegas, "Kau, ikut aku!"

Yun Qianyu ingin mengabaikannya, namun, memikirkan orang macam apa dia, dia memutuskan yang terbaik jika dia ikut.  Keduanya meninggalkan aula dan berjalan keluar.

Hua Mei ingin mengikuti mereka tapi dihentikan oleh Xiao Yechen.

Di halaman depan, terdengar jeritan kesakitan dan ketakutan terus menerus.  Beberapa dihukum sementara yang lain dipaksa untuk menonton.

Tidak ada seorang pun di halaman belakang.  Saat Yun Qianyu pergi dengan Xiao Jiuyuan, dia berpikir tentang bagaimana menyenangkan Xiao Jiuyuan.

"Yang Mulia Li Pangeran, aku tidak ada hubungannya dengan masalah hari ini.  Jika Yang Mulia marah, Yang Mulia harus membunuh Marquis.  Bunuh dia, potong dia dan masak dia, aku tidak peduli.  Lakukan padanya sesukamu.  Lagipula, dialah yang membawamu ke sini ... "

Sebelum Yun Qianyu selesai berbicara, pria di depannya tiba-tiba menyela dan berkata, "Jika Pangeran ini berurusan dengan Marquis Yun Lei, kau akan sangat senang bukan?"

Xiao Jiuyuan tiba-tiba menoleh dan menatap Yun Qianyu.  Matahari terbenam menyinari Xiao Jiuyuan, membuat wajah tampannya terlihat hangat.  Alisnya tebal dan hitam, dan Mata Phoenix-nya mempesona.  Ditambah dengan pupil hitam gelapnya, matanya bahkan lebih memikat.

Yun Qianyu menatap pria yang sangat tampan itu dengan tatapan kosong.  Entah dari mana, hidung Yun Qianyu dipenuhi dengan aroma kejantanan yang samar.  Merasa sedikit pusing, Yun Qianyu tanpa sadar mundur selangkah dan menjaga jarak dengan Xiao Jiuyuan.

Tetap dekat dengannya tampaknya telah memengaruhi pemikirannya.

Melihat bagaimana Yun Qianyu bertindak, Xiao Jiuyuan mengangkat alis dan berkata tanpa emosi, "Bawa aku ke tempat tinggalmu."

Ternyata Xiao Jiuyuan berhenti karena tidak tahu dimana dia tinggal.

Yun Qianyu mengangguk, lalu menghela nafas lega.  Dengan cepat, dia pergi ke depan dan memimpin Xiao Jiuyuan.

Xiao Jiuyuan mengikutinya dan segera mereka tiba di Paviliun Bambu Hitam.

Keduanya memasuki taman dan tidak berbicara sama sekali di sepanjang jalan.

Setelah mereka tiba, Xiao Jiuyuan duduk dengan nyaman, sementara Yun Qianyu berdiri dengan patuh.  Dia tidak tahu apa yang diinginkan pria ini darinya, jadi dia pikir dia lebih baik bersikap untuk saat ini.

Xiao Jiuyuan menatap Yun Qianyu dengan dingin.  Dia kurus seperti tiang bambu dan memiliki wajah yang tidak rapi.

Satu-satunya hal yang bisa dilihatnya pada wanita ini adalah kecerdasannya.

"Pangeran ini telah berkata sebelumnya, bahwa kau harus mengatasi masalahmu dan tidak melibatkan aku," kata Xiao Jiuyuan tegas dengan suara seraknya.

Yun Qianyu segera mengangguk, “Ya, aku tidak ingin mengganggu Yang Mulia.  Adapun kejadian ini, itu kecelakaan.  Aku tidak menyangka mereka akan memanggil Yang Mulia. "

Xiao Jiuyuan mengangkat tangannya dan mengetuk meja.  Di bawah lengan bajunya yang lebar, tangannya ramping dan sempurna, seperti sebuah karya seni.

Dari ujung kepala sampai ujung kaki, pria ini tidak memiliki ketidaksempurnaan.

Yun Qianyu mengutuknya dalam diam tapi dengan cepat pergi menuangkan segelas teh untuk Xiao Jiuyuan.  Sikapnya benar-benar berubah;  dari dingin menjadi penurut.