Bonus chapter 2 || Season 1

3K 420 91
                                    

"Hei .. lu kenapa?" Aku membuka mataku perlahan, mendapati Bokuto yang berusaha membangunkan ku karena mendengar ku menangis.

Katanya.

"Gua .. ketemu yang lainnya .." rasanya susah jika menahan tangis untuk membahas atau bahkan menyebut namanya.

Rasa sesak itu masih terasa.

"Udah .. udah .. abang tau lu kangen, sini main sama abang aja biar kangen nya terobati .." ajak Bokuto sambil berjongkok membelakangi ku, mengode ku untuk naik ke punggung nya.

Ia membawa ku ke dapur, meletakkan sepiring nasi kari. Satu makanan yang melekat kuat pada Bokuto, ia hafal tiap bumbu yang dimasukkan.

Karena ini makanan yang selalu ada di meja makan, makanan yang selalu Akaashi sediakan.

"Makan dulu ya? Gua sedih liat lu jarang makan .. oh! Atau mau gua suapin? Hehe .." ia menyodorkan ku sesendok, aku menerimanya tanpa ekspresi. Mengunyahnya perlahan, mimpi itu masih terekam di kepala ku.

"Adek .. kangen," gumam ku lirih. Bokuto mendengar itu, ia menurunkan tangannya. "Mau kesana? Setidaknya itu mengobati kangen nya lu .."

"Bang.." panggilku.

"Kenapa dek?"

"Kenapa pimpinan Inside Mafia memilih diam selama ini? Bukankah lebih baik menyerang apalagi mereka cukup unggul posisi bukan?" Bokuto tampak berpikir sesaat lalu memberi jawaban.

"Lu tau istilah musuh dalam selimut?" Aku mengangguk paham.

"Tendou ibaratnya seperti selimut, ia menyerang apa yang bisa diserang .. dan yang jelas, dia yang didalam selimut kini mulai menjalankan tugasnya .." jelas Bokuto.

Aku tertegun sesaat, "Jika Tendou saja sudah seperti ini .. bagaimana dengan dia yang bergerak? Gua takut itu akan membuat aban-"

Bokuto memotong perkataan ku, "Sstt .. lu adalah alasan kenapa gua bertahan hidup, jangan pikirkan itu .. abang pasti hidup." Ucap nya meyakinkan ku.

"Oke .."

"Jadi sebenarnya .. Tendou bukan pimpinan yang sesungguhnya ..?" Sambungku bertanya.

"Iya .. menurut gua juga gitu, udah gausa dipikir .."

*-*-*-*

"Halo bang .. gua balik lagi," Aku menyapa tiga foto itu lagi. Jari jariku berusaha meraih foto yang terpajang dibalik lemari kaca itu.

"Gua kira-kira masih bisa hidup ngga ya bang?"

"Bisa kok .. ada gua, adek harus tetep hidup .." Sahut Bokuto, merangkul ku dan mengacak-acak rambutku.

Ting!

"Pulang sekarang?" Aku mengangguk menjawab pertanyaan Bokuto sembari mengakhiri chatting dengan pacar ku yang tidak sabaran.

"Ngga apa-apa nih?" Bokuto mengangguk, "Abang kalo masih mau disini yauda gapapa," lanjut ku.

Ia mengangguk lagi, "Lu duluan aja .. ntar gua nyusul, bawa kunci rumah kan?"

"Bawa."

"..jangan terlalu larut ya bang, yang sakit ngga abang doang .." lalu aku pergi dari tempat itu dan pulang.

*-*-*-*

"Pulang juga .." aku terkekeh kecil, "Lama banget?" Dan diangguki Atsumu.

Atsumu kembali menyalakan motornya, "Berangkat sekarang?"

"Boleh, tapi gua mau ganti baju dul-" belum selesai aku berbicara bahkan mengeluarkan kunci rumah, Atsumu menarikku dan menaikkan ku ke atas motornya. "Ga perlu .. gini aja masih oke,"

"Ya tapi kan-"

"Udah .. ntar ganti disana, kelamaan .." ia menarik tangan ku, melingkarkan nya pada perut nya dan melaju dengan kecepatan tinggi.

Aku bahkan belum mengucapkan boleh untuk itu. Atsumu justru menancap gas lebih dulu.

Diantara suara motornya yang sedikit bising, sekilas aku teringat sesuatu tentang itu. "Gua jadi keinget dulu .." tentang dimana Atsumu yang mengantar ku pulang kala itu. "Dan abang Akaashi marahin gua .."

"O iya .. abis jalan ntar, kita ke markas .. panggil Bokuto juga, Shinsuke— maksunya pimpinan mau bicarain sesuatu .." aku mengangguk paham menanggapi Atsumu.

"Oke.." singkat ku.

*-*-*-*

"Kau yakin dia masih hidup?" Wanita itu melirik sekeliling. Ia berpakaian dress hitam dan high heels hitam sebagai alas kaki.

"Saya yakin .. untuk kondisi nya dia sudah baik-baik saja.." ujar lawan bicaranya yang menjadi bawahan dari wanita itu.

"Begitu.." wanita itu mendekati pria di depannya yang tengah terbaring dengan luka dimana-mana.

"Setelah kondisi mu pulih .. habisi mereka, Oikawa Tooru .." bisik nya dengan deep voice wanita nya.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang