❗️PERHATIAN KONTEN SENSITIF ❗️
Harap bijak ketika membaca ☺###############################
"Perihal cinta itu rumit, antara memilih mengikuti arah perasaan atau logika."
***
Jeffri menatap sekelilingnya yang begitu ramai dan juga berisik. Dengan langkah pelan ia berjalan mendekati BAR klasik. Duduk di tepi mejanya sambil menopang dagu. Seorang perempuan muda nan cantik datang sambil menawarkan minuman. Namun Jeffri menolaknya dan mengatakan dia ingin pergi ke tempat khusus yang telah Johnny pesan untuknya.
Setelah mengetahui letaknya dimana. Jeffri langsung bangun dan berjalan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri. Penerangan berwarna biru dongker yang pekat. Alunan musik klasik yang sangat memabukkan dan menghayutkan. Jeffri duduk di kursi dekat jendela besar yang sedang dijaga oleh seorang wanita berpakaian minim.
"Permisi, apa ini tempat JF?" tanya Jeffri pada wanita itu.
Wanita itu menoleh lalu mengangguk pelan sambil tersenyum. "Iya Tuan, apa ini tempat Tuan sendiri?"
"Iya. Kalau begitu saya bisa duduk 'kan?" tanya Jeffri dengan maksud mengusir wanita itu.
Wanita itu tersenyum karena paham situasi. Bokongnya ia angkat untuk berdiri. "Jika Tuan butuh teman, Tuan bisa panggil saya. Nama saya Bila."
Jeffri berdeham pelan. "Iya."
Setelah ditinggal sendirian. Jeffri memanggil pelayan untuk datang. Jeffri memesan minuman beralkohol dengan tingkat 50 persen. Setelah memesannya, ia kembali memandangi tempat ini.
Matanya tak sengaja menangkap seorang pria paruh baya. Umurnya terlihat sama seperti Papa-nya. "Sudah tua tapi masih saja bertingkah."
Dalam situasi seperti ini, Jeffri berharap bahwa ia bisa menenangkan isi kepalanya untuk sementara. Tapi nyatanya tidak. Pemikirannya masih berantakan. Hatinya juga masih bergelut kesal entah karena apa.
Jeffri sejujurnya sudah mengikhlaskan mantan kekasihnya itu, Roseana. Walau saat di awal ia belum rela atas semua yang Roseana lakukan padanya. Tapi ia sadari satu hal, bahwa cinta tidak akan bisa bertahan untuk selamanya. Dia tidak abadi.
Jeffri mendesah panjang sambil mengacak rambutnya gusar. "Sial! Kenapa aku jadi begini sih? Tidak tenang sama sekali."
Selintas ucapan gadis yang baru saja ia anggap sebagai temannya itu terputar di dalam kepalanya.
"Tapi Pak, setiap masalah yang Tuhan sediakan ke manusia. Tuhan pasti sudah memprediksi siapa yang benar-benar baik untuk kita maupun yang benar-benar tidak baik untuk kita. Ya, perasaan memang salah satu bagian yang selalu membuat kita lemah tak berdaya. Tapi Pak, takdir tak pernah sesuai dengan pemikiran dan keinginan kita. Takdir selalu membuat manusia kebingungan dan keheranan. Ada yang terlihat baik tapi sebenarnya tidak baik. Ada yang terlihat tidak baik tapi sebenarnya baik. Kita tidak bisa menjamin seseorang atau waktu. Seseorang bisa berubah kapan saja tergantung keadaan yang membawanya berubah ataupun keinginannya untuk berubah. Waktu juga tidak bisa mendasari seseorang itu mau seberapa kita mengenalnya atau seberapa sering kita bersama. Waktu tidak bisa menjamin takdir untuk benar-benar bersama. Pada akhirnya perasaan membuat manusia lemah atas semuanya. Dan menumpahkan berbagai bentuk emosional. Tapi Pak, jika kita terlalu lama larut dalam lautan emosional dan melupakan beberapa bagian penting di lain ruangan yang penting di hidup kita. Kita akan perlahan-lahan kehilangan semuanya. Karena emosional itu membuat kita jadi egois dengan melupakan beberapa faktor yang penting dalam hidup kita. Kecewa boleh, bersedih boleh, marah boleh, tapi ingat Pak, sesuatu yang terlalu lama dan berlebihan, bisa membuat dampak buruk juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous [Completed✔️]
RomanceKisah ini berawal dari Natasha Zaylee yang terpikat oleh pesona suara Jeffri Deindan Aldavaro. Suaranya yang berat dan maskulin bak Pangeran membuat hati Natasha berdesir hebat. Dia benar-benar jatuh cinta pada laki-laki itu. Enam tahun berlalu, ny...