Chapter 8

161 18 4
                                    

Alhamdulillah, akhirnya bisa up juga hehe.
Doain saya ya, semoga bisa terus berkarya, Aamiin.

***

"Aini," teriak seseorang yang menghampiri Aini yang sedang duduk di dalam ruang kelas.

Aini menghadap ke arah suara yang memanggilnya, ternyata itu adalah Cahaya.

"Iya, ada apa, Cahaya?" tanya Aini.

"Jadi, pondok kita akan mengadakan lomba hafidz Qur'an. Apa anti mau ikut?" tanya Cahaya kepada Aini.

Aini bingung harus jawab apa. Sebenarnya ia sangat ingin mengikuti lomba tahfidz tersebut, tapi hafalan juz 1 ia belum terselesaikan.

"Tapi Cay, hafalan Aini masih belum selesai, dan masih banyak yang salah. Sebenarnya Aini sangat ingin ikut, tapi Aini takut nanti nggak bisa melanjutkan ayatnya," jelas Aini dengan wajah khawatir.

"Anti harus percaya diri Aini. Anti ikut, ya? jangan dulu menyerah sebelum mencobanya," ujar Cahaya.

"Aku belum yakin, Cay."

"Anti harus yakin, semangat," ujar Cahaya sembari mengangkat tangan kanannya dan memberikan semangat 45 kepada Aini.

***


Kegiatan menghafal setelah ashar telah selesai. Aini, ia masih duduk di dalam masjid, dan santri lain telah kembali ke asrama.

Aini memikirkan lomba tahfidz per kelas, ia sangat sangat ingin mengikuti lomba itu.

"Apa Aini harus ikut? Benar kata Cahaya, Aini harus mencoba terlebih dahulu," ucapnya pada diri sendiri dengan tangan yang memegang Al-Qur'an dan mukenah yang masih terpasang di tubuhnya.

"Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah mudahkanlah segala urusan hamba. Dan beri hamba kemudahan untuk menghafal Al-Qur'an." Aini menghadap ke atas langit-langit masjid.

Ia keluar dari masjid dengan mata yang tertunduk ke arah tanah, dan berjalan menuju asrama santriwati.

"Assalamu'alaykum," salam Aini dan membuka pintu kamar Az-zahra.

Tidak ada orang di dalam ruangan, mungkin penghuni ruangan sedang bermain di halaman depan asrama, atau nggak, mereka sedang menghafal di taman.

Aini melepaskan mukenah nya dan menyimpan rapi mukenah tersebut di dalam lemarinya.

Aini duduk di atas tikar tempat ia dan teman-temannya tidur. Ia sekarang membuka kembali Al-Qur'an nya dan melanjutkan hafalannya.

Ketika hafalan dia sudah mencapai ayat 102 surah Al-Baqarah, ia sangat merasa kesulitan.

"Ya Allah, kenapa sulit sekali. Beri hamba kemudahan," ucapnya sembari menutup mata.

Sudah berulangkali ia berusaha memasukkan hafalan ini kedalam otaknya, sulit sekali rasanya ayat ini masuk. Bagi Aini, ayat ini sangat sulit.

Aini terus berusaha mengulang-ulang ayat tersebut, tetap aja baginya sangat sulit.

"Ya Allah, kenapa sulit sekali," ucap Aini sembari memukul lantai dengan tangan kanan, dan berbicara dengan gigi yang menyatu.

"Hamba nggak kuat ya Allah." Aini mengeluarkan air matanya. Rasanya sangat sulit menghafal ayat ini.

Ia terus membaca berulangkali ayat tersebut dan mencoba menghafalnya, tetap saja baginya ayat itu sulit menempel di otaknya.

Ia terus menghafal dengan mata yang mengeluarkan air mata, dan tangan yang memukul lantai.

Toktoktok

"Assalamu'alaykum," salam seorang gadis yang memasuki kamar.

Aini memberhentikan hafalannya dengan membaca Shaqallahu adzim dan melihat ke arah pintu.

Ternyata itu adalah Fitri, ketua kamar sekaligus kakak senior Aini.

Fitri yang melihat Aini yang mengeluarkan air mata langsung berjalan dan duduk di dekat Aini. "Anti kenapa nangis?" tanya Fitri.

"Kak, kenapa menghafal itu sangat sulit." Aini kembali mengeluarkan air matanya dengan mata yang menatap ke arah Fitri.

Fitri menarik kepala Aini, dan membiarkan Aini menyandarkan kepalanya ke bahunya. "Semua itu butuh perjuangan Aini. Kesuksesan itu dikejar, dan tidak akan datang dengan sendirinya. Oleh karena itu kita harus sabar dan Istiqomah dalam melakukan sesuatu, termasuk menghafal. Kakak juga pernah seperti Aini waktu kakak awal mondok. Rasanya sangat lelah, bahkan sampai ingin pindah sekolah. Tapi kakak dapat motivasi dari kakak-kakak senior dulu yang sudah tamat. Mereka memberikan motivasi untuk kakak, dan mengembalikan semangat kakak untuk menghafal. Kamu harus kuat dan sabar Aini, karena Allah selalu bersama kita. Pelan-pelan saja, jangan terburu-buru ketika menghafal," jelas Fitri sembari mengelus kepala Aini yang menyandar di bahunya.

Aini mengusap air matanya, dan melepaskan sandarannya di bahu Fitri. "Bismillah, semoga Aini bisa mengejar impian Aini," ucap Aini dengan semangat sembari tersenyum.

Fitri senang melihat Aini kembali semangat, dan tersenyum.

"Terimakasih banyak, Kak. Aini akan berusaha, dan tidak akan menyerah demi impian Aini," jelas Aini dengan menatap ke arah Fitri.

Fitri membalas senyum Aini. "Aamiin. Semangat."

"Oh iya, Kak, kakak nggak ikut lomba tahfidz se lingkungan pondok?" tanya Aini kepada Fitri.

"Niatnya kakak sih, kakak pengen ikut."

"Aini juga pengen ikut, Kak, tapi hafalan Aini kasih belum lancar dan belum khatam 1 juz," jelas Aini.

"Semangat hafalnya. Anti harus ikut," Fitri menyemangati Aini dengan senyum di bibirnya.

"Aamiin. Insyaa Allah Aini ikut, Kak. Aini mau menyelesaikan dulu hafalan juz 1 Aini. Kakak juga semangat." Aini menyemangati kembali Fitri.

"Kalau begitu, Aini lanjut hafal dulu, ya, Kak!"

"Iya, kakak juga mau ambil Al-Qur'an, mau menghafal di Taman. Anti nggak mau ikut hafal di sana?" tanya Fitri.

"Aini di kamar aja, Kak, soalnya sepi, nggak ada yang ganggu, hehe," jawab Aini sembari tersenyum memperlihatkan gigi putihnya.

"Ya sudah, kalau begitu." Fitri berdiri dari tempat duduknya dan mengambil Al-Qur'an nya, kemudian ia keluar kamar dan meninggalkan Aini sendiri dalam kamar.

Aini kemudian melanjutkan hafalannya.
Ia membaca berulang-ulang ayat 102 tadi, sampai melekat dalam otaknya.

Ia terus berusaha membaca dan menghafal ayat tersebut dengan sabar, dan menahan emosinya karena ayat tersebut sangat sulit baginya.

Aini berharap, sebelum lomba itu diadakan, ia telah mengkhatamkan hafalan juz 1 nya dengan hafalan mati.

"Bismillah." Aini menarik nafas dan mengeluarkannya kembali. Ia terus berusaha agar ayat 102 itu benar-benar melekat dalam otaknya.

Author POV

Hayo yang santri, pasti pernahkan nangis gara-gara ada ayat yang menurut kalian sangat sulit. Jika ada, mana suaranya? Wkwkw.

Semangat hafalnya ya, semoga kalian yang bercita-cita menjadi hafidzoh Al-Qur'an tercapai. Aamiin.


Bagaiman dengan part ini? Seru tidak?

Jika suka, jangan lupa vote dan komen, Ya! Ditunggu juga saran dan kritiknya.

Terimakasih telah membaca.

Jazakallahu khoiro.

Wassallam.
@amalianur._

Aini Mengejar Impian✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang