24. Tujuan Ke California

106 19 24
                                    

"Terkadang, manusia suka lupa mengenali dirinya sendiri."

***

"Sekali lagi makasih Kak Jeffri," ujar Natasha sembari menatap mata coklat Jeffri.

"Emm ... besok sebenarnya, saya dan kamu harus ke California untuk urusan pekerjaan. Kita ada kunjungan dengan beberapa CEO asing di sana. Tapi melihat kondisi kamu, sepertinya saya harus pergi sendirian saja," terang Jeffri menjelaskan. Sebenarnya Jeffri sedikit tak rela hati mengatakan hal ini. Entah kenapa.

Natasha bimbang kala mendengarnya. Ia bimbang harus kekeh tetap ikut atau memilih menjauh dengan berdiam diri di rumah dengan alasan sakit. Tapi, sekali lagi, perasaan tidak bisa berbohong.

"Enggak Kak, saya gak apa-apa kok. Malem ini saya bakalan bersiap buat besok," ujar Natasha.

Jeffri menggeleng. "Jangan, kamu sedang sakit Natasha. Nanti kalau kamu ikut pergi, kondisi tubuh kamu akan tambah parah, dan saya gak mau hal itu sampai terjadi."

"Enggak kok Kak, saya beneran gak kenapa-kenapa. Percayalah, saya hanya merasa lelah sedikit saja," ujar Natasha.

Jeffri membuang napasnya. "Kamu sangat keras kepala sekali."

Natasha terkekeh pelan. "Bukan begitu Kak, saya hanya ingin menjalani tugas saya."

"Aku gak mau Kak kalau kamu ke tempat aneh-aneh di sana. Aku bakalan jagain kamu."

"Tapi saya gak bisa janji. Kalau besok kamu masih gak enak badan, akan tetap saya larang," tegas Jeffri.

"Besok memangnya kita berangkat jam berapa Kak?" tanya Natasha.

"Sore kita berangkat, pukul 4 lewat 15 menit. Besok tidak usah ke Perusahaan, kamu istirahat saja sampai saya datang untuk menjemput kamu," jelas Jeffri.

"Kak Jeffri jemput saya? Aduh ... gak usah Kak, saya beneran gak apa-apa kok," tolak Natasha tak enak.

Jeffri menyatukan kedua alisnya. "Memangnya kalau kamu sehat, saya gak akan jemput kamu?"

Natasha diam saja. Bingung harus menjawab apa.

"Kamu tidak mau menyuruh saya masuk? Kita sejak tadi berbicara di depan pintu begini," protes Jeffri.

"Ah ... Kak Jeffri mau masuk?" tawar Natasha. "Tapi ... bukankah ini sudah larut malam Kak?"

Jeffri mengecek arloji di tangannya. Dan memang benar, sekarang sudah pukul 10 malam. Matanya kembali menoleh ke Natasha. Sebenarnya ia masih ingin menetap di sini. Menemani gadis di depannya ini. Entah kenapa sejak pulang dari Bali, Natasha selalu suka memenuhi pikiran Jeffri. Apalagi melihatnya sedang sakit seperti ini. Dia sendirian di rumah, jujur saja Jeffri khawatir kepadanya.

"Dhea tidak ke sini?" tanya Jeffri.

"Enggak, memangnya kenapa?" tanya balik Natasha.

"Kamu sedang sakit, dan sendirian juga. Saya ... saya- ah bagaimana kalau kamu menginap di rumah saya malam ini?"

***

Natasha menutupi wajahnya dengan bantal tidurnya. Kakinya bergerak di atas ranjang dengan beberapa hentakan yang kuat. Teriakan dari mulutnya terdengar nyaring bahkan sekarang ia mencoba menahan gejolak di dalam hatinya yang sedang berdebar-debar.

Mellifluous [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang