"[name]... Bokuto.." Panggil Akaashi setelah menyadari tidak ada teriakan lagi dari arah kamar ku. Ia membuka pintu dan mendapati diriku dan Bokuto tertidur pulas, layar komputer dengan game over sementara handphone berada di atas pipi ku.
"Lho..?" Kuroo yang ikut menyusul pun mengintip lalu tersenyum jahil, "Hehe.." Kuroo kemudian masuk ke kamar ku, mencari-cari spidol dan melihat ke arah ku dan Bokuto.
"Mampus!" Kuroo mulai mencoret-coret wajah Bokuto dengan gambar absurd apapun itu bahkan rumus-rumus kimia sekalipun. Itu dilakukan juga pada wajahku.
"Kuroo hentikan.." cegah Akaashi sesekali menghela napas melihat apa yang dilakukan kakak pertamanya.
"Dah.." Kuroo menegakkan badan nya dan menutup spidol itu, "Akaashi, jangan bilang mereka.." Kuroo tersenyum jahil, menempelkan telunjuknya ke bibir nya dengan maksud meminta Akaashi untuk tutup mulut.
*****
18.00 pm
Aku terbangun, ku lihat Bokuto masih tertidur didepan komputer ku. Ku renggangkan otot ku dan melihat ke arah cermin di dekat Bokuto, butuh waktu tiga detik hingga aku menyadari jika wajahnya penuh dengan coretan.
Aku langsung turun dari kasur dan mengintip wajah Bokuto, dan benar saja wajah Bokuto penuh dengan coretan.
"Bang! Abang! Bangun!!" Aku mengguncangkan badan Bokuto, berusaha membangunkan nya.
"Hng? Udah jam berap— AHAHAHHAHA" Aku tertegun sejenak, kenapa dia tertawa melihat ku? Apa yang lucu?
"M-muka lu!" Aku mengerutkan kening ku lalu berbalik dan melihat ke arah cermin, benar saja wajahku tidak ada bedanya dengan Bokuto.
Aku dan Bokuto lalu saling menatap, "Pelakunya siapa?" Tanya ku dan Bokuto serempak.
"Ini pasti.." aku dan Bokuto menoleh bersamaan ke arah pintu dan langsung berlari keluar kamar, ke ruang tengah dengan Kuroo yang sedang santai disana.
"KUROO!!" Teriakku dan Bokuto bersamaan.
"Ha— muka lu berdua napa anjir HAHAHAHA!" Kuroo menoleh dan langsung tertawa seakan tidak menyadari perbuatannya.
Bokuto lalu berjalan ke dapur dengan raut kasihan, "Akaashi.. pelaku nya siapa?" Mata Akaashi melirik pada Kuroo yang berdebat dengan ku.
"Oo jadi lu!!" Seru Bokuto berjalan ke arah Kuroo. "Sorry sorry.. tapi kan bagus karya gua?" Ujar Kuroo terkekeh melihat ku dan Bokuto.
"Serah dah gua mau mandi.." ucapku lalu menarik baju handuk didekat ku lalu pergi ke kamar mandi dan melakukan aktifitas ku
Kuroo melihat ke arahku yang berjalan pergi ke kamar mandi, "Udah pergi?" Lalu menghadap kembali ke meja makan
*-*-*-*
Bokuto melihat ke arah Akaashi dengan wajah memohon, "Akaashi! Kali ini lu harus setuju sama rencana nya!" Lagi-lagi Bokuto meminta Akaashi untuk menyetujui rencana yang diusulkan oleh Kuroo dan Bokuto.Akaashi termenung sejenak, "Huft— baiklah.." kata Akaashi.
"Tsukishima juga!, harus iya," Paksa Bokuto. Tsukishima memijat pelipisnya dan menghela napas, "Oke gua setuju.." katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My 4 big brother {END}
RandomBercerita tentang lima bersaudara yang hidup dalam satu atap. Kuroo, sang kepala keluarga terlibat dalam konflik berat disusul Bokuto, Akaashi dan Tsukishima. Memiliki [name] sebagai adik mereka. Kehidupan yang sedikit kelam, terjerat dalam dunia ma...