Chapter 24

3.2K 469 75
                                    

"Huh?" Oikawa menatap jijik. "Kau ingin aku melepaskan mangsa ku? Aku sudah mendapatkan nya dengan susah payah .." lanjutnya. Oikawa memutar bola matanya dengan malas, menodongkan senjata pada Akaashi yang sudah dikuras sebagian besar tenaganya.

Aku terbangun tak lama setelah itu, mendapati Akaashi yang terluka disana.

"Abang!" Panggilku dibalas dengan senyuman kecil Akaashi.

"Kau sudah sadar rupanya .." Oikawa terkekeh kecil melihat ke arahku.

Dorr!

"Tangan mu terlalu kotor untuk menyentuh adik ku," ujar Akaashi mengancam Oikawa. Ia menoleh, "Apa? Kenapa? What's wrong? Dia mangsa ku sekarang .." Oikawa berjalan ke belakang ku, mendekatkan wajahnya ke telinga ku sambil tersenyum remeh pada Akaashi.

"Hentikan.." cegah Akaashi dihiraukan oleh Oikawa.

Oikawa terkekeh kecil, "C'mon .. bersabarlah, aku akan memberimu jamuan lebih dulu .." ia menjentikkan jarinya, memanggil bawahannya.

Dorr!

Satu tembakan terdengar, beruntung tembakan itu meleset karena Akaashi lebih dulu menghindari nya.

"Hebat!" Puji Oikawa sambil bertepuk tangan.

"Seperti nya kau menolak hidangan pertama .. ya Akaashi," komentar Oikawa dengan nada kecewa.

"Kau ingin membunuh—"

"Right, aku ingin membunuhnya .." balas Oikawa sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Lagi-lagi ia menjentikkan jari nya, bawahan nya kembali datang, benar-benar seperti penyerangan tanpa ampun.

Dorr!

"Abang!!" Teriakku melihat tembakan itu mengenai kaki Akaashi. Pria gila disamping ku benar-benar memiliki darah psikopat.

"Bereskan, aku akan membawa gadis ini pergi .." Oikawa menarik kursi yang ku duduki, membawa ku pergi menjauh dari Akaashi. "Adek!" Panggil Akaashi sedikit berteriak.

Dorr!

Lagi-lagi tembakan itu berhasil mengenai Akaashi, mengenai lengan kiri nya. Aku tak bisa melakukan apa-apa, kursi ini benar-benar menahan ku, ikatannya berupa borgol besi, tangan dan kaki ku sama sekali tidak bisa bergerak.

"Abang .." lirihku kecewa. Adik macam apa aku yang hanya memberikan beban pada nya

*-*-*-*

"Fuck!" Bokuto melepaskan cengkraman nya, menjauh dari Iwaizumi dan mencabut jarum itu dari lehernya menyisakan rasa sakit yang menjalar di lehernya.

Iwaizumi mendecih, "Fisik mu masih kuat seperti dulu .." ujarnya sambil mengeluarkan dua pistol dibalik sakunya, menembakkan ke arah Bokuto.

Bokuto berhasil menghindar dan membuat double peluru itu mengarah pada dinding.

"Tutup mulut lu dan sapalah neraka didepan lu!" Bokuto mengambil kembali senapannya, memfokuskan bidikan nya sekali lagi pada Iwaizumi.

Dorr!!

Dan berhasil menembak mati Iwaizumi. "Ucapkan selamat datang pada neraka, Iwaizumi .." ujar Bokuto sebelum akhirnya terbaring tak sadarkan diri setelah Iwaizumi terbaring tewas.

*-*-*-*

"Hahh ..." Kuroo terduduk, ujung senapan nya panas akibat terlalu banyak mengeluarkan peluru. Darah dimana-mana, seakan pembantaian hebat barusaja terjadi.

"Lu oke?" Tanya Kuroo tertuju pada Tsukishima yang duduk membelakangi nya.

"O-oke.. cuma sedikit terluka gara-gara senjatanya sempat ngelukain gua" ucap Tsukishima menyentuh dahinya yang mengalir darah hingga membuat kelopak mata sebelah kirinya ikut berwarna merah.

"Kita kebawah.." Tsukishima mengangguk lalu mengikuti Kuroo ke lantai dua, dan mendapati Bokuto yang terbaring tak sadarkan diri.

"Bokuto!" Kuroo berjongkok disampingnya, mengguncangkan tubuh Bokuto, "Iwaizumi .. udah—" sela Tsukishima melihat ke arah tubuh Iwaizumi yang penuh darah.

Dan tewas ditangan Bokuto.

"Lu oke?" Bokuto mengangguk perlahan, "Agak .. tapi ga masalah," ujarnya perlahan menyadarkan diri sepenuhnya.

"Penghianatan Oikawa dan Iwaizumi itu benar .." celetuk Bokuto membuat Kuroo tersentak sedikit kaget.

"Apa maksud lu?"

"Iwaizumi yang mengatakan nya .. seperti .. seseorang lebih dulu menyadari jika Oikawa dan Iwaizumi bukan bagian dari Outside Mafia .." sambung Bokuto. Kuroo tak memberi jawaban, ia tau Bokuto sedang meminta jawaban dari nya.

Kuroo bingung harus memberikan jawaban seperti apa.

"Gua sedikit ga yakin dengan ucapan lu hari itu, tentang dimana kasus Iwaizumi diakibatkan oleh penyusup .." Tsukishima mulai angkat bicara, "Raut lu meragukan setelah bicara hari itu .." lanjutnya.

"Lagi, motif penembakan seolah memang sengaja dibuat .." lanjutnya lagi. Kuroo hanya diam, tidak memberikan jawaban dan hanya mendengarkan penjelasan Tsukishima yang tepat.

"Dan .. Iwaizumi bukan penembak amatir, mengatasi satu orang adalah hal yang mudah, kecuali ia berlawanan dengan seseorang yang setara dengan nya .." sambungnya tertuju pada penyusup itu.

Lebih tepatnya pada siapa yang dibalik topeng penyusup itu.

"Singkatnya, sejak awal lu menyadari jika keduanya bukan bagian dari Outside Mafia dan lu juga terlibat disana atau bahkan memang lu pelaku nya, am I right? Kuroo?" Lanjut Tsukishima memberikan hasil analisis nya. "Juga kabar penghianatan itu memang benar .. penghianatan sekaligus menunjukkan diri," tambah nya.

"Lu bener .. sejak awal memang gua tau mereka bukan bagian dari Outside Mafia .." ujar Kuroo setelah diam beberapa saat.

"..."

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang