15. Tentang Bali

126 19 22
                                    

"Terkadang kita lupa bahwa manusia bisa berubah karena sebuah takdir yang membuat seseorang terpaksa berubah mengikuti alur takdir."

***

Jeffri akhirnya pulang ke villa tempat ia menginap bersama rekan kerjanya yang lain. Dengan pakaian yang berbeda dengan semalam, ia berjalan masuk ke dalam. Natasha yang memang menunggu kedatangan laki-laki itu sejak semalam langsung bangkit kala matanya menangkap sosok Jeffri yang baru saja datang dengan pakaian berbeda dari semalam.

"Pak Jeffri," panggil Natasha menghampiri Jeffri.

Jeffri menoleh ke arah Natasha. "Apa semua baik-baik saja? Kamu semalam pulang dengan selamat?"

"Iya Pak, tapi Pak Jeffri? Apa Pak Jeffri baik-baik saja? Semalam Pak Jeffri tidak pulang ke sini, bahkan pagi ini mereka bertanya kepada saya Pak Jeffri kemana." Sejujurnya Natasha khawatir kepada Jeffri, namun dia sebisa mungkin menahan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.

"Semalam saya menginap tempat teman saya, maaf jika kamu atau yang lain khawatir karena saya belum kunjung pulang. Saya tidak bermaksud," ujar Jeffri.

"Iya Pak, sekarang Pak Jeffri mau istirahat atau kerja?" tanya Natasha.

"Saya ke kamar dulu nanti saya temui kamu ya," putus Jeffri.

"Baik Pak."

Entah hanya perasaan Natasha atau memang benar, Natasha seperti melihat bercak kemerahan di leher Jeffri sebelah kanan. Natasha mendadak khawatir, takut-takut semalam Jeffri bertindak yang tidak-tidak. Dia ingin bertanya sejak tadi, namun ia urungkan karena tak berani.

"Kak Jeff gapapa 'kan? Tidak ada yang luka 'kan? Semoga saja tidak."

***

"Saya tau kalau kamu ingin ke pantai Kuta," ujar Jeffri sambil menatap hamparan pasir dan laut yang terlihat indah di mata.

Tadi, saat Jeffri pergi ke kamarnya sebentar, ia langsung menghampiri Natasha untuk bekerja kembali. Natasha juga memberikan dokumen yang tadi dititipkan. Hampir dua jam berlalu sampai akhirnya pekerjaan itu selesai.

Namun, tiba-tiba Jeffri mengajak Natasha untuk jalan-jalan. Natasha awalnya menolak karena merasa tidak enak. Namun pada akhirnya Jeffri memaksa dan berakhir di sini, di pantai Kuta yang indah.

"Pak Jeff, sebentar lagi kita 'kan pulang ke Jakarta, bagaimana kalau kita mengambil foto bersama?" usul Natasha.

"Kamu dan saya berfoto?" tanya Jeffri.

"Iya, ya ... kalau Pak Jeffri mau, kalau tidak, ya saya enggak akan memaksa Pak," ujar Natasha.

Jeffri terkekeh pelan. "Siapa bilang saya tidak mau? Lagipula ya Natasha kamu itu seperti teman saya, entah kenapa akhir-akhir ini, kita sepertinya semakin akrab dan dekat, bukan?"

Natasha memalingkan wajahnya karena merasa malu. "Sepertinya."

"Jadi sebagai teman, saya mau foto dengan kamu."

Natasha menoleh ke arah Jeffri dengan wajah terkejut. "Beneran Pak?"

Jeffri mengangguk kecil lalu tangannya secara refleks mengacak rambut Natasha. "Kamu memang hobi memasang wajah terkejut ya?"

Mellifluous [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang