Bonus chapter 3 || Season 1

2.9K 398 181
                                    

"Gua pulang .." Bokuto menutup pintu dan langsung merebahkan tubuhnya di sofa, memandang langit-langit ruang keluarga sambil melamun.

"Andaikan gua bisa nyusul kalian hari itu .." gumam Bokuto perlahan memejamkan matanya. Pikirannya sedikit kacau semenjak kejadian itu.

Ting!

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Pegangan yang kenceng ya .." Belum sampai aku mengangguk, Atsumu sudah menancap gas bahkan ia tak menunggu ku untuk mengatakan, "Sudah."

"Emang kenapa pimpinan memanggil?" Atsumu memperlambat kecepatan motor nya dan membuka kaca helm nya.

"Katanya sih ada misi, tapi ngga tau lah.." ucap Atsumu mengangkat kedua bahunya.

*-*-*-*

"Sore .. kenapa panggil gua?" Sapa Bokuto disambut dengan Shinsuke yang duduk diujung meja dan Kiyoko disampingnya.

"Dengar kan saja dulu Bokuto.." Sahut Yaku yang duduk disampingnya.

"Ah, baiklah.." ucap Bokuto mendudukkan dirinya dihadapan Kiyoko dan Yaku disamping kiri nya.

"Selamat sore semua!" Sapa ku dengan riang dan dibalas dengan sapaan balik yang serempak.

"Yuhuuu— sore semua.." sapa Atsumu yang justru mendapatkan tatapan maut Shinsuke karena membuat berisik ruangan.

"Ga ada yang nyambut gua sih.." ucap Atsumu merengek lalu dijawab dengan tamparan Osamu yang datang lebih dulu.

"Lu gimana sih?!" Osamu tak menanggapi amarah Atsumu. Ia hanya menarik Atsumu dan mendudukkan nya di kursi disamping Shinsuke.

"Awas aja lu!" Ucap Atsumu mengancam.

"Baiklah .. aku mengumpulkan kalian semua disini untuk menyampaikan sesuatu .. sedikit diluar dugaan," Shinsuke membuka kalimat nya, menatap sekitar.

"Singkat saja, salah satu dari kalian adalah bukan Outside Mafia .. lebih tepatnya, musuh dalam selimut .." lanjutnya sontak membuat seisi ruangan kaget.

"Apa maksudnya? Pimp—" Atsumu berusaha menyela.

"Aku tau Atsumu .. ini sedikit gila dari kelihatan nya, namun ini benar .." tambah Shinsuke. Tak berselang lama seisi ruangan saling menuduh, mengangkat senjata dan menodongkan pada mereka yang mencurigakan.

"Hentikan! Apa kalian sudah gila? Membunuh satu sama lain??" Yaku berdiri dan menyela pertikaian itu. "Andaikan yang didepan kalian bukan orang yang dimaksud, kita kehilangan anggota lagi .. dan itu menjadi jalan lebar untuk Inside Mafia!" Lanjutnya mempertegas.

Sesaat hening, dan tak lama keadaan kembali normal.

"Yaku benar .. kita hanya mendapat sedikit informasi untuk ini," Shinsuke menghela napas, "Aku bahkan belum tau siapa dia, apakah dia ada disini atau tidak aku tidak tau .." sambungnya.

"Kuroo, Akaashi, Tsukishima sudah gugur dalam kejadian satu tahun yang lalu .. penyerangan mereka cukup besar hingga tiga orang handal ini bahkan kalah .." jelas Kiyoko mengungkit kejadian satu tahun lalu.

"Juga, pada kejadian itu anggota Inside Mafia cukup berkurang banyak .. bisa dikatakan posisi kita lebih unggul untuk sementara ini .." lanjut Kiyoko memperjelas data yang dibawanya.

"Tapi ku peringatkan .. ibarat sebuah catur, mengorbankan banyak bidak bukan berarti dia kalah .. itu hanya langkah untuk memberi jalan pada Menteri untuk keluar dari zona aman nya .."

Ujar Shinsuke menambah.

"Emang gitu ya bang main catur?" Bisik ku pada Bokuto. "Mana gua tau, gua aja ga pernah main catur .." balas Bokuto dengan pikiran nya sendiri.

Kiyoko lalu menoleh pada Shinsuke, "Tapi pimpinan, bagaimana jika dia membaca rencana kita?" Shinsuke terdiam setelah itu, berpikir sesaat lalu memberikan jawaban.

"Kita tidak akan membicarakan nya disini, bergeraklah dalam rencana masing-masing .. berikan laporan nya pada ku," ujar Shinsuke diangguki bawahan nya. Ia lalu berdiri sebagai pertanda diskusi selesai.

"Gua balik bareng abang gua aja .." ucap ku berpamitan pada Atsumu. "Okay .. hati-hati dijalan .." balasnya sambil mencubit pipiku sebelum akhirnya aku pergi dengan Bokuto.

*-*-*-*

"Bang, menurut lu siapa dia yang dimaksud pimpinan?" Tanyaku dengan raut penasaran. Bokuto mendongak, meletakkan gelas berisi teh hijau itu dan menjawab dengan angkatan bahu nya.

"Mana gua tau, lihat dari gerak-gerik nya sih .." ujarnya sambil mendudukkan dirinya dan meminum teh hijau nya.

"Ada ya bedanya?"

"Setau gua ada, cuma gua lupa.."

Ting!

Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*-*-*-*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*-*-*-*

"Gua ga mau kehilangan Bokuto .. dia satu-satunya yang gua punya .." gumam ku menatap layar handphone dengan chat terakhir dari Atsumu. Aku menoleh pada Bokuto.

Senyuman nya dan tawa nya, satu-satunya alasan kenapa aku bertahan sampai sekarang. Hanya dia yang ku punya sekarang.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang