- 1 -

3K 114 2
                                    

5 Tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 Tahun lalu.


Aku terbangun oleh suara alarm yang berasal dari ponselku di lantai. Aku dengan cepat bangkit dan mematikan nada menyebalkan yang berasal dari kolong meja di pojok kamarku.

Tips nomor satu agar kau bisa bangun pagi adalah, dengan memasang nada yang paling kau benci. Setidaknya kau akan memiliki motivasi untuk membuka mata dan mematikannya.

Tips nomor dua, letakkan alarmmu -atau dalam kasusku, ponselku- cukup jauh agar kau bisa bangkit untuk mematikannya, tapi terdengar cukup jelas dari tempatmu tidur. Paham kan maksudku?

Aku menekan tombol 'matikan' di ponselku berulang kali. Jangan salahkan kesabaranku, aku orang yang cukup sabar kok. Masalahnya ponselku sudah cukup berumur dan minggu lalu ia jatuh ke dalam ember berisi air. Alhasil beberapa tombolnya agak sulit ditekan, speakernya tidak berfungsi dengan baik dan suaranya jadi cempreng.

Setiap kali ia bersuara aku bergegas mematikannya. Entah karena suara cemprengnya terdengar menyebalkan. Atau... menyedihkan. Jika ponselku berupa manusia, ia layaknya orang yang sedang sakit tenggorokan, yang jika bersuara membuatmu sangat kasihan padanya.

Eep, stop right there...

Tidak boleh ada keluhan hari ini...

Karena hari ini adalah hari yang paling aku nantikan. Hari besarku. Pintu gerbang yang akan membebaskanku...

Hari ini adalah hari kelulusanku, aku akan memberikan pidato sebagai lulusan terbaik dan mengenakan pakaian yang aku jahit sendiri.

Aku tidak yakin itu terdengar hebat atau malah menyedihkan bagimu, tapi aku cukup bangga pada hasilnya. Jika ibuku masih disini ia akan melakukan hal yang sama, tapi tentu saja ia akan membuat yang lebih cantik dari yang bisa aku buat. Tapi karena 24 jamku harus dibagi dengan bekerja, belajar dan tidur, maka mini dress ini cukup membuatku bangga. Semalam aku baru menyelesaikannya, memberikan sentuhan terakhir berupa manik manik menyerupai berlian yang kubeli online. Tentu saja itu berlian palsu, duh!

Aku membuka pintu kamarku pelan dan mengintip, keadaan rumah tampak sepi. Rumah masih cukup rapih. Terlalu rapih malah sampai aku curiga ada sesuatu yang salah.

Tidak ada pakaian dalam teman wanita Carlos di sofa atau lantai, tidak ada botol minuman bertebaran, meja tempat Carlos biasa main poker masih bersih. Aku langsung menuju dapur dan meminum segelas air, lalu menatap jam di dinding.

Satu jam lagi aku harus bekerja, hari terakhirku bekerja paruh waktu. Setelah hari ini mereka akan menggajiku seperti karyawan biasa sampai waktunya nanti pindah ke asrama kampus. Yeay!

IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang