Chapter 6 || Season 2

2.2K 335 130
                                    

Author POV

Dorr!!

"[Name] ..?" Atsumu berbalik setelah melihat [name] yang basah dan tumpahan darah Yaku.

"Ahh .. menyakitkan pasti," dari atas Hoshiumi membuka jendela nya, mengarahkan bidikan nya pada Atsumu.

Dorr!!

"Atsumu!!" Tembakan dari kejauhan itu berhasil mengenai sasaran nya, membuat Atsumu terduduk, merintih kesakitan.

"Argh—"

"Hanya tembakan kecil! Pergi tanpa gua sam!" Osamu yang hendak membopong tubuh Atsumu harus mengurungkan niatnya karena penegasan Atsumu. Surai kelabu itu mengangguk mengiyakan perintah Atsumu dan menerobos masuk lebih dalam.

"Atsumu, lu .."

"Jangan pedulikan— akh! Pergilah tanpa gua, dengan .. Osamu .." pinta nya sesekali merintih kesakitan. Tangan kirinya terus menekan bekas tembakan itu, menahan darah nya agar tidak terus keluar.

Sorot matanya tertuju pada sumber tembakan itu, Hoshiumi.

"Pergi!!" Bentak Atsumu pada [name] membuat nya harus terpaksa berpisah disana dan pergi bersama Osamu.

"Hahh" Hoshiumi kembali menarik pengisi peluru nya, mengarahkan pada Atsumu lagi. "Harusnya gua samakan .. cuma gadis itu dan saudara kembarnya yang tidak memiliki luka apapun .." gumam nya.

Atsumu perlahan menurunkan tangannya, memposisikan kembali dirinya dan mengarahkan tembakan pada arah Hoshiumi. "Sial .." umpat nya setelah mendapati tembakan itu meleset dan mengenai jendelanya.

Author POV end
.
.

Brakk

Mataku membulat sempurna, mendapati Bokuto yang terduduk didepanku. Darah dimana-mana, bekas tembakan seolah mengisi tiap bagian pada tubuhnya.

Bahkan disaat dirinya yang sudah dikatakan mendekati ambang batas nya, "Abang .." tangan nya masih mampu mengelus rambut ku, bahu nya masih kuat memeluk ku.

"Seharusnya jangan kesini .." ucap nya dengan nada lirih. Memeluk ku dan menyisir rambut basahku ke belakang telinga.

"Bagaimana gua bisa diam? Sementara abang disini .. sendirian dan juga—" aku tak melanjutkan kata-kata ku. Hanya tangisan ku yang memberikan jawaban.

Osamu sejenak melihat sekeliling, lalu mengambil sebuah kunci yang menggantung di ujung. Mengambil nya lalu membukakan pengikat besi di tangan Bokuto.

"Disini berbahaya .. kenapa lu .. kesini?" Aku melepaskan pelukannya, menurunkan senapan milik Kuroo. "Gua bisa menggunakan ini .."Ujar ku.

Namun sepertinya raut Bokuto seolah tidak setuju aku memegang senapan ini, ia langsung menyahut benda itu, "Ngga ngga .. ini berbahaya .." ujarnya.

"Tapi luka abang—" Bokuto menggelengkan kepalanya, "Gua baik-baik saja .." dia berbohong. Aku tau itu, jelas-jelas tubuhnya berkebalikan dengan ucapan nya.

Hanya senyuman nya yang seolah menjadi topeng nya kali ini, menyakinkan ku tentang kondisinya.

"Sekarang kita kemana?" Tanya Osamu.

"Kita ke ruang bawah tanah .. mereka disana," jawab Bokuto.

*-*-*-*

Author POV

"Atsumu!!" Teriak Alisa menghampiri Atsumu. "Mereka datang .." sahut salah satu bawahan Alisa.

"Bereskan mereka! Lev, ikut gua membawa Atsumu—" tangan Alisa ditepis oleh Atsumu, ia menolak untuk berpaling dari tugas nya. "Gua harus pergi .. [name] dalam bahaya .." ujar nya.

"Bereskan mereka!" Perintah Lev lalu berlari menyusul Alisa kedalam, mengikuti Atsumu.

'pimpinan .. mereka menerobos masuk ke dalam'
-Shirabu

'biarkan saja .. aku akan menyambut nya kali ini ..'
-kiyoko

*-*-*-*

"Atsumu!! Jangan ceroboh!" Tegur Alisa berusaha mencegah Atsumu yang berlari semakin kedalam.

"Tsumu?" Osamu berbalik setelah mendengar suara Alisa disusul Atsumu yang berlari didepan nya. "Bokuto ..?" Alisa menghentikan langkahnya, melihat Bokuto yang berlumuran darah karena tembakan dimana-mana.

"Gua ikut .." pinta Atsumu.

"Apa? Jangan menca—" Osamu menepuk pundak [name], menggelengkan kepalanya seolah ia mengatakan jika untuk saat ini [name] harus berbaikan dengan Atsumu.

[Name] mendecih kesal, "Baiklah baiklah .." dan menghela napas kasar.

"Kita berpencar .. Kiyoko tidak sendirian, ada Kageyama, Ushijima dan Oikawa bersama nya .." ujar Bokuto menjelaskan.

"Kita hanya bisa berjaga-jaga untuk sekarang, gua juga ga tau serangan apa lagi yang bakal mereka berikan .. apalagi, pimpinan masih berada ditangan mereka .." lanjutnya mempertegas tentang keadaan Shinsuke.

"Hah— ini mulai menyakitkan .." batin Bokuto merasakan sakit pada bekas tembakan di tubuhnya.

Brak!!

Bokuto menendang paksa pintu didepan nya setelah berjalan melewati beberapa ruangan di markas dan akhirnya bertemu pada pintu diujung ruangan lantai dasar.

"Cepat .." perlahan Bokuto menuruni anak tangga yang menyambut nya setelah pintu terbuka dan disambut lagi dengan lorong yang panjang.

"Lorong nya sepanjang apa?" Tanya Lev melihat kanan kiri yang terpasang obor disetiap sepuluh meter. "Entahlah .. gua juga kurang tau, tapi yang pasti sekarang kita sudah dekat .." ujar Bokuto.

"Eh ..?" Seseorang menyahut. Itu suara Kiyoko, "Ternyata lebih banyak dari dugaan ku .." sambung nya disusul tawa kecil.

Seolah berkamuflase dalam kegelapan, tidak ada yang tau dimana tepat Kiyoko berdiri.

"Dengar .. aku sudah memberikan kalian tugas, jangan mengecewakan ku .." bisik nya pada beberapa bawahan nya. Bokuto menghentikan langkahnya, menatap kedepan seolah beradu pandang dengan Kiyoko.

"Baik!" Ucap mereka serentak.

"Gua ga melihat sia— hmpp! "Kata-kata Alisa terpotong dengan bungkaman dari seseorang dibelakang nya.

"Kakak!!" Seru Lev menyusul Alisa yang dibawa ke sebuah ruangan kosong di sebelah kiri dan melihat jelas Ushijima.

"Lakukan .." ucap Kiyoko pada Kageyama, menurunkan perintah.

Dorr!!

Tembakan itu memisahkan Atsumu dan Osamu dari [name] dan Bokuto. Menggiring keduanya pada ruangan disebelah kanan.

Ctek—

Lampu menyala dan memperlihatkan Kiyoko didepan. Menatap kemenangan pada Bokuto dan [name]. "Selamat datang .. kembali," ucap nya.

Dorr!!

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang