Chapter 19

3.7K 512 49
                                    

20 September  ; 06.30

Aku melambaikan tanganku, "Bang gua berangkat dulu!" Teriakku berpamitan lalu menyusul Tsukishima dan berangkat bersama seperti biasa.

Aku menghela napas, mengelus perutnya mengingat makanan super gila itu kemarin. "Untung gua gapapa," pikirku.

Seperti biasa, Tsukishima turun 15 menit lebih awal sebelum akhirnya aku sampai di sekolah

"Eh—" Aku menoleh setelah samar-samar mendengar gosip yang sepertinya masih hangat.

"Ada apa sih?" Tanyaku pada teman sebangku ku sembari meletakkan tas dan duduk di tempat ku juga meletakkan handphone ku di laci.

"Lu ngga denger? Kepala sekolah tewas!" Apa-apaan omong kosong itu, "Hah?" Aku menatapnya aneh. Dia menjelaskan apa yang terjadi walaupun ditelinga ku tidak masuk akal. Ku raba isi laci dan mendapati sebuah surat disana.

"Tunggu, apa-apaan ini?" Aku membuka nya perlahan, membaca tiap kata yang tertulis disana.

[Name] .. kukira kau ingat dengan ku, tapi ternyata tidak ya .. it's okay, itu ga penting
But, mari kita lihat setelah kau membaca ini apakah orang terdekat mu akan hidup atau tidak ..
See u, little sister.

-Unknown-

*-*-*-*

"Jadi, apa yang mau kamu bicarakan?" Akaashi meletakkan teh hangat dan duduk di sofa.

"Kuroo?" Lanjutnya menatap Kuroo yang gelisah.

"Maaf.." lirih Kuroo.

"Seharusnya gua tidak menyembunyikan ini .. tapi gua takut, jika gua bercerita .. kalian semua akan terkena imbasnya.." jelas Kuroo. Akaashi terdiam sesaat sebelum akhirnya merespon nya.

Akaashi mengedipkan matanya, ia tau apa yang Kuroo ungkit kali ini, "Apa maksudmu Kuroo?"

"Penembakan Iwaizumi waktu itu, adalah gua sendiri, gua sengaja memanggil penyusup itu.. membantu gua melakukan penembakan .." lanjut Kuroo. Akaashi hanya diam, mendengarkan dengan intens ujaran Kuroo dan sedikit kaget mendengarnya

"Sejak awal, Oikawa dan Iwaizumi memang bukan bagian dari kita .." Akaashi membulatkan matanya, mendengar ucapan terakhir Kuroo.

"Lalu? Jelaskan Kuroo," Kuroo memijat pelipisnya, lalu bersandar di sofa. Mulai menjelaskan segalanya.

*-*-*-*

-flashback ; 2 tahun yang lalu
Author POV

"Ada rekan baru!" Kuroo menoleh ke arah rekan baru yang dimaksud.

"Oikawa Tooru! Panggil gua Oikawa!" Oikawa melepas kacamatanya, berkedip sambil tersenyum kecil.

"Mulai sekarang, Oikawa akan bergabung dengan tim mu, Kuroo!" Ujar pimpinan mafia. Kuroo mengangguk paham, menyuruh Oikawa untuk mengikuti nya ke dalam markas.

"Halo semua! Gua bawa temen baru nih~ " Kuroo membuka pintu, menyapa yang lainnya di dalam yang tengah bermain kartu.

Tsukishima menatap aneh, "Dia siapa Kuroo?" Kuroo menoleh pada Oikawa, memperkenalkan Oikawa pada nya juga pada Bokuto dan Akaashi.

"Btw kuroo, lu kenapa bawa adek lu kesini?" Tanya Oikawa melihat [name] tertidur disamping Akaashi. Kuroo menghela napas kecil, senyuman pahit tersirat disana.

"Ibu kami meninggal setelah melahirkan adek perempuan kami satu-satunya. Dan ayah meninggal karena kecelakaan .." ujar Kuroo.

"Dan atas kesepakatan, kami akan memulai hidup walaupun akan sedikit yeah .. kelam ..?" lanjutnya sembari memainkan senapan disampingnya.

"Lu kesini sama siapa?" Tanya Bokuto sedikit penasaran. "Gua kesini bareng Iwaizumi.." ucap nya sambil menunjuk pada Iwaizumi yang menyusul masuk ke dalam.

"Wait, kayak nya gua pernah liat lu deh .. lu bukannya dari kelompok bagian dua ya?" Tebak Bokuto setelah memperhatikan detail Oikawa dan Iwaizumi.

"Iya .. gua dari sana, cuma atas perintah atasan gua dipindah kesini .." ujar Oikawa tertawa canggung dan mendapat sorot lirikan mata dari Iwaizumi dengan sekilas senyum kecil.

Bermula dari itu, Oikawa dan Iwaizumi menjadi rekan yang bisa dikatakan cukup diandalkan dalam tim. Hal itu membuat Oikawa cukup dekat terutama dengan Kuroo.

"Kalau lu sakit, lu disini saja.." ujar Oikawa mencegah Kuroo meneruskan misi sementara Kuroo sedang demam tinggi.

"Ngga.. gua bisa ko—"

Plakk!

Tamparan kuat membuat Kuroo memotong kalimat nya. "Istirahat!" Tegas Oikawa sambil berjalan meninggalkan Kuroo.

*****

22.00 pm

"Iwaizumi ..?" Panggil Kuroo sedikit berteriak mendapati Iwaizumi berjalan santai diluar markas.

"Halo .." sapa Iwaizumi.

"Lu kenapa di sini? Ngga ikut misi?" Iwaizumi menggelengkan kepalanya, sedikit menatap Kuroo. "Karena musuh yang diincar kali ini ada di dekat sini .. Kuroo membulatkan matanya mendengar ucapan Iwaizumi.

Kuroo mengangkat sebelah alisnya, "Maksud lu?"

"Sudah sudah— jangan menjelaskan nya terlalu detail.." sahut seseorang yang keluar dengan senapan ditangan nya, empat pistol di saku nya.

"Siapa yang ada disini selain kita?" Bisik Kuroo dibalas dengan gelengan kepala.

"Ap—"

Dorr!!

Satu tembakan dilepas, memotong ucapan Kuroo. Dengan cepat, Kuroo mengambil pistol disaku nya, mengarahkan nya pada pria didepannya.

Iwaizumi menjauh dari Kuroo, mengalihkan perhatian si pria itu sementara Kuroo memfokuskan bidikan padanya.

Dorr!!

Tembakan terdengar namun tertimpa lagi dengan suara tembakan lagi. Kuroo berhasil menembak pria didepannya, sementara dirinya menembak Iwaizumi.

"Argh—" rintihan kecil terdengar dari si pria itu, perlahan berjalan pergi. Ekor mata Kuroo terus mengikuti si pria itu pergi sambil berjalan ke arah Iwaizumi. "Nice," lirih Kuroo.

"I-iwaizumi.." Kuroo terduduk, memperhatikan detail tembakan itu, "Dia masih bisa selamat .." pikir Kuroo sedikit mengerutkan keningnya. Sesaat rautnya berubah menatap sedih, tangan nya sedikit mencengkram tanah.

"Apa yang terjadi?" Sedetik kemudian, pimpinan mafia kembali disusul yang lainnya dibelakang. Melihat Iwaizumi yang tertembak, Oikawa membulatkan matanya sempurna.

"Iwaizumi?" 

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang