44. Paris Dan Ceritanya

102 11 7
                                    

“Setiap langkah yang kita lalui bersama, terasa begitu menyenangkan dan begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Setiap langkah yang kita lalui bersama, terasa begitu menyenangkan dan begitu cepat. Kenangan-kenangan yang akan menjadi sebuah memori indah ini akan selalu terbayang pada isi kepalaku. Dimana kita berjalan berdampingan di indahnya malam dan semilir angin.”

***

"Wahhh!"

Natasha speechless! Pemandangan di depannya begitu indah. Menara Eiffel yang berada tepat di depan balkon kamarnya terlihat mengagumkan dan bercahaya terang! Lampu-lampu berwarna kuning yang menerangi malamnya Paris membuat decak kagum Natasha meningkat tak karuan. Natasha suka banget sama hal-hal warna-warni dan juga bercahaya.

Jeffri baru saja keluar dan melihat Natasha begitu senangnya menatap pemandangan malam di Paris. Mereka menginap di Hotel Dequenes, Paris.

"Hei," sapa Jeffri sambil berdiri di samping Natasha.

"Kak! Ini bagus banget! Liat!" pekik Natasha sambil menunjuk ke arah Menara Eiffel yang bercahaya itu.

"Kamu suka? Mau keluar sebentar terus jalan ke sana?" tawar Jeffri.

Natasha langsung menoleh dengan cepat. "Memangnya boleh??"

Jeffri terkekeh pelan lalu mengelus kepala Natasha. "Boleh dong sayang, memangnya siapa yang larang?"

Natasha cemberut lalu memilin tangannya. "Bukan gitu, kita 'kan baru dateng, tadi aja kamu abis beresin koper, aku gak boleh bantu. Masa se---"

"Sttt ...," bisik Jeffri memotong ucapan Natasha.

"Jangan bawel, ayo kita keluar, pake mantelnya ya," ajak Jeffri lalu menarik pelan tangan Natasha.

Akhirnya mereka keluar dengan berjalan kaki. Dari Hotel Dequenes ke Menara Eiffel hanya berjarak 23 km saja.

Tangan Jeffri menggenggam tangan Natasha dengan erat dan lembut. Kepalanya sebentar-sebentar menoleh dan menatap dalam Natasha yang terus menerus menatap beberapa tempat yang bagus dengan decakan kagum dari mulutnya.

"Kak Jeffri," panggil Natasha.

"Iya?" jawab Jeffri sambil menatap lurus ke depan.

"Kamu adalah suami paling terbaik," ujar Natasha dengan pelan. "Aku bahagia banget, kita pergi berdua, jalan-jalan di tengah malam dengan berbagai ornamen lampu malam yang indah, terus kamu genggam tangan aku dengan erat. Rasanya, ini kayak mimpi yang belum bisa aku terima. Melakukan sampai sejauh ini sama kamu, rasanya kayak masih angan-angan aku dulu. Enam tahun berlalu begitu cepat sampai akhirnya takdir membawa aku ke kamu. Dari dulu, aku sering berangan-angan tentang kayak gini. Gak nyangka aja bisa jadi kenyataan."

Mellifluous [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang