Chapter 21

45 6 0
                                    

Adzan isya' pun berkumandang. Para santri dengan bijak kembali ke shaf masing-masing.

Mereka semua melaksanakan sholat sunnah qobliyah terlebih dahulu. Setelah itu, untuk menunggu iqomah, mereka menyempatkan waktunya untuk kembali membaca Al-Qur'an.

Tiada waktu selain membaca dan menghafal Al-Qur'an, Itulah santri sejati.

***

Para santriwati dengan kompak berjalan bersama menuju ke asrama. Dengan tangan yang memegang mukenah dan Al-Qur'an.

"Eh, jadwal ulangan udah ada, belum?" tanya Aini sembari melirik teman sejalannya.

"Belum ada, Aini. Mungkin besok baru diumumkan." jawab Ratu.

Aini mengangguk. "Ya sudah. Syukron, ya!"

"Na'am!" kata Ratu sembari tersenyum.

Tak terasa, mereka kini telah sampai di asrama, dan berdiri di depan pintu kamar Az-Zahra.

"Ana sama Aini masuk dulu, ya!" pamit Cahaya.

"Na'am. Kita ke kamar dulu, ya! Sampai ketemu besok di sekolah!" pamit para santriwati itu, dan kemudian meninggalkan Aini dan Cahaya.

Cahaya menatap Aini. "Ayo, Aini, kita masuk."

Aini mengangguk. "Iya, Cay!"

Cahaya membuka pintu kamar, serta memberikan salam. Tapi ia belum melihat Fitri, Rini, dan Suci di dalam kamar.

Mereka berdua melangkah maju masuk ke dalam, lalu berjalan menuju ke lemari masing-masing untuk menyimpan mukenah dan Al-Qur'an nya.

"Aini, anti sudah siap, belum, untuk ulangan?" tanya Cahaya sembari menggantung mukenahnya di lemari.

Aini melirik Cahaya sejenak. "Insyaa Allah, Aini siap!" jawabnya sambil menutup lemarinya.

Aini kini duduk di depan lemarinya. "Kalau Cahaya sendiri?" tanyanya dengan tangan yang memainkan ujung hijabnya.

Cahaya menghela nafas lega, kemudian duduk menghampiri Aini. "Insyaa Allah, ana siap juga!"

"Makan, makan, makan!"

Aini dan Cahaya yang sedang fokus berbincang, dikagetkan dengan suara dari luar. Mereka mengalihkan pandangannya kearah pintu. "Astagfirullah, kaget. Ayo, Aini, kita makan malam dulu," ajak Cahaya.

Aini mengangguk pelan. "Ayo, Cay." Kemudian mereka berdiri, dan keluar dari kamar, dengan tangan yang bergandengan.

***

Aini bersandar di tembok kamar. "Alhamdulillah, kenyang juga!" ujar Aini dengan tangan mengelus-elus perutnya yang sudah merasa kenyang.

Fitri tersenyum menatap Aini. "Sampai segitunya, ya, Aini. Anti lahap sekali makannya!" ucap Fitri.

"Iya, Kak. Soalnya Aini udah lapar banget," jawab Aini dengan nada panjang diakhir kalimat.

Fitri menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Aini, Aini!"

Cahaya hanya bisa tersenyum mendengar percakapan Aini dan Fitri.

Aini beranjak dari tempat duduknya. "Waktunya menghafal kembali!" ujar Aini dengan semangat, dan berjalan menuju lemarinya untuk mengambil Al-Qur'an kesayangannya itu.

Setelah mengambil Al-Qur'an nya, ia kembali duduk di tempatnya tadi, dan mulai menghafal.

Fitri mengalihkan pandangannya ke arah Cahaya. "Anti nggak hafal, Cay?" tanya Fitri.

Cahaya menggelengkan kepalanya. "Nanti dulu, Kak, ana mau istirahat dulu sejenak. Membiarkan makanan ini masuk dulu ke dalam perut," jelas Cahaya.

"Em, baiklah!"

"Kalau, Kakak?" tanya balik Cahaya.

"Ana mau mengerjakan tugas Bahasa Arab terlebih dahulu," jawab Fitri.

"Ana ikut, Kak. Sekalian mau belajar sedikit-sedikit dari kakak!" Cahaya menawarkan diri.

"Maasyaa Allah, siap!" Fitri lalu beranjak dari tempat duduknya, dan mengambil buku serta pulpen yang ada di lemarinya.

Aini, ia sibuk menghafal Al-Qur'an. Sedangkan, Fitri dan Cahaya sibuk dengan tugas Bahasa Arab.

Kalian pasti bertanya. Rini dan Suci kemana? Kenapa mereka jarang sekali berada di kamar? Kalian sudah baca part sebelumnya, bukan? Mereka selalu bermain di kamar Khodijah, karena 1 sahabat mereka berada di sana.

***

Santriwati ramai melewati koridor sekolah. Ada yang duduk di taman, dan ada yang menonton santriwan bermain bola dari kejauhan.

Sedangkan Aini, ia sedang duduk di kursi depan kelas bersama dengan Cahaya, Ratu, dan Anggun.

"Eh, kita ke mading, yuk!" ajak Ratu.

Mata Aini, Cahaya, dan Anggun serentak menoleh kearah Ratu. "Emang jadwalnya sudah di pasang?" tanya Anggun.

"Na'am. Tadi ana sudah tanya ke Ustadzah Astrid."

"Kalau begitu, tunggu apalagi? Ayo kita ke sana!" ajak Aini.

Mereka mengangguk. "Ayo!' jawab mereka sembari berdiri dari tempat duduknya. Mereka berempat pun berjalan menuju mading yang berada di depan ruang guru.

Melewati kelas 11, dan kelas 12. Itu tidak begitu jauh.

Hampir sedikit lagi mereka sampai di depan ruang guru, mereka menemukan ada beberapa santriwan juga yang sedang melihat mading. Jadi, mereka akan menunggu kepergian santriwan  terlebih dahulu, baru akan menuju ke mading.

Salah satu santriwan membuat Anggun pangling. "Maasyaa Allah, Tomi!" ucapnya dengan terlena memandang santriwan itu. Seperti yang kalian baca, namanya Tomi.

Aini, Cahaya, dan Ratu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Anggun. "Astagfirullah, Anggun, sadar!" Cahaya mengelus muka Anggun dengan tangan kanannya. Berusaha membuat gadis itu sadar dalam pengaruh setan.

Anggun terkaget. "Astagfirullahal adzim. Maafkan hamba, Ya Allah!"

Aini dan Ratu menggelengkan kepalanya. "Hmm, Anggun!"

Inilah waktu yang ditunggu-tunggu. Para santriwan itu akhirnya pergi juga. Dan sekarang adalah giliran mereka.

Mereka melihat-lihat semua info yang ditempelkan di mading. Dan, ya, mereka menemukan jadwal ulangan itu.

"Eh, ini jadwalnya!" ujar Aini dengan tangan yang menunjuk jadwal itu.

Dengan gegas mereka melihat di bagian yang Aini tunjuk. "Oke! Waktunya sekarang catat!" Ratu membuka buku dan pulpennya, kemudian ia mulai mencatat jadwal itu.

Aini melepaskan tangannya yang menunjuk jadwal. "Ratu, kita nitip dulu, ya! Nanti pas sampai kelas, baru kita catat!" jelas Aini.

"Na'am, Aini. Anti tenang saja!" jawab Ratu dengan mata dan tangan yang fokus menulis.

"Oh, iya. Tolong bacakan, ya! Biar ana selesai tulisnya lebih cepat!" Ratu meminta salah satu dari mereka membacakan jadwalnya.

"Biar ana saja!" Anggun menawarkan diri.

Merekapun dengan fokus membaca, dan menulis jadwal. Sedangkan Aini dan Cahaya, dengan setia menunggu temannya itu selesai menulis.

***

Aini Mengejar Impian✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang