Chapter 1

16.6K 1.3K 305
                                    

"Adek.. waktunya makan siang!" Ku lihat sekilas, belum ada yang melewati tangga di dekat kamarku  yang berarti aku akan menjadi yang pertama menyentuh meja makan.

"Oke aba-" Tapi ternyata, salah satu saingan ketatku dalam perebutan meja makan dengan lebih cepat mengambil alih.

"Abang!!!" Aku berjalan dengan raut kesal ke arahnya dan mulai berebut kursi dengannya.

"Bokuto..mengalah lah untuk nya.." tegur Akaashi setelah mendengar perdebatan antara adik-kakak yang satu ini, abang yang paling best diantara yang lainnya.

"Akaashi..kenapa lu malah ngebela dia sih.." Bokuto merengek bak anak kecil pada Akaashi. Sorot matanya menatap ku yang mengambil mangkuk nasi miliknya.

"Hehe.." Aku terkekeh. Raut Bokuto datar dan hanya menampilkan senyum kaku, jiwa nya ingin menerkam ku.

"Bro! Ambilin sampo cepet!" Pinta Kuroo, abang pertama yang mendapat julukan jamet Nekoma. Ia hanya memajukan kepalanya sejenak lalu kembali menutupnya.

"Abang Kuroo..." panggil ku iseng sedikit berteriak.

"Apa dek?" Responnya dari arah kamar mandi. Iya, abang yang satu ini memang sering mandi paling akhir dan paling lama karena jadwal sekolah nya yang cukup padat.

"Gua pulang.." mendengar suara yang familiar itu, aku bergegas melihat ke depan dan menyambut kepulangan abang Tsukishima. Sang tiang listrik yang berjalan.

"Bang udah makan?" Tanya ku dengan nada bersahabat walaupun aku tau respon nya pasti tidak bersahabat.

Tsukishima hanya mengabaikan pertanyaan ku dan langsung bergegas ke kamarnya, "Udah udah .. gausa ganggu gua .. gua mau tidur!" Ujarnya sembari menutup pintu kamar nya sedikit kuat dan menguncinya agar aku tidak menjelajahi isi kamarnya.

"Membuat kamar abang-abang berantakan adalah jalan ninja gua!"

Itulah motto ku ketika rumah sedang sepi dan hanya meninggalkan ku sendiri.

"Dek .. kamar nya udah bersihkan?" Tanya Akaashi memastikan. Aku hanya terkekeh kecil sembari menggaruk pipi ku dengan telunjuk. "U-udah.." jawab ku sambil bersiul kecil dan berusaha menghindari kontak mata dengan Akaashi atau aku akan kena hukuman rumah.

Akaashi hanya menghela napas, "Belum ya ..?" Tebaknya tepat sasaran, kemudian menarik tangan ku dan berbisik, "Setelah makan, kamar nya dibersihkan, oke?" Aku mengangguk paham.

Walaupun ujung-ujungnya tidak ku bersihkan.

"Gua suruh ambilin sampo, ga ada yang nyaut anj-" Sahut Kuroo sedikit kesal karena permintaan nya tak kunjung datang hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi mandinya. Kuroo keluar dengan handuk yang melilit pinggang nya ditambah hair down miliknya.

"Bokuto!! Makanan gua anjg!" Melihat jatah makan nya diambil oleh sang adik, Bokuto hanya membalas dengan tatapan tanpa rasa bersalah. Menoleh sambil terus mengunyah dan hanya mengangkat bahu.

Seolah ini bukan salahnya.

"Minta dikit bangsyad!" Bantah Bokuto setelah akhirnya berebutan dengan Kuroo.

"Bokuto!" Kuroo kemudian menarik handuk kecil yang  melingkar di lehernya dan kemudian mendorong Bokuto hingga jatuh.

"Heh lauk nya enak, gua minta! Lagian gua juga laper dari kemarin," Bokuto kemudian mendorong Kuroo sebagai balas dendam lalu kemudian lari terbirit-birit ke kamarnya dengan beberapa lauk jatah Kuroo di tangannya.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang