06. Tulisan Natasha

152 22 2
                                    

"Bagaimana aku bisa melupakan rasa ini, jika kamu saja terus berada di dekatku."


***

Malam ini Natasha harus bergulat pada berkas-berkas dan benda besar bercahaya di depannya. Jika dipikir-pikir, ini pertama kalinya ia kerja lembur dalam hidupnya. Biasanya hanya belajar mata pelajaran sekolah ataupun musik pada saat sekolah dulu.

Mata Natasha sudah sedikit terpejam. Sebenarnya ia ingin izin pulang karena merasa tak bisa kerja lembur. Matanya mulai terasa ngantuk sekarang. Sekarang jam dinding menunjukkan pukul 12 malam. Natasha yang biasanya tidur pukul 10 malam pun tak yakin akan bisa mengerjakan tugasnya ini.

"Haduh ... gara-gara mau ada acara di Bali, semuanya harus lebih cepat. Kalau gini terus sampai seminggu ke depan, apa tidak bengkak mataku nanti," gerutu Natasha.

"Ah ... di sini 'kan ada kopi, kenapa aku tidak membuatnya saja? Bodoh kau Natasha, harusnya daritadi," ujarnya pada diri sendiri.

Tubuh gadis itu bergerak bangkit dari tempat duduknya. Membuka knop pintu dan berjalan dengan suara ketukan high heels yang ia gunakan.

Masuk ke dalam dapur Perusahaan dan tak sengaja bertemu karyawan yang kebetulan ada di tempat itu juga.

"Eh Nona Natasha, mau saya buatkan kopi juga?" tanyanya ramah.

Natasha tersenyum manis. "Tidak usah, biar saya aja, kamu kembali saja duluan."

"Beneran tidak apa-apa kok, saya buatkan saja ya?" tanyanya lagi lalu bergerak mengambil satu gelas untuk kopi Natasha.

"Yaudah kalau kamu mau, terima kasih ya," ucap Natasha.

Karyawan perempuan yang pernah menyuruhnya masuk ke ruang Jeffri dahulu memang terkenal ramah dan sopan pada siapapun.

Tak butuh waktu lama, kopi buatannya pun sudah siap.

"Nih No—"

"Maaf memotongnya, kamu panggil aku Natasha saja, kita berbicara biasa saja, jangan sungkan," ujar Natasha.

"Ah tapi ...," ucapnya tampak berpikir.

"Tidak apa-apa, jangan karena aku sekertaris Pak Jeffri kamu jadi terlalu sungkan dengan aku," ujar Natasha yang tampak paham dengan arah jalan pikiran wanita di depannya.

***

Natasha berjalan sembari meminum sedikit kopi yang dibuatkan karyawan perempuan tadi. Jalannya sedikit memelan karena rasa letih bekerja seharian.

Sejak tadi sore, Dhea sudah menerornya dengan menelpon berulang kali, padahal Natasha sedang ada rapat dengan Jeffri dan atasan lainnya.

Di saat-saat begini, Natasha jadi rindu almarhum Ibunya. Biasanya Ibunya yang selalu bersikap seperti itu, namun sekarang tak ada lagi panggilan darinya.

Sebuah suara menghentikan lamunan Natasha sejenak.

"Kamu tidak membawa kopi buat saya juga, Natasha?"

Natasha membalikkan badan dan matanya membelalak kaget. Terkejut karena Jeffri berdiri sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana hitamnya.

Mellifluous [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang