11. Bali Dan Ceritanya

121 17 6
                                    

"Cinta sebenarnya mudah dimengerti, jika kamu memang benar-benar mengenalinya."


***

Minum es kelapa saat siang hari memang sangat enak, apalagi cuaca panas di Bali yang sangat dahsyat sekarang ini.

Natasha dengan pakaian yang mini berwarna coklat muda sedang duduk santai di atas kain yang diikat di antara pohon kelapa hijau yang indah. Sambil menikmati posisi tidurnya sekarang, mulutnya mulai menyedot air kelapa di dalam buah kelapa yang ia beli tadi dekat villa.

"Hahhh ... enak banget begini, rasanya kayak dingin nih tenggorokan, padahal cuaca panas banget," ujar Natasha.

Jeffri baru saja keluar menggunakan baju kaos putih dan celana kain kulot bermotif batik bali berwarna coklat tua. Jeffri ingin mengambil beberapa gambar di sekitar villa-nya. Siapa tau ada beberapa tempat yang bisa ia jadikan tempat kerja bersama Perusahaan Aldavaro.

Namun mata Jeffri tak bisa berbohong bahwa sekarang kini ia malah menatap Natasha yang asik berjemur di bawah sinar matahari dengan sebuah es kelapa. Jeffri yang niatnya ingin jalan-jalan sambil memotret pun terhenti dan malah berjalan mendekati sekertarisnya itu.

Natasha masih belum sadar bahwa Jeffri sudah ada di sebelah kanan dirinya. Dia tetap menikmati es kelapa itu sambil memejamkan kedua matanya di balik kacamata hitam miliknya.

"Ya Tuhan, nikmat mana yang kau dustakan lagi? Ini enak banget ya ampun," ujar Natasha bahagia.

"Lagi, kamu tidak membawakan saya sesuatu yang nikmat bagi saya, Natasha," sahut Jeffri sambil bersedakap dada.

Natasha pun terpelonjat kaget. Hampir saja tubuhnya terjatuh bila ia tak cepat menyeimbangkan kembali tubuhnya itu. Natasha membuka kacamata hitamnya sambil tersenyum canggung pada Jeffri.

"Eh ... Pak Jeffri ... maaf Pak, tadi saya dapet ini juga gak sengaja," ujar Natasha sambil menunjuk es kelapanya. "Saya juga gak tau kalau Pak Jeffri suka ini apa enggak. Tadi ada niatan mau beli, tapi takut Pak Jeffri malah gak suka. Kayak kejadian kemarin pas sarapan, saya hanya ingin Pak Jeffri nyaman sama apa yang Pak Jeffri inginkan saja."

Jeffri tersenyum sambil menyipitkan kedua matanya karena cuaca begitu panas. "Apapun yang kamu kasih, saya yakin itu pasti enak dan tidak berbahaya. Lagipula nyaman atau tidak nyaman itu tergantung kamu sendiri Natasha. Kalau kamu emang nyaman yaudah kamu lakukan, kalau tidak yaudah jangan."

"Maaf Pak, tapi ... saya gak paham sama bahasa, Pak Jeffri," ujar Natasha.

Jeffri tertawa merdu dengan suara beratnya. Bahkan saat tertawa saja, suaranya begitu indah. Ada sedikit kecanduan tersendiri kala Natasha mendengarkan suara berat Jeffri.

Natasha menatapnya dengan lembut dan penuh cinta saat Jeffri masih tertawa terbahak-bahak. Hingga akhirnya Jeffri menyadari tatapan Natasha yang berbeda dari sebelum-sebelumnya.

"Kenapa tatapan Natasha begitu hangat padaku?" batin Jeffri.

***

"Wah sayang ... kamu memang terbaik! Lihat saja hotel ini, bagus banget!" seru Roseana.

Mata Roseana tak henti-hentinya menatap sekeliling hotel Kuta yang  ia tempati dalam beberapa hari kedepan ini. Juneya merasa bahagia kala melihat kekasihnya itu juga bahagia.

Mellifluous [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang