Chapter 20 - Pergi...

330 48 0
                                    

[ di suatu tempat ]

🌙

Hari telah berganti menjadi malam sewaktu mereka tidak sadarkan diri.

Lengan Nayeon dibungkus dengan kain, kini menjadi merah karena darah dari lukanya. Di belakangnya, Mina terus berkeringat, dia mengalami mimpi buruk dan bangun dalam keadaan kaget, 

a-aku di mana?

mengambil nafas dalam-dalam untuk menstabilkan detak jantungnya yang berdetak kencang. Kepalanya serasa berputar-putar selama beberapa menit, dia baru menyadari ada orang di belakangnya, kursinya digoyang sedikit, "Nayeon-ah, Nayeonnn bangun" bisiknya.

Seorang pria dengan topeng mata hitam khas assassin memasuki ruangan, diikuti oleh beberapa anak buahnya, 

"Bangunkan dia!" perintahnya.

salah satu anak buahnya membawakan ember yang penuh dengan air dan diguyurkan ke Nayeon dengan kuat, membuatnya terbangun kaget.

"Sepertinya kalian berdua akan menghabiskan beberapa hari di sini" Dia menyeringai dan mengangkat dagu Mina, karena guyuran air tadi, rambut Mina juga basah. 

Mina mengerutkan keningnya, menatap pria itu dengan tidak senang, 

"Sayang sekali, ayahmu memperingatkan kami untuk tidak menyentuhmu, sial!" Dia menjilat bibirnya sendiri.

"Apa yang Kamu Inginkan Dari Ayahku !!?" Mina membalas.

"Uuh, Tenanglah sayang, tentu saja sesuatu yang kuinginkan, Hahhah" Dia tertawa sinis.

Mina hanya menatapnya dengan tidak senang.

Dia terkekeh sambil menyeringai, "Kamu memiliki mata yang sangat indah, entah bisakah ku cungkil dan ku santap"

Mina terkejut dengan kata-kata itu dan membuang muka "dia psikopat?"

Dia merasa puas dan terkekeh lagi, "Hahahah, selamat menikmati malammu, bahkan esok hari, ya tergantung gimana ayahmu menyelesaikan ini"

_

Mereka pergi, keheningan mulai menempati ruang itu, Tidak biasanya Nayeon diam sepanjang waktu yang lama dan membuat Mina mulai khawatir, "Apakah lenganmu baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa, putri," Nayeon terdengar lemah.

"Bertahanlah, aku yakin mereka akan segera mengirimkan bantuan" Mina berusaha menghiburnya.

"iya..."

( hening )

"Maafkan aku, putri, aku gagal melindungimu" suaranya menghilang.

"Ini bukan salahmu, Nayeon-ah, jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri" Dia menepuk tangannya yang terikat bersama di belakang punggung.

"iya..."

( hening )

Mereka memejamkan mata, berharap bantuan akan segera datang, hanya bisa berharap meskipun sudah larut malam. Rambut dan pakaian mereka yang basah membuat suasana menjadi lebih dingin dari sebelumnya, menahan rasa lapar di perut mulai keroncongan, yang bisa dilakukan hanya menghela nafas. Saling bersandar di punggung di mana mereka setidaknya bisa saling menghangatkan punggung mereka.

Ayah, mengapa anda belum mengirimkan bantuan untuk kami?

sudah larut .., Ini dingin dan menyengsarakan bagi kita berdua, apa masalah ayah dengan Klan Black Falcon?

( suara dari luar )

( sesuatu jatuh ke tanah )

( pintu terbuka )

"Mohon tenang," kata orang itu.

Mina mengenali suara orang itu meskipun orang itu memakai topeng, "chae..young?"

"tolong jangan bersuara," Dia memotong tali di antara keduanya.

Mina mulai menangis, hatinya serasa terangkat, ia sangat lega melihatnya, berusaha sekuat tenaga untuk tidak bersuara sementara air matanya mengalir deras, ia tidak pernah mengira Chaeyoung akan datang menyelamatkan mereka.

Mata Chaeyoung juga berkaca-kaca, ternyata aku juga cengeng kalo liat kamu menangis, dia juga lega, bisa menemukan dan menyelamatkannya.

"jangan menangis, sayang" Dia mengusap air mata dipipi Mina, Dia segera mengeluarkan jubahnya dari tasnya untuk mereka yang kedinginan.

"Sekarang, kalian berdua ikuti aku" Dia melepaskan jubahnya untuk Mina, karena badan Mina menggigil,

 Chaeyoung mengenakan baju tempur yang cukup tebal untuk menahan suhu dingin ini tanpa jubah luar, Nererri sedang menunggu di luar bersama kuda mereka.

Mereka berdua melihat ke dekat pintu, disitu tergeletak empat penjaga yang tidak sadarkan diri. Dan rumah itu yang terlihat dibangun sementara yang bisa dibuat di mana saja kapan saja, sepertinya dibangun untuk menampung mereka.

Chaeyoung berbicara dengan cepat "kita sudah kehabisan waktu, sekarang naik kuda kalian, pelan-pelan kabur lewat belakang dan secepatnya kembali ke Myoui, dan tolong jangan tanya—

Mina memeluk Chae begitu kuat hingga mereka hampir jatuh, Chaeyoung kaget dan memelukna kembali.

"ya, aku tau..sama-sama," Dia melepaskan pelukannya dan mengecup keningnya dengan lembut "tolong.. pergi atau kita akan mati di tangan mereka,"

"mmhm" air mata masih mengalir dari mata Mina.

"pergi..." Chaeyoung melepaskan tangan Mina dari lengan nya.

Mina dengan sedih menatap Chaeyoung untuk terakhir kalinya dan menaiki kudanya, "ayo pergi ..., Nayeon"

Nayeon menundukkan kepalanya kepada mereka sebagai ucapan terima kasih dan selamat tinggal, sebelum dia pergi sambil memegang lengan kirinya yang masih terluka.

Chaeyoung dan Nerreri menunggu mereka pergi sebelum mereka juga bergegas kembali secepat mungkin sebelum Black Falcon menyadari bahwa Mina dan Nayeon telah menghilang dari ruang sandera.


.


.


.

kita soulmate? | Michaeng ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang