Chapter 3

6.5K 847 121
                                    

"Ini siapa lu? Ga pernah lu bawa ke tongkrongan selama ini.." Tanya Atsumu menyadari kehadiran ku disana.

"Oo.. adek gua.." balas Kuroo membuat semuanya terkejut termasuk Atsumu yang dengan pedenya main bertanya.

"Serius?!" Tanya Atsumu tidak percaya.

Kuroo mengangguk, "Iyaa.. terus siapa lagi?" Katanya.

"Cantik.." gumam Atsumu sambil terus melirikku.

"Heh, lu bawa tiga botol kesini buat ngajak minum atau buat lu pamerin doang?" Sahut Suguru, teman Kuroo menyadarkan Atsumu dari lamunannya memandang ku.

"Eh, iya sorry buka aja," Ucap Atsumu mempersilahkan sambil terkekeh kecil.

"Dek lu mau?" Tawar Bokuto. Aku hanya mengangguk kecil, aku pasti kuat meminumnya, pikirku.

"Ha? Serius lu ajak dia minum?" Sahut Suguru tidak percaya.

"Lu ga kenal adek gua sih.." ujar Bokuto sambil mengelus rambut ku dengan bangga. Seolah membawa ku tidak ada salahnya.

"Setengah gelas aja dulu atau seperempat.. kalo kuat minta aja lagi, kalo ga kuat berhenti aja.." jelas Suguru memperingkatkan. Aku mengangguk paham setelah anggur itu dituangkan ke gelas yang disediakan.

"Enak!" Respon Bokuto setelah menelan satu tegukan minuman itu. Sementara Kuroo? Efek yang kuat membuat nya lebih dulu masuk ke fase mabuk, terlihat dari pandangannya yang mulai sayu dan pipinya yang memerah.

"Demi apapun efek nya gila sih.." ujar Kuroo mulai kehilangan kesadaran. Ia memutuskan untuk menyerah dan meletakkan sisanya di meja.

"Ambil pereda nya!" Perintah Atsumu. Suguru dengan cepat langsung mengambil pereda yang sengaja disiapkan agar tidak terlalu mabuk berat.

Sebenarnya, Kuroo bisa dikatakan cukup kuat dalam meminum hanya saja untuk kali ini efeknya benar-benar diluar dugaannya.

"Enak sih.. cuma kurang manis.." Komentar Bokuto sambil meletakkan kembali gelasnya ke meja, membuat semuanya kaget. Minuman itu tidak membuat Bokuto mabuk.

"Menurut gua.. juga gitu," Sesaat, keheningan terjadi. Mendengar komentar ku dan Bokuto yang telah meneguk habis minuman itu tanpa sisa, dengan santainya berkomentar.

"L-lu minum?" Suguru mengedipkan matanya beberapa kali, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Aku masih sadar, bahkan aku merespon Suguru.

"Iya lah.. ngapain ngga diminum.." ucapku sambil tertawa canggung. Atsumu bertepuk tangan, kagum melihatnya. "Keren.. jarang-jarang ada yang bisa nahan, apalagi cewe.." katanya.

Sejak itu, aku mulai akrab dengan mereka. Mereka cukup asik di mataku. Menurut mereka, menahan mabuk dari anggur yang dibawakan oleh Atsumu adalah sebuah kebanggaan tersendiri.

*****

01.21 am

"Kami pulang.." Akaashi yang kebetulan terbangun, tak sengaja melihat ku, Kuroo dan Bokuto pulang dengan sedikit berantakan. Ditambah Kuroo yang masih 60% sadar.

"Ke dapur..akan ku buatkan pereda mabuk," ajak Akaashi sambil berjalan ke dapur diikuti diriku, Kuroo dan Bokuto.

"Tsukishima udah pulang belum?" Tanya Kuroo setengah sadar.

"Sudah.. tepat setelah kalian pergi.."

"Minum dan setelah itu tidurlah," Akaashi menyajikan semangkuk kecil sup hangat. Ku minum sup itu dan perlahan kesadaran ku mulai kembali.

*****

Esok harinya...

"Akh! A-abang!!!" Teriakku membuat Akaashi yang berada di dapur langsung menghampiri ku."Kenapa dek?" Tanya Akaashi dengan raut panik.

"Sakiitt!" Rintihku. Akaashi menoleh ke arah kalender dan menghela napas sejenak, "Sudahlah.. tidak apa-apa.." ucapnya menenangkan ku.

"Tunggu sebentar, aku akan membuatkan pereda nya.. oke?" Aku mengangguk pelan dengan selimut yang masih menggulung diriku.

"Kenapa?" Tanya Tsukishima kebetulan mendapati Akaashi turun kebawah. "Hanya itu.." singkat Akaashi.

"Itu? Eh— Bokuto!"

"Serius?! Kembaran gw akhirnya muncul! Adek jadi moody-an," Seru Bokuto dengan hal random yang selesai melintas di pikirannya.

"Gausah segitu nya juga.." sahut Tsukishima dengan santai sembari menyeruput minumannya.

"What? Segitunya? Lu ga tau sikap adek kalo waktu kayak gitu, diem ajalah!" Bokuto menatap sinis ke arah Tsukishima yang juga melirik ke arah nya. "Yeah.. idk, gw aja lebih sering latihan voli daripada berurusan sama adek.." balas Tsukishima sambil mengangkat bahunya seolah pembicaraan sangat enteng.

"Tangan gw gatel bat anjg pengen mukul lu!" Ujar Bokuto sambil tersenyum psyco. "Do u need pisau?" Tambah Kuroo dengan rip inggris nya.

"Kenapa dek?" Tanya Akaashi melihat ku berjalan ke dapur. "Ngga apa-apa bang, cuma mau mandi.." jawabku sambil tersenyum kecil.

"Setelah mandi sarapan dulu sekalian minum pereda nya..baru berangkat.." jelas Akaashi padaku.

"Udah ga sakit lagi?" Tanya Kuroo memastikan. Aku hanya menggelengkan kepala, "Ngga kok.." dan Kuroo juga Bokuto bernapas lega karena tidak akan menghadapi hal-hal yang menguji emosional.

*****

Kuroo meletakkan gelasnya,"Akaashi, gw berangkat duluan ya," kemudian berdiri dan berpamitan untuk kesekolah.

"Baiklah.."

"Gw juga duluan ya.." Susul Tsukishima setelah menarik resleting jaket hitam nya dan menyelesaikan makannya.

"Akaashi.. [name] kok lama sih? Udah jam berapa?" Sambung Tsukishima bertanya. Akaashi mengangguk lalu berjalan ke kamar mandi, mengetuk pintunya untuk menyuruhku agar lebih cepat, "Dek..ada apa? Tsukishima menunggu mu.."

Aku membuka pintu dan hanya memunculkan kepalaku, "Bang..ambilin itu.." pintaku.

"Ah baiklah.." ujarnya paham.

20 menit kemudian...
.


.

"Segarnya.." ucapku sambil berjalan keluar kamar mandi dan melihat Bokuto yang tengah sarapan.

"Bokuto.." panggil Akaashi mengingatkan jam sekolah.

"Eh iya maap lupa," Bokuto kemudian berdiri dan kembali ke kamar, mengambil tas sekolahnya sembari menunggu Akaashi.

"Bang Tsukishima udah berangkat?" Tanyaku mencari keberadaan sosok Tsukishima. Dia yang menemani ku ke sekolah karena jalur kami sama hanya berbeda sekolah.

"Udah.. kayaknya.." jawab Akaashi ragu sambil membereskan sisa sarapan dan menyiapkan bekal untuk ku karena tak sempat sarapan.

"Belum.. cepetan, gw tunggu.." Sahut Tsukishima dari arah pintu depan dan menunggu ku disana. Dengan segera, aku berlari ke kamar, mengganti baju dan menyusul Tsukishima baru kemudian berangkat bersama.

"Bokuto, kita juga harus berangkat.." Akaashi mematikan lampu dapur, mengambil tas lalu mengunci pintu rumah sebelum akhirnya berangkat ke sekolah bersama Bokuto.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang