Seminggu telah berlalu, racikan obat untuk memperlambat penyakit sudah tidak begitu membantu lagi, di sisi lain Mina sudah sembuh dari flu. Dia menemani ayahnya setiap hari dan mulai mengkhawatirkan kondisinya.
Dubu masih berlatih sangat keras setiap hari untuk menunjukkan kepada ayahnya bahwa dia bukan Dubu yang malas lagi. Kalau Ratu Myoui, tidak ada yang tahu apa yang dia dapatkan di balik lengan bajunya.
.
.
[ Bilik Raja Myoui ]
"Siapa Di LUAR !? Siapapun! MASUK SEKARANG!"
"Menunggu perintah Anda, Yang Mulia" seorang penjaga masuk dan menundukkan kepalanya.
"Panggil DOKTER SEKARANG!"
"Algesseumnida, Yang Mulia" Penjaga itu membungkuk dan pergi dengan cepat.
.
.
"apa yang bisa saya bantu, Yang Mulia?" Tabib itu masuk dengan kepala menunduk.
"Lihat ini, bukan hanya batuk darah, sekarang hidungku juga berdarah," Raja Myoui menyeka hidungnya dengan saputangan.
Tabib itu terkejut dan melihat ke bawah, takut untuk berbicara yang sebenarnya, "ini sudah tahap terakhir yang terakhir, Yang Mulia, racikan obat tidak bisa membantu lagi..." Dia langsung berlutut dan membenturkan kepalanya ke lantai kayu itu,
"Saya kurang berpengetahuan! Saya tidak bisa mengobati penyakit Yang Mulia! Saya GAGAL sebagai tabib! Saya GAGAL"
Raja Myoui menghela nafas, "Saya sudah tua, penyakit adalah sesuatu yang sangat umum di zaman ini, bukan salahmu Tabib, bangunlah "
"Yang Mulia ..." Dia mulai menangis.
"Sembunyikan air matamu! Saya masih hidup, sekarang minta penjaga membawa HuBaek ke sini"
"Algesseumnida, Yang Mulia" Dia menyeka air matanya dan mengambil nafas dalam-dalam sebelum meninggalkan ruangan.
Raja Myoui membersihkan darah dari wajahnya dan menyembunyikannya semua bukti.
.
.
"Yang Mulia" HuBaek masuk dan membungkuk.
"HuBaek, aku akan menulis surat wasiat, bersiaplah untukku sekarang," kata Raja Myoui.
"Maaf?" HuBaek sama terkejutnya dengan tabib itu.
"Mau saya ulangi lagi?" Raja Myoui menatap tangan kanannya, HuBaek.
"Ah, ya, saya akan menyiapkannya sekarang"
.
.
Raja menulis surat wasiatnya pada gulungan kerajaan dan dicap dengan stempel emas Kuil-Singa yang dimiliki oleh Raja, "simpan dengan aman dan umumkan ini setelah kematianku"
Mata HuBaek membelalak setelah mendengar apa yang dikatakan Raja Myoui. Melihat reaksinya, Raja Myoui hanya menepuk pundaknya,
"Ada apa dengan wajah itu, haha, Saya sudah tua dan akan segera sekarat, ketika ada kehidupan ada kematian bukan? Saya sudah siap menerima takdir"Raja terkekeh.
Hubaek menghela nafas dengan sedih, "Saya pasti akan melaksanakan perintah Anda, Yang Mulia"
.
.
.
Beberapa hari kemudian, Dubu meminta Mina setelah berkebun untuk datang ke kamar ayah, Dia ingin menunjukkan kerja kerasnya dan keringatnya akhirnya sepadan.
Mereka membawa sepasang pedang kayu dan melakukan pertarungan di depan Raja Myoui.
Dubu terkekeh, "Mari kita lihat siapa yang akan menang"
Mina mempersiapkan diri, "Ayo!"
*Tuk*
*Tak*
*Tuk*
*Tuk*
Dia meluncurkan serangan itu dan lebih banyak lagi, Mina menghindari semuanya dengan mudah sekali,
"Cobalah untuk tidak terpaku pada gerakan condongmu, percayalah pada instingmu, Hyung"
"Tss, bagaimana dengan ini?" Dia membalikkan tubuhnya ke arah sebaliknya mencoba menyerang area bawah.
"Cobalah lebih cepat lain kali, itu sangat bisa dibaca olehku" Mina mengelak.
Dia mengerutkan kening dan melangkah mundur, mengangkat pedang kayu dan memikirkan langkah selanjutnya.
"Hyaa!" Dubu mengayunkan ayunan yang kuat meskipun itu dihindari, Dia berputar ke kiri dan ke kanan secepat yang dia bisa, untuk membingungkan Mina, tapi kali ini dia bertindak seperti dia akan menyerang bagian bawah lagi namun dengan cepat mengayun ke atas untuk menyerang tangan Mina.
Mina melompat mundur untuk menghindar dan mengayunkan pedang ke leher Dubu, "hampir kena, hahah"
Dubu tersenyum, "Aku kalah, hehe"
"Tapi kamu benar-benar meningkat pesat, Hyung" Mina memujinya sambil tersenyum.
Raja Myoui terkekeh lemah, "wahh ... uri Dubu sudah dewasa.. dan rajin belajar banyak hal... kupikir gelar malasmu harus dilepas ... Hahahah"
*tertawa
"Ayah? hidungmu.. mimisan" Mina dengan polosnya menatapnya, "Lelah ya? Ayah perlu banyak istirahat"
"ahh ... benar ... Ayah harus istirahat ..." Raja tersenyum pelan padanya.
Mina ingin bantu menyeka darah dari hidung ayahnya, dia mengambil sapu tangan dari meja dan melihat noda darah. Dubu sudah mulai menangis.
"Hyung?" Mina bingung karena kakaknya sangat jarang menangis.
"maaf karena tidak memberitahumu... *isak " Dubu memegangi hidungnya dengan tangannya sambil tersedu.
"Beritahu saya apa?"
*isak "Ayah..."
Mina menatapnya dengan serius sambil menunggu kalimat berikutnya.
BRUK!
"AYAH!!!" Terkejut, keduanya berlari ke arah ayah mereka, Dubu mengangkat sedikit badan Raja Myoui dan memeluknya, "ayah ....*isak
Mina hanya duduk di tanah, bibirnya terbuka dan matanya melebar, dia tercengang dan tidak bisa berkata-kata, dan masih kaget.
"Hyung ... jelaskan padaku, kenapa-"
"Ayah ... memiliki penyakit yang sangat langka yang belum ada obatnya, racikan obat dari Ibu itu hanya untuk memperlambat penyakit nya memperparah..." *isak
Tidak ada obatnya ?? Dengan kata lain akan Mati?? Saya belum memberi tahu ayah ... bahwa Mina sayang Ayah...
Mina menarik pakaian Raja Myoui, "Bangun, Ayah!! Mina tidak mengizinkan Ayah pergi begitu saja! Saya belum mengatakan kalau Mina... s-sa... Sayang sama Ayah!! Jangan tinggalkan kami!"
Mina sekarang sadar, ayahnya benar-benar sudah meninggal, pergi selamanya. Dubu hanya bisa membiarkan air matanya jatuh,
"Dubu juga s-sayang Ayah"
Mina mulai menangis, seluruh tubuhnya terasa lemah. sangat menyakitkan baginya karena hanya mengetahui penyakit itu setelah Ayahnya pergi, tidak mendapat kesempatan untuk mengatakan bahwa sebenarnya dia sangat sayang ayahnya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita soulmate? | Michaeng ✅
Narrativa generalemengapa Mina pikir belahan jiwanya, Son Chaeyoung adalah manusia terburuk yang pernah ia temui? - "kita soulmate? hahah, bullshit" - - - _______________________ »Start [ 5 May, 2019 - SG ] »Fin [ Jan 2020 - SG ] (●'◡'●) _______________________ ...