Chapter 20

3.5K 514 66
                                    

"Kuroo apa yang terjadi?" Akaashi lalu menghampiri Kuroo yang sudah tak karuan.

"Tidak ada bukti .." ujar Kuroo asal-asalan menatap pada darah karena tembakan beberapa menit yang lalu.

"Brengsek ya lu! Kalo lu sejak awal ga ada niat nyambut gua, gausa pake bunuh orang terdekat gua!" Bentak Oikawa dengan nada tinggi. Kuroo hanya diam, menjaga agar rautnya tidak berubah.

"Ada penyusup yang masuk ke markas, gua dan Iwaizumi cuma melakukan apa yang harus dilakukan! Dia tertembak karena penyusup itu, bukan salah gua!" Jelas Kuroo sedikit ragu, matanya tak bisa menatap ke satu arah tiap kalimat yang dia lontarkan.

"Oikawa!" Ia menghiraukan panggilan itu, mengangkat senapan nya dan mengarahkan pada Kuroo.

"Ngaku atau gua bawa lu ke neraka!" Bentaknya kuat.

"Bukan gua!" Ujar Kuroo berusaha membela dirinya. Ia mengerutkan keningnya, "..fuck,"

"Berisik! Ngaku bangsat! Lu kan yang membuat Iwaizumi seperti ini?!" Ucap Oikawa makin mengancam. Pistol yang masih terpegang oleh Kuroo dengan Iwaizumi yang terbaring menjadi bukti untuk Oikawa.

"Kuroo!"

Dorr!!

"Kuroo!!" Bokuto menarik tangan Kuroo sebelum peluru itu sempat tertembak ke arahnya, membawa nya berlari keluar markas.

"Aku akan mengambil [name]" ujar Akaashi diangguki Bokuto. Segera, Akaashi berlari menggendong [name] yang masih tertidur lelap lalu menyusul Bokuto.

"Oi brengsek! Dasar pengecut!!" Tembakan terakhir sekaligus peluru terakhir dilepasnya. Beruntung itu tidak mengenai [name] ataupun empat orang itu.

Dan keluar dari daerah mafia.

*****

"Kuroo.." Kuroo hanya terdiam kaku, pikiran nya kosong.

"Kuroo!" Panggil Bokuto lagi, mendapat respon Kuroo yang menoleh kearahnya.

"Apa emang ada penyusup .. atau emang lu yang menembak Iwaizumi ..?" Kuroo hanya mengerutkan keningnya, ia sedikit bingung jawaban apa yang harus diberikannya sementara ini urusan rahasia nya.

"Penyusup .. dan Iwaizumi tertembak .." ujar Kuroo dengan nada lirih diakhir.

"Maaf ..."

"Namun buktinya terlalu kuat pada sisi jika Kuroo yang melakukan penembakan itu .." sahut Tsukishima. Akaashi mengangguk setuju dengan ucapan Tsukishima.

"Lu bener .." sambung Kuroo.

Keadaan bisa dikatakan kacau, karena Kuroo yang lainnya jadi ikut terbawa. Hanya anggukan setuju yang bisa diberikan Tsukishima, Bokuto dan Akaashi walaupun mereka itu, itu tidak masuk akal.

"..kuroo?" Akaashi hanya diam menangkap pandangan tangan Kuroo yang gemetaran. Tembakan Oikawa bisa dikatakan cukup melampaui kemampuan Kuroo, menakutkan untuk nya.

"Hm .. dingin," [name] terbangun, meringis dan mengeratkan pelukan nya.

"Eh, kebangun dah jadinya .." Kuroo melirik ke arah [name], hanya anggukan sebagai respon nya. Langit malam, taburan bintang menjadi saksi tawa kecil dari sebuah keluarga.

"Wait— terus kita tinggal dimana?" Celetuk Bokuto. Sesaat semua terdiam, menyadari tempat pulang selalu ke markas.

"Kita tinggal di tempat itu .." balas Tsukishima sembari mengeluarkan secarik kertas bertuliskan alamat rumah dan sebuah kunci.

*****

"Permisi .." Tsukishima perlahan membuka pintu, menghirup udara disana dan perlahan berjalan masuk disusul yang lainnya.

Akaashi menyalakan lampu, membuat ruangan didepan nya terlihat terang dengan sofa dan TV juga tangga diujung yang menuju lantai dua.

"KEREEN!!" Seru Bokuto membuka salah satu kamar dan mengklaim menjadi miliknya.

"Hm .. boleh juga," Kuroo tersenyum kecil, seolah memuji isi kamar baru miliknya. Warna merah mix dengan putih juga hitam itu kini menjadi miliknya.

"Permisi .." Akaashi tertegun sesaat, melihat isi kamarnya yang cukup bagus, dengan konsep modern. Rak buku di pojok menempel dengan kasur juga lemari yang dekat dengan jendela.

"Gua tidur bareng adek kalo gua dapat kamar yang jel— astaga,"Tsukishima memotong kalimat nya dan langsung masuk kedalam. Candu nya dengan dinosaurus sangat cocok dengan isi kamar yang penuh dengan dinosaurus.

"Berarti gua diatas .." [name] menghela napas, berjalan naik ke atas dan mendapati kamar [name] yang cukup luas. Tanaman mini yang menggantung didekat jendela dan pintu menambah kesan segar disana.

*****

"Bang dapurnya kayak gima— Wow!!!" [Name] tertegun disana. Dapur yang luas dengan meja makan dan sebuah lampu yang menggantung diatasnya, ditambah konsep nya yang mirip dengan bar.

"Duduk sini," Kuroo menepuk kursi disamping nya. Kursi yang menjadi cikal bakal perebutan tempat antara [name] dan Bokuto.

"Lho?! Itu tempat duduk gua!!" Bokuto keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya. Ah, dia lebih dulu mencoba kamar mandi, pikir [name] melihat nya.

"Duduk disamping ku masih bisa .." ujar Akaashi diangguki Bokuto.

"Wlee— dah duduk aja situ selamanya!" Seru [name] mencibir Bokuto disusul tawa dari Kuroo.

"Lokasi ini jauh dari jangkauan mafia, kita akan menutupi identitas disini .." Akaashi menatap Kuroo sedikit intens, memulai pembicaraan serius.

"Nekoma," ujar Akaashi menunjuk pada Kuroo. "Fukurodani," lanjutnya menunjuk dirinya sendiri dan Bokuto.

Akaashi lalu melihat ke arah Tsukishima, "Karasuno, aku tidak terlalu yakin tapi itu hanya firasat .. lakukan saja," ujar Akaashi menujuk pada Tsukishima.

[Name] akan ke Kitagawa Daichi, untuk mengurangi resiko tertangkap," [name] mengangguk menyetujui Akaashi disusul yang lainnya yang juga setuju.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang