"Bohong kalau depan ga ada penjagaan .." gumam Bokuto dengan raut serius, berjalan mengendap-endap.
"Awas!" Kuroo reflek mendorong yang lainnya setelah melihat dua penjaga lewat.
"Sini lu!" Kuroo menarik salah satu penjaga itu, memojokkan nya di dinding. Bokuto melemparkan pisau pada Akaashi dan langsung menodongkan nya pada penjaga itu.
"Hanya pistol kecil, "ujar Tsukishima menyahut pistol yang dibawa penjaga itu.
Akaashi menatap dingin, seolah mengintimidasi nya. "Dimana [name] kau bukanlah sembarang orang yang lewat didekat sini .." pria itu menggelengkan kepalanya, enggan memberitahu.
"Argh! Cepat bicara atau-" Bokuto menarik pengisi peluru senapan itu menodongkan pada pria itu.
Pria itu membulatkan matanya, tangannya gemetaran melihat Bokuto yang menatap tajam dengan ujung senapan yang siap mengeluarkan peluru.
Sorot matanya mengarah ke bawah, "Bawah tanah?" Gumam Kuroo.
"Terima kasih tapi-" Akaashi menghela napas sesaat, ia menikam pria itu dengan pisau dan Bokuto menurunkan senapan nya.
Kuroo melihat sekeliling, tidak ada tanda-tanda penjaga yang lewat. "Cari jalan, pintu depan sudah terkunci dari dalam dengan gembok yang tidak sedikit .." jelas Tsukishima setelah menganalisis struktur bangunan tua itu.
"Hah? Terus masuk lewat mana cuk? Cuma ada pintu disini, ga ada jendela!" Tsukishima mendecih kesal, mendengar Bokuto yang memprotes tanpa dasar.
"Berapa kali gua bilang, mau kayak gua ya harus pinter .. itu otak dipake dikit napa njeng?" Ujar Tsukishima meroasting Bokuto habis-habisan. "Menurut data yang gua dapat, gedung ini pernah terbakar sekitar lima tahun yang lalu, namun seisi gedung berhasil selamat sementara bagian pintu sudah dilahap api dan tidak mungkin dilewati .." jelas Tsukishima.
"Mereka terbang mungkin?"
Plakk!
"Ampun .. gua diem dah .." ujar Bokuto mengelus pipinya untuk keduakalinya setelah mendapat tamparan dari Tsukishima.
Akaashi bergumam, "Hanya ada satu kemungkinan .."
"Ada celah disini!" Sahut Kuroo menunjuk pada salah satu bagian dinding kelabu.
Tsukishima meraba dinding itu, "Ini kaca .." ujarnya. Tanpa berbicara panjang, Kuroo langsung memukulkan pangkal senapan nya hingga kaca itu pecah.
"Oh shit .." Bokuto hanya mengedipkan matanya, rupanya kedatangannya telah disambut dengan para mafia berstatus bawahan.
Dorr!!
Satu tembakan terdengar. Meleset namun memancing empat bersaudara itu untuk menguras energi disana.
Dan benar-benar terkuras.
Akaashi berusaha mengontrol napas nya, status bawahan juga tidak bisa diremehkan menurutnya. "Hahh .. mereka cukup banyak .." gumam Akaashi.
'Tsukishima! Kau sudah menemukan jalan nya?'
-Akaashi'belum .. tahan mereka sedikit lagi ..'
-TsukishimaGedung tua dengan fungsi sebagai penyimpan impor emas dan barang berharga lainnya memang sengaja dibangun rumit. Memiliki tiga lantai yang mengarah ke bawah. Namun kini gedung ini ditinggalkan karena pemindahan penyimpanan.
'berhasil!'
-Tsukishima'pergilah tanpa gua! Gua akan membereskan mereka semua ..'
-kuroo'gua akan disini ..'
-TsukishimaBokuto mengangguk paham lalu turun ke lantai dua bersama Akaashi, mendapati sambutan dari seseorang disana dengan topeng yang dikenakan nya.
'Tsukishima! Berikan kode pintu lantai tiga ..'
-Akaashi'baik!'
-Tsukishima"Akaashi!" Bokuto mendorong Akaashi menjauh darinya, tangan kirinya menarik pelatuk dam menembak ke arah pria didepan nya.
Dorr!
Pria itu berhasil menghindari tembakan Bokuto dan mengenai topengnya, membuatnya terlepas dan memperlihatkan wajahnya.
Bokuto membulatkan matanya, "Iwaizumi?"
"Kita bertemu lagi .." sapa nya. Bokuto mengerutkan keningnya, memfokuskan bidikan pada Iwaizumi. Ia tau Iwaizumi akan sangat menyusahkan dirinya.
"Tinggalkan gua! Iwaizumi biar jadi urusan gua!" Akaashi sedikit ragu namun desakam Bokuto membuat nya harus mengangguk dan pergi tanpa Bokuto.
Iwaizumi mengelak dari arah bidikan Bokuto, melemparkan jarum-jarum kecil dengan racun didalamnya. Berniat mengarahkan pada Akaashi, namun Bokuto dengan cepat menahan nya dengan tangan.
Iwaizumi mengangkat sebelah alisnya, "Itu beracun .." ujarnya. Bokuto menghiraukan perkataan Iwaizumi, mengarahkan bidikan pada Iwaizumi dan berhasil mengenai lengannya.
*-*-*-*
"Ini diluar dugaan gua," pikir Kuroo melihat para bawahan itu seolah semakin banyak.
"Rencana yang cukup matang .. gua akui itu .. tapi mereka terlalu gila, mengarahkan banyak bawahan?" Ujar Tsukishima
"Lu dukung mana si cuk?"
"Gua cuma ngakui doang bangsat!"
***
"Lu ga nyerah banget buat ambil alih Outside Mafia?"
"Seperti yang lu liat sekarang .." balas Iwaizumi menatap remeh pada Bokuto.
"U're fcking bastard!" Bokuto menerjang Iwaizumi, mengalihkan pandangan nya dengan satu pukulan kuat yang mengenai wajahnya. Menjatuhkan nya dan menahannya.
"Camkan baik-baik, Outside Mafia tetap punya kami .. dan akan selalu punya kami!" Tegas Bokuto sambil mencengkram kuat leher Iwaizumi.
"Dan tebakan ku benar, kabar tentang penghianatan lu dan Oikawa itu adalah benar-" sambung Bokuto.
Iwaizumi mendecih bangga, "Tebakan lu tepat kawan! Dan bukan itu saja, memang pada dasarnya gua dan Oikawa bukan dari Outside Mafia." dan jleb-
Jarum beracun itu menusuk leher Bokuto tepat setelah ia menyelesaikan kalimatnya, membuat nya langsung lengah.
*-*-*-*
"Lepaskan adikku," Akaashi turun ke lantai dasar, mendapati Oikawa dengan tangan nya yang melingkar di leher ku.
"Selamat datang .. Akaashi," sapa nya sambil menempelkan ujung lancip pisau itu di leherku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My 4 big brother {END}
RandomBercerita tentang lima bersaudara yang hidup dalam satu atap. Kuroo, sang kepala keluarga terlibat dalam konflik berat disusul Bokuto, Akaashi dan Tsukishima. Memiliki [name] sebagai adik mereka. Kehidupan yang sedikit kelam, terjerat dalam dunia ma...