Chapter 29

37 4 5
                                    

Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan. Akhirnya, pada pukul 13:00 mereka telah sampai di depan rumahnya. Tepatnya, di parkiran mobilnya.

Keluarga itu mengeluarkan semua barang yang telah mereka bawa dari pondok pesantren.

Aini menatap rumahnya penuh kebahagiaan. "Akhirnya, Aini bisa merasakan kembali sejuknya rumah ini," ujar Aini sembari tersenyum.

Keluarga itu kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Setelah sampai di ruang tamu, mereka menyenderkan badannya di kursi, karena merasa sangat lelah selama perjalanan.

"Lelah sekali, Ummi, Abi!" ujar Humaira.

"Tidak usah berlama-lama. Ayo kita sholat dulu. Setelah sholat, baru kembali istirahat," ajak Abi Aini.

Lalu, mereka pun berdiri, dan langsung bergegas untuk melaksanakan sholat Dzuhur.

Setelah melaksanakan sholat berjama'ah, keluarga itu memutuskan untuk tidur siang, karena rasa kantuk dan lelah telah menyelimuti tubuhnya. Mereka kemudian tidur di kamar masing-masing.

***

Aini mengecek isi lemari di kamarnya. Entah apa yang ia sedang cari sekarang. "Ponsel Aini di mana, ya?" gumamnya. Ternyata, yang ia sedang cari sekarang adalah ponselnya. Pasti, gadis itu sangat rindu dengan itu. Karena, sudah lama sekali ia tidak bermain dengan ponselnya.

Dan pada akhirnya, ia menemukan ponselnya yang berada di rak meja di samping tempat tidurnya. Ia kemudian tersenyum kecil sembari memandang ponselnya yang sudah lama tak ia mainkan.

Lalu, gadis itu menyalakan WiFi, dan kemudian membuka aplikasi WhatsApp yang sudah berbulan-bulan tak ia buka. Karena, ia sangat merindukan chattingan bersama dengan sahabatnya. Ya, Lensi, dan Lidya.

Kring kring kring

Bunyi notifikasi yang masuk dari ponsel Aini, sangat banyak. Ya karena dia baru membuka lagi WhatsApp-nya.

Gadis itu berfikir. Pasti, di salah satu notifikasi yang masuk, ada notifikasi dari dua sahabatnya, Lensi, dan Lidya.

Selang beberapa menit menunggu notifikasi yang masuk berhenti, ternyata benar, ada pesan masuk dari grup Sahabat. Di ponsel tertulis, pesan yang belum terbaca oleh Aini, ada 500 pesan. Astaga, apa yang mereka bahas? Padahal hanya mereka berdua saja yang online di grup tersebut.

Aini membaca satu-persatu pesan masuk di grup itu. Dan ya, mereka berdua membahas tentang kehidupan barunya di sekolah baru. Serta, membahas tentang Aini juga. Mereka menulis, bahwasanya mereka sangat rindu dengan sosok Aini.

Aini sangat terharu membaca pesan dari grup tersebut. Ia sangat merindukan dua sahabatnya itu.

Gadis itu kemudian memulai kembali percakapan di dalam grup.

Sahabat ❤️

Assalamu'alaykum. Kalian apa kabar? Aini sangat rindu:)
13:50

Aini melihat profil dua sahabatnya itu. Di ponsel terlihat, bahwasanya mereka aktif beberapa menit yang lalu.

Aini terus memandangi ponselnya, menunggu notifikasi dari grup. Lalu, pada akhirnya, Lensi dan Lidya online dalam waktu yang bersamaan. Ini sangat membuat Aini bahagia melihatnya.

Lidya
Aini, kamu apa kabar? Aku sama Lensi merindukan kamu:(
14:00

Lensi
AHHHHH!!! Aini sudah balik dari pondok. Jadi, kapan kita akan bertemu kembali?"
14:01

Bagaimana jika kita bertemu besok? Ditempat biasa kita berbincang. Tapi, apa Lidya sedang berada di Jakarta?
14:01

L

idya
Iya, Aini, aku lagi di Jakarta. Sekolah aku libur semester, nih. Jadi, aku memutuskan untuk berlibur di Jakarta, biar bisa bertemu sama kalian berdua.
14:02

Lensi
Iya, Aini. Aku sama Lidya sudah bertemu beberapa kali.
14:02

Alhamdulillah kalau begitu. Jadi, besok seperti biasa, ya. Kita pergi setelah selesai sholat ashar.
14:02
L

ensi
Oke, ustadzah muda 😂
14:03

Aamiin. Ya sudah, Aini mau istirahat dulu. Assalamu'alaykum.
14:03

Lidya
Waalaykumussalam.
14:03

Lensi
Waalaykumussalam.
14:03

Setelah melakukan percakapan dengan Lensi dan lidya, ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Sejak tadi, senyuman manis itu terpancar di wajah Aini.

Ia menyimpan ponselnya. Dan berharap, semoga saja, waktu berputar lebih cepat. Karena, ia sangat merasa tidak sabar bertemu dengan dua sahabat terbaiknya.

Rindu akan sahabatnya itu, akan musnah besok ketika mereka akan saling bertatapan.

Ia kemudian menarik selimut dan memeluk guling nya. Lalu, memejamkan matanya. Hingga pada akhirnya, ia tertidur nyenyak dengan nyaman.

Aini Mengejar Impian✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang