30. 03 November

86 16 4
                                    

“Level tersulit jujur itu ketika kita berusaha untuk memberitahukan sebuah kebenaran dari kekurangan kita pada dia yang kita cintai.”

***

Hari ini persiapan makanan di rumah Natasha sudah habis, tidak terasa satu bulan telah berlalu setelah Natasha menghadiri acara pernikahan Dhea dan Johnny. Ternyata makanan di kulkas Natasha sudah habis, ia baru menyadarinya.

Natasha memakai setelan sederhana. Celana kulot hitam dan kaos putih polos dengan paduan jaket kulit hitam yang menempel dibahunya. Rambutnya ia cepol. Wajahnya juga tak memakai polesan makeup sedikitpun, hanya sedikit lip tint merah muda di bibir.

Natasha keluar dari rumahnya. Berjalan menjauhi kawasan rumahnya. Sambil melihat langit yang sepertinya terlihat begitu cerah hari ini. Senyum Natasha mengembang. Hari minggu kali ini benar-benar menyenangkan. Berjalan sambil olahraga pagi untuk membeli bahan-bahan makanan di pasar terdekat di kawasan rumah Natasha.

Namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat motor besar berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Yang mengendarainya adalah seorang laki-laki. Tubuhnya sangat pas ketika ia mengendarai motor itu. Lelaki itu memakai jaket denim biru dongker dengan kaos hitam polos sebagai dalamannya. Celana jeans biru muda dan sepatu convers putih.

Kening Natasha mengernyit bingung. Dia tidak mengenal siapa pemilik motor besar ini yang tiba-tiba berhenti di depannya. Melihat juga tidak pernah sama sekali.

"Siapa sih?"

Lelaki itu hanya diam di hadapan Natasha. Karena Natasha ingin berbelanja bahan-bahan makanan dengan cepat maka dia menggedikkan kedua bahunya lalu berjalan menyamping untuk melewati motor itu.

Namun tiba-tiba tangannya dicekal oleh pengendara motor besar itu. Lantas Natasha menoleh dengan wajah kesal.

"Apaan sih?!" Natasha menarik tangannya.

"Sembarangan sentuh-sentuh orang! Kenal juga enggak!" sinis Natasha sambil memasang wajah marah.

Lelaki itu membuka helmnya, setelah membuka dan menaruhnya di stang motor, dia mengusap rambutnya ke belakang, lalu menatap Natasha yang sekarang sudah mematung dengan ekspresi wajah termangu.

"Kak Jeffri?!"

Jeffri tersenyum melihat ekspresi lucu gadis itu. Mukanya yang mangu dengan mulut terbuka sedikit. Tak lama, suara kekehan dari bibir Jeffri terdenger. Suara baritonnya mengudara masuk ke telinga Natasha.

"Galak banget," sahut Jeffri.

Natasha langsung mengerjapkan kedua matanya. "Kak Jeffri?"

Masih terkejut sepertinya Natasha. "Kaget banget ya?"

Natasha gelagapan. "Enggak juga sih ... cuman, bingung aja gitu."

"Gak biasanya 'kan Kak Jeffri naik motor begini."

Jeffri manggut-manggut. "Iya memang. Lagi pengen aja gitu."

"Oh iya, kamu mau kemana?" tanya Jeffri.

"Ke pasar, bahan makanan di rumah abis, Kak," jawab Natasha.

Mellifluous [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang