Chapter 15

4.4K 606 192
                                    

Bokuto menghela napas sesaat, "Udah siap?" Aku mengangguk sambil melihat ke arah Kuroo yang bersila diatas papan selancar layaknya bertapa.

"Iya udah.." balas Kuroo sambil menyisir poni samping nya ke belakang, menunjukkan wajah sempurna nya.

Rasanya seperti, "Serius dia abang gua?" Lalu aku beralih pada Bokuto yang bermain air di sebelah kiri ku, "Bro—" napasku sesaat berhenti melihat hair down  miliknya.

"Gua bersyukur untuk ini.." pikirku.

Hembusan angin menerpa wajahku lebih kencang, ombak yang ditunggu akhirnya datang.

"Hey hey hey!! Maju sini!" Ujar Bokuto lantang seolah dirinya menantang sang ombak disana.

"Lu yakin bakal ngelakuin itu?" Tanya Kuroo memastikan. "Coba aja dulu, kalo tenggelam yauda," balasku enteng.

"3.. 2.. 1!" Ombak menerjang dan menaikkan papan selancar ku, Kuroo dan Bokuto sebagai pertanda balapan dimulai.

Aku menarik napas panjang, menutup mata lalu melompat. "Bokuto!" Teriak Kuroo dibalas anggukan dari Bokuto.

Kuroo menangkap tubuhku, sementara Bokuto mengambil papan selancar ku. Dan itu berlangsung dalam sekejap mata.

Aku membuka mata setelah ombak itu kembali membawa ku ke tepi pantai, "Berhasil!!" Seru ku. Aku bahkan tidak menyangka itu akan berhasil.

Tidak masuk akal, tapi terjadi dan berhasil.

Kuroo bernapas lega lalu menurunkan ku. "Kereeennn!!" Seru Bokuto sambil memberiku tos.

"Untung berhasil, gua udah ragu duluan.. sampe gagal, gua ga tau harus apa dah," Ujar Kuroo mengacak-acak rambutnya dan berjalan ke tempat Akaashi dan Tsukishima disusul aku dan Bokuto dibelakang.

"Dah, yok jam makan!" Pikiran nya penuh dengan makanan, pikirku mendengar Bokuto.

*-*-*-*

"Sana cari ikan.." ucap Tsukishima tiba-tiba. "Hah? Kok gua?" Tanyaku heran.

"Gua kan posisi satu.. ya Abang Bokuto lah!" Protes ku. Tsukishima mengabaikan protes dariku dan menyodorkan ember plastik padaku.

Siapa yang menang siapa yang disuruh mencari ikan.

"Yang nilai itu juri," sahut Kuroo menepuk pundak kiri ku.

"Curang!" Aku menepis tangan Kuroo, "Nurut atau uang jajan—"

"Iya iya iya!" Aku menyahut ember itu dan pergi ke utara, melakukan tugas yang seharusnya bukan aku yang menjalani nya.

Masa bodo, uang jajan ku lebih berharga sekarang.

"Yang semangat adek manis~" teriak Bokuto dari kejauhan sambil melambaikan tangannya

"Apa-apaan coba, gua yang menang gua yang disuruh.." gerutu ku di sepanjang bibir pantai hingga tak merasakan ember yang kubawa mulai penuh.

*-*-*-*

"Lah? Abang kemana?" Aku celingak-celinguk mencari keberadaan abang-ku, "Bang jangan lah nakut-nakutin.. iya masih siang ga ada hantu tapi akan gua kayak anak ilang.." ujarku mencari kesana-kemari.

Aku berbalik, hanya ada ombak dan angin pantai yang terasa.

Aku berbalik lagi, "Ab—" sebuah kue dilempar kan ke arahku tepat mengenai wajah ku hingga aku terjatuh.

"Ciee ulang tahun!!" Bokuto tertawa dan menyoraki ku, bukannya membantuku berdiri.

"Happy birthday dek.." Akaashi keluar dari persembunyiannya dengan kue ditangan nya. "Bang—" aku menyingkirkan krim yang menempel di wajahku dan tersenyum haru pada Akaashi.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang