Chapter 5

5.3K 699 104
                                    

"Kami pulang.." Kulihat, Bokuto melambaikan tangan padaku sambil tersenyum sumringah menghampiri ku. Dia paling excited ketika aku pulang.

"Eh—" Menyadari ada bekas tamparan di pipi ku, Bokuto langsung kaget. "Lu kenapa dek?" Tanya Bokuto dengan raut cemas.

"Ayo cepetan.." Aku berjalan mengikuti Tsukishima dan duduk di sofa membuat yang lainnya merasa sedikit aneh. Apalagi melihat raut ku yang tidak biasanya ku tunjukkan tiap pulang sekolah.

"Dek?  lu kenapa dah?" Tanya Kuroo. Akaashi yang sedang membaca koran melirikku dan kemudian menutup koran nya dan melepaskan kacamata nya.

"Dek.." aku melihatnya sekilas lalu menundukkan kepala.

"Lu kenapa dek? Ada masalah? Cerita sini.." Kuroo menarik ku dan mendudukkan ku diatas pangkuan nya. "Jadi, kenapa?" Aku diam sejenak sebelum akhirnya menangis.

"A-abang.."

"Dek?? Cup cup.." Bokuto dengan cepat duduk didepan ku dan berusaha menghiburku bagaimana pun caranya.

"Jadi gini.." Tsukishima melepaskan kacamata nya dan membuka pembicaraan yang selama ini hanya diketahui oleh ku dan dirinya.

*****

1 tahun yang lalu...

"[Name], kelas 3-6.. dulu dari kelas 2-4.." kelas baru, suasana baru, itulah yang ku rasakan saat itu.

Kehidupan ku berawal dengan baik, dan sesuai ekspetasi ku. Banyak teman yang ku dapat, berangkat pulang juga ada yang menemani, tepat! Abang Tsukishima.

Aku bahkan bisa tertawa lepas, bahagia secara bebas tanpa adanya beban, hingga suatu hari, salah satu temanku mengajak ku ke tempat dimana aku dan Oikawa pertama kali bertemu.

"[Name]! Ikut gue ya! Guenmau liat latih tanding voli nya SMA Seijoh!" Aku yang saat itu belum tau apapun hanya mengiyakan. Lagian aku juga bosan dirumah, pikirku saat itu. 

"Lu mau liat siapa disana?" Tanya ku. Aku cukup mengenal teman ku yang satu ini, selalu ada alasan dibalik ia mengajakku.

"Gue mau liat permainan nya si kapten! Dia bukan hanya kapten, tapi juga setter yang keren!" Seru nya dengan wajah excited.

15.00 pm
.


.

"Bang..gua duluan ya! Diajak temen!" Ucapku berpamitan pada Tsukishima.

"Oke.. hati-hati.."

"Sip!"

*****

"Rame ya!" Ucap ku melihat gym SMA Seijoh yang sudah dipenuhi banyak murid.

"Iya wajar lah.. selama pangeran sekolah nya ada, sekolah ya ngga bakal sepi.." ucapnya sambil menarikku masuk ke dalam gym.

Kulihat, masing-masing tim masih fresh walaupun set pertama sudah mulai berakhir.

"Itu yang namanya Oikawa Tooru.." aku melihat ke arah cowo yang dimaksud temanku. Dan disaat yang bersamaan dia juga tidak sengaja menatapku walaupun sekilas.

"Dia melihat ke arah kita!!" Seru teman ku dengan excited. Aku tidak mau merasa ge-er tapi perasaan ku mengatakan jika dia justru melihat ke arah ku. Perasaan ku seketika mulai tidak enak.

Set pertama akhirnya selesai dan dimenangkan oleh Seijoh dengan tim Aoba Johsai. Dan ya, si kapten tim itu benar-benar melihatku sambil meminum air minum nya. Aku mengalihkan pandanganku dan berusaha mengajak temanku untuk segera pergi dari aula.

"Liat apa?" Iwaizumi, partner si kapten melihat ke arah Oikawa yang sejak tadi melihat ke arahku dengan tatapan yang membuatku sedikit takut.

"Ngga ada.." ucap Oikawa singkat.

Set kedua dimulai, aku terpaksa melihat nya karena temanku memaksa ku untuk tetap berada di tempat. Set kali ini lagi-lagi dimenangkan oleh Aoba Johsai, wajar saja karena tim tersebut memang terkenal kuat.

"Dah, ayo pulang!" Aku bisa bernapas lega setelah mendengar kata ajakan pulang temanku yang semenjak tadi kutunggu.

"Tunggu!" Tiba-tiba entah dari mana cowo dengan jaket bertuliskan Aoba Johsai mendatangiku dan temanku, yang tak lain lagi adalah Oikawa.

"Oikawaaa!!!" Oikawa menyapa dengan senyuman ke arah temanku.

"Ayo pulang!" Bisik gw pada temen gw. Temen gw menggeleng dan malah mengeluarkan kaos putih kesayangan nya dan meminta tanda tangan Oikawa.

"Tolong tanda tangan! Aku adalah fans berat!!" Oikawa tertawa kecil dan kemudian menandatangani kaos temen gw.

"Hmm bisakah kau meninggalkan ku bersama teman mu?" Sialnya, temanku justru mengangguk dan kemudian benar-benar meninggalkanku berdua bersama Oikawa.

"Hei?!" Oikawa kemudian tiba-tiba menarik ku ke dalam aula yang kebetulan para penonton dan fans nya sudah pergi dan hanya tersisa Oikawa dan tim nya yang sedang bersih-bersih.

"Jadilah pacar ku!" Aku terpaku, bukan hanya aku, anggota voli lainnya juga seketika terkejut mendengar ucapan Oikawa.

"Apa?"

"Jadilah pacar ku!" Dan langsung mencium ku  tanpa ragu. Apa-apaan itu? Menjijikkan.

"OIKAWA!!!!!" Seisi aula termasuk Iwaizumi kaget melihat perbuatan Oikawa yang dianggap nya keterlaluan.

"Bodoh! Jangan gila lu!" Iwaizumi mendatangi Oikawa dan menarik nya. Jantungku langsung berdegup kencang, shock dengan apa yang terjadi barusan.

"Untung pelatih ga liat! Sampe liat?! Hilang sudah lu!" Iwaizumi dengan emosi, menampar Oikawa namun sorot matanya tertuju pada ku yang masih shock.

Dan sekilas tersenyum miring.

"Gua.. gua pergi dulu!" Dengan cepat aku berlari meninggalkan gym tanpa melihat kebelakang lagi.

"Mulai sekarang! Kau adalah pacar ku!!!" Teriak Oikawa ke arah ku yang berlari pulang.

"Kenapa? Kenapa? Kenapa gua malah ketakutan? Harusnya gua senang kan? Dia adalah cowo yang dikejar para cewe-cewe!" Batinku merasa gelisah.

"Apa yang terjadi?"

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang