Chapter 16

4.1K 570 280
                                    

Akaashi keluar kamar dan dibuat kaget dengan kepulangan Kuroo dan Bokuto namun tanpa diriku, "Adek mana? Kenapa kalian pulang tanpa—"  

"Kuroo yang tanggung jawab, gua cuma disuruh.." sela Bokuto setengah sadar mengingat sekarang sudah pukul dua dini hari. Dan ia sangat super mengantuk.

Akaashi menoleh, "Kuroo?"

"Ada deh.. ntar juga sampe.." Kuroo masuk ke kamar begitu juga Bokuto dan meninggalkan Akaashi yang bingung disana menunggu ku pulang.

Hampir 30 menit Akaashi mondar-mandir dan sesekali membuka pintu karena bingung. Apalagi kepala Akaashi juga sedang sakit.

Tiinn!!

"Abang!" Akaashi membuka pintu dan melihat ku pulang. Ia bernapas lega saat itu.

"Dek? Dan—"

"Halo.. saya Atsumu.." sapa Atsumu sambil menurunkan ku dari motornya.

"Kita seumuran.. santai saja.." Atsumu tersenyum kecil dan kemudian berpamitan pulang.

"Bang—"

"Masuk!" Aku tersentak kaget, lalu masuk ke dalam dan duduk di sofa berhadapan dengan Akaashi.

Akaashi menghela napas, memijat pelipisnya karena pusing, "Kenapa ngga pulang sama Kuroo dan Bokuto?" Aku tak menjawab, apa jawaban yang harus kuberikan sementara itu salah dua abang-ku itu.

"Hm?"

"G-gua ditinggal.." balasku. Akaashi menghela napas lagi lalu beralih duduk kesamping ku.

"Dah, sekarang tidur.." Ia meraih kepalaku dan menidurkan di pahanya.

*-*-*-*

"Oo karena itu, abang ninggalin gua?" Kuroo hanya bersiul mengalihkan pandangannya.

"Iya kan biar seru.." jawab Kuroo sambil terkekeh kecil.

"Eh, lu kesini sama siapa?" Tanya Bokuto. Atsumu menoleh dan menunjuk ke arah Osamu, saudara kembarnya yang justru sedang promosi onigiri.

"Gua sebenarnya capek sama Tsumu.. rekomendasi buang saudara ada?" Osamu duduk di samping Tsukishima. Jika dilihat secara seksama, raut mereka sama, sama-sama terkena tekanan batin.

"Panti asuhan.." ucap Tsukishima singkat setelah diam berpikir sejenak.

"Saran yang bagus,"

*-*-*-*

Hari menjelang sore, Tsukishima mengeluarkan panggangan elektrik itu dan menyalakan api dibawahnya.

"Bokuto..jangan main api!" Tegur Akaashi melihat Bokuto bermain api dengan ranting ditangannya.

"Dek taruh ikannya di atas panggangan!" Ujar Kuroo memerintah ku. Aku mengangguk lalu meletakkan satu persatu ikan dan hasil lautan lain ke atas panggangan itu.

"Katanya elektrik.. tapi kok pake api sih?!" Tsukishima menghela nafas dan tersenyum lalu menampar Bokuto, menyadarkan akan ketololan haqiqi yang dimilikinya.

"Elektrik sih iya, tapi di colokin kemana? Hidung lu?" Sahut Kuroo sembari mengipasi api dan menjaga agar tidak padam.

"Atsumu!" Panggil Kuroo.

"Apaan?"

"Anggur?" Bisik Kuroo diangguki Atsumu. Hanya dengan satu kata, Atsumu langsung paham apa yang dibicarakan Kuroo.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang