kita soulmate? | Michaeng ✅

Chapter 9 - Lahan yang tenang

"jadi.. saya bertemu dengan Chaeyoung... padahal tidak ada janji untuk bertemu disana"

Nayeon terkekeh, "ㅋㅋㅋ, menurutku dia ditakdirkan untuk menjadi temanmu, bersenang-senang lah, putri"

"Mungkin? hahah, bye! Sampai jumpa lagi" Mina berjalan kembali ke toko buah.

---

"Tolong terima hadiah ini, saya ga nerima tidak sebagai jawaban, makanlah dengan baik demi kandunganmu" Chaeyoung memberi Sana pouch yang penuh dengan koin emas dan perak.

"Omo! Aku pasti sangat beruntung menjadi teman rahasiamu, hahah dan ini paketmu, princess" Sana membagikan sebuah keranjang.

"terima kasih!" Chaeyoung tersenyum dan mengambil keranjang kecil yang berisi stroberi dan beberapa buah anggur.

Mina datang, "Chaeyoung, apakah kamu masih ingin pergi ke sana? Jika tidak aku akan pulang"

Chaeyoung langsung menyeringai gembira, "Ya, tentu saja, Ayo pergi! bye Jeong bye Sana!"

Jeongyeon dan Sana melambaikan tangan mereka, "sampai jumpa! Jaga diri ya kalian berdua!" Mina tersenyum dan juga melambaikan tangannya.

.

.

Chaeyoung mengayunkan keranjang saat mereka berjalan melalui jalan dekat lahan kosong, "apa itu?" Tanya Mina.

"ini?" Chae mengangkat keranjangnya.

"iya,"

"saya membeli ini dari Sana, setiap minggu saya mengunjunginya sekali hanya untuk ini,"

Pecinta stroberi  yang terobsesiㅋㅋㅋ
"ooh,"

"ㅋㅋㅋ" Chaeyoung meletakkan keranjang di lantai kayu, mereka melepas topi mereka, dan duduk di dekat pintu, menatap tanah kosong.

"uhm,, apakah kamu merindukan ibumu?" Mina duduk di sampingnya.

"setiap hari.." Chae hanya tersenyum pada halaman rumput yang kosong.

:(
"apakah menghabiskan waktu di sini akan membantu?" Tanya Mina.

"iya" Chaeyoung membuka keranjang, dan mengambil strawberry, "buka mulutmu, Aaa" dia menawarkan strawberry untuk Mina.

"saya bisa mengambilnya sendiri" tangan Mina mengarah ke keranjang.

"yah! buka saja mulutmu,ㅋㅋ" Stroberi ada di depan wajah Mina.

Mina bengong sebentar lalu membuka mulutnya dan memakan stroberi itu, "terima kasih ..."

Chaeyoung tertawa kecil, "sama sama",

Mereka berdua terdiam, tidak melakukan apa-apa selain memandang kosong di depan mereka sambil mendengar kicauan burung dan merasakan angin dingin bertiup di sekitar mereka.

Tempat ini sangat tenang

Chaeyoung menyandarkan kepalanya di bahu Mina, "disini terasa tenang, kan?"

Dia bisa membaca pikiranku?
"iya ..." kata Mina.

"Selamat malam" Chaeyoung bercanda dan pura-pura menutup matanya.

"Eh, eh, bahuku bukan bantal" Mina menggoyangkan bahunya, itu membuat Chaeyoung reflek memeluk lengan Mina agar kepalanya tidak jatuh, 

"ㅋㅋㅋ, aku hanya bercanda" kata Chaeyoung.

Mina merasa geli karena dia hampir tidak pernah menyentuh siapapun atau melakukan skinship apapun, Chaeyoung adalah satu-satunya yang pernah dekat dengannya selain keluarganya tapi sejak kecil dia tidak benar-benar melakukan skinship seperti yang dilakukan Chaeyoung, seperti terus menyeret Mina entah kemana. memegang tangannya, pelukanan yang tiba-tiba, ciuman pipi juga. Mina merasa sedikit tidak nyaman tapi dia tetap membiarkan Chae di pundaknya.

Mina berhasil mendapatkan pertanyaan setelah terdiam beberapa menit, "Umm, saat aku kembali ke rumah, apa yang akan kamu lakukan?"

"merindukanmu" kata Chaeyoung dengan volume kecil.

Apa ... ?? apa yang baru saja dia katakan !?

aku tidak salah dengar kan?

Mina merasakan sesuatu yang hangat dari pipinya, pelakunya si Chaeyoung, dia mendaratkan ciuman di pipi Mina. Bom di dalam hatinya terasa akan meledak, Mina berteriak di dalam hati 'Ya Tuhan, apa yang baru saja terjadi !? ini bukan pertama kalinya dia mencium pipiku!

Ba dump, ba dump,
Detak jantungnya mulai melakukan jogging pagi, Mina hanya bisa menatap kosong ke arah Chaeyoung yang tersenyum seperti orang idiot, "kamu emang suka mencium pipi orang tanpa izin ya?"

"Hahahah, itu biasa saja lho, kamu tidak pernah ya?" Dengan polosnya Chaeyoung hanya menjawab seperti itu.

"jawaban seperti apa itu?" Mina mengerutkan kening.

"Jadi pipi kamu belum pernah dicium ya?? ㅋㅋㅋ" Chaeyoung bertanya canda.

"Orang tuaku pernah ... ketika aku masih kecil" suara Mina agak menghilang, malu.

Chaeyoung tertawa terbahak-bahak, "HahahahaH"

"Apa yang salahnya!?" Mina agak bentak, campuran malu dan tersinggung.

Chaeyoung kaget tapi tetap masih tersenyum seperti idiot, "tenang Mina, maaf aku tidak boleh tertawa seperti itu, hahah, disini itu biasanya, teman-teman saling menyapa dengan jabat tangan, pelukan, ciuman pipi dan banyak lagi, yah bukan untuk para bangsawan sih, aku selalu mengembara di sekitar kota, jadi mereka melakukan itu "

"Kita bangsawan," jawab Mina dingin.

"Uughh, ayolah jangan ngambek, aku tidak akan menertawakan kamu lagi oke, deal?" Chaeyoung mengangkat tangannya untuk berjabat tangan untuk kesepakatan itu.

"apa untungnya buat saya?" Tanya Mina.

"Lain kali kalau aku mencium pipimu, aku tidak akan menertawakanmu"

"eh?" Mina bingung.

"hmmm, jika kamu tidak menyukainya, kamu bisa mengembalikan nya" Chaeyoung mulai terkekeh.

"Eh !?" Mina makin bingung dan tidak tahu harus ngomong apa selanjutnya.

Chaeyoung masih tertawa.

apa? Apa? APA?
"Nayeon sedang menungguku, saya mesti pulang, sampai jumpa" Mina berdiri dan mengambil beberapa langkah, tapi dihentikan oleh tangan Chaeyoung. Mina reflek dan melihat ke belakang.

"kapan kita akan bertemu lagi?" Chaeyoung bertanya, tetapi dia terdengar seperti takut tidak bisa bertemu dengan Mina lagi.

"saya tidak yakin, hmm, tapi saya yakin kalo kita akan bertemu lagi"

"bolehkan saya mengirimi kamu surat?" Chaeyoung bertanya lagi.

"hah? kenapa?"

Chaeyoung berkata dengan lembut, "Aku tadi kan bilang, aku akan merindukanmu"

"T-terserah kamu! sampai jumpa!" kata Mina gugup.

Mina langsung lari begitu dia menyelesaikan kata-katanya dan Chaeyoung hanya tertawa melihat temannya yang lagi ngambek lucu itu melarikan diri.

.

.

.

mungkin aku bisa memanggilmu penguin ngambek