Alhamdulillah, akhirnya bisa up lagi. Doakan saya, ya, semoga bisa terus berkarya. Aamiin.
***
Aini, Cahaya, dan Fitri sedang duduk di kamar sembari berbincang. Tak ada orang lain di kamar, hanya ada mereka bertiga saja.
"Oh iya, Aini, anti jadi ikut tidak lomba tahfidz, tidak?" tanya Cahaya.
"Nah, na'am. Anti jadi ikut, tidak?" sambung Fitri.
Aini kemudian berusaha bangun dari tempat tidurnya untuk duduk. "Insyaa Allah ana mau ikut tingkat satu juz," jawab Aini.
"Maasyaa Allah, ana kagum sama anti, Aini. Ketika santri lain sedang sibuk bercanda gurau, anti malah sibuk dengan hafalan. Itu yang ana suka dari anti," ungkap Fitri.
Cahaya mengangguk pelan. "Na'am, Kak. Ana setuju banget sama perkataan Kakak," sambung Cahaya.
"Ah kalian ini, Aini jadi malu," ujar Aini sembari tersenyum malu.
"Heh Aini, kamu ini lucu sekali," ungkap Fitri.
"Hahaha Aini hiks, bikin ngakak," sambung Cahaya.
Melihat Fitri dan Cahaya tertawa dengan prilakunya, Aini pun jadi ikut tertawa. Padahal, ia tidak mengerti, apa yang ditertawakan mereka tentang dirinya.
"Oh iya. Kak Fitri sama Cahaya juga ikut, tidak?" tanya Aini.
"Iya, insyaa Allah ana ikut," jawab Fitri.
"Ana juga," sambung Cahaya.
"Emm, kalian berdua ikut di tingkat berapa juz?"
Cahaya dan Fitri kemudian bertatapan. "Lihat saja nanti," jawab mereka kompak, dan kemudian mereka tertawa.
"Ah Kak Fitri, sama Cahaya mah."
"Ya sudah, anti lanjut istirahat saja. Nanti kalau sudah waktunya makan, kita bakal bangunkan, kok. " Fitri mengingatkan Aini.
Aini mengangguk. "Na'am, Kak. Kalau begitu, Aini lanjut berbaring dulu, ya."
"Oh iya, semangat untuk kita semua," sambung Aini. Ia memberikan semangat kepada Fitri, Cahaya, dan dirinya sendiri.
Fitri dan Cahaya pun membalas. "Semangat!" ucap mereka dengan tersenyum.
"Kalau begitu, kita ganti baju dulu, ya," Pamit Cahaya.
"Nah, betul. Nanti kita muroja'ah bareng di kamar. Aini jangan lupa, ya, baring nya sembari mengingat hafalannya," pesan Fitri.
"Iya, Kak. Ini Aini baringnya sembari muroja'ah." Ia tersenyum kikuk.
"Ya sudah, kalau begitu, ana Sama Cahaya ganti baju sekolah dulu, ya," pamit Fitri dan Cahaya. Kemudian mereka berdiri dari tempat duduknya.
Aini pun membalasnya dengan anggukan pelan.
***
Setelah melaksanakan sholat dan program menghafal. Semua santri kembali ke asrama. Ada juga yang tetap di masjid, dan ada juga yang bermain di taman, dan lapangan.
"Anggun!" panggil Aisyah, membuat santri yang sedang berjalan menuju taman itu pun langkahnya terhenti.
Ia membalikkan badannya, dan berlari menuju Aisyah berdiri. "Na'am, Kak, ada apa?" tanyanya.
"Tolong panggilkan Aini. Bilang sama dia, bahwa orang tuanya ingin berbicara dengannya melalui telepon."
"Na'am, Kak. Ana segera ke kamar Az-Zahra," jawabnya sembari melangkah pergi meninggalkan Aisyah.
Baru selangkah ia berjalan, Aisyah kembali memanggilnya. "Anggun," teriaknya.
Anggun kemudiaan kembali membalikkan badannya, dan menghadap kembali ke arah Aisyah. "Na'am, Kak, ada apa lagi?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aini Mengejar Impian✔️
SpiritualBlurb: Kisah seorang gadis remaja, pintar, baik, polos, lulusan terbaik pertama di MTs nya. Ketika ingin melanjutkan pendidikan menengah atasnya, ia sangat ingin melanjutkannya di pondok pesantren, dan memiliki impian menjadi hafidzoh Al-Qur'an. Den...