*****
"Kenapa dek?"
"Ngga .. Atsumu ngajak jalan .. gimana?" Bokuto hanya mengangguk dan mengacungkan jempol. "Boleh aja .. sono berangkat .." ujarnya.
Sudah satu tahun berlalu sejak hari itu, hidupku kembali normal. Ada Bokuto yang menjagaku dan Atsumu yang menjadi pacar ku sekarang.
Atsumu sempat tidak menemui ku beberapa hari karena merasa bersalah entah dari sisi manapun, melihat dari marah nya diriku pada Shinsuke kala itu.
Namun kini semua kembali normal.
"Emang dia mau bilang apaan?" Bokuto merebahkan dirinya di sofa, menyalakan TV sambil memakan camilan.
"Mana gua tau, minta putus .. mungkin?" Pikirku asal-asalan.
"Putus yaudah lah, embat aja kembaran nya.." sahut Bokuto dengan santai.
"Oiya bang, kapan mau kesana?" Bokuto mendongak, "Besok? Sekalian makan diluar .. males masak," ujarnya. Tentang dirinya yang malas masak, aku tidak percaya karena dia juaranya menghancurkan dapur.
Bagaimana dia bisa bilang malas masak sedangkan dirinya saja sama sekali tidak bisa memasak.
"Atsumu didepan .. pake hoodie biar ga dingin," ujarnya. Sial, itu mengingatkan ku pada Akaashi yang memaksa ku untuk mengenakan hoodie miliknya.
"Lama banget?" Atsumu menggelengkan kepalanya, "Engga .."
"Mau kemana?" Aku naik ke atas motornya, melingkarkan tangan ku pada perutnya.
Atsumu menyalakan motornya, "Ke taman bentar, ada yang mau gua lakuin disana .." aku mengangguk lalu Atsumu secara tiba-tiba menancap gas kecepatan tinggi.
"ATSUMU!!" teriakku berusaha memposisikan diri agar tidak jatuh.
"Oke dah sampai.." Tak butuh waktu yang lama hingga akhirnya sampai disebuah taman. Air mancur ditengah dan beberapa bangku taman disekitarnya menghiasi taman itu. "Gua mau nyari barang .." sambungnya sambil membantuku turun.
"Barang apa yang mau dicari?"
"Cincin.."
"Jadi lu ngajak jalan cuma mau nyari cincin?" Atsumu terkekeh, "Iya .. gitu .."
Aku menghela napas kasar, entah apa yang pacarku lakukan. Random dan asal-asalan. Aku mulai mencari cincin yang dimaksud Atsumu, dimulai dari air mancur hingga tiap sudut bangku taman.
Perlu banyak waktu mencari nya hingga akhirnya aku berseru, "DAPAT!" lalu kuberikan pada Atsumu.
"Maaf ya ngerepotin .." ujar nya menampilkan puppy eyes. Aku menghela napas, "Untung pacar gua .." gumamku.
"Gua ke rumah lu sekalian ya .."
*-*-*-*
"Gausa banyak protes, gua cuma ada teh hijau .. kalau mau yang lain bikin sendiri, buat gua tamu bukan raja haha .." Bokuto meletakkan nampan ditangan nya lalu kembali duduk.
Atsumu menarik napas, "Heh gua mau bilang sesuatu boleh ga?" Bokuto menatap aneh, "Iya boleh aja, napa?"
Atsumu menarik tangan ku, "Didepan abang mertua— ngga, didepan kakak ipar .. gua cuma mau bilang," Atsumu menghentikan kalimatnya, menarik napas panjang.
"Lu mau ga jadi pendamping hidup gua?"
Aku tak menjawab, ruangan langsung hening setelah Atsumu melontarkan kata terakhir nya.
"AAAAAAAAAAA!!!!!!!" Sontak, Bokuto langsung berteriak kencang. Kaget mendengar ungkapan Atsumu.
"Diem bentar!" Atsumu langsung membungkam Bokuto, mendiamkan sesaat hingga akhirnya Bokuto diam.
"Gua mau .." aku menjawab permintaan Atsumu. Satu teriakan lagi keluar dari Bokuto membuat Atsumu harus membungkam lagi.
Ia memakaikan ku cincin yang barusan dicari beberapa menit yang lalu, "Lho ini kan—" ia hanya mengangguk, "Yup, buat lu .."
"Jadi .. lu bakal nikahin adek gua?" Atsumu mengerutkan keningnya, kesal mendengar nya. "Iya lah anjer yakali ginian cuma bercanda!" Dan Bokuto hanya terkekeh mendengar nya.
"Hehe okay okay .. jagain adek gua ya, gua juga ga selamanya bakal terus ada buat dia .." Bokuto tersenyum kecil lalu mengangguk, seolah menjadi tanda pemberi restu.
"Okay! Karena lu udah bilang ke gua .. dan gua kasih restu, berikutnya lu harus minta restu sama yang lainnya .." ujar Bokuto bersemangat.
"Tentu .." jawab Atsumu seolah-olah melakukan ritual menjadi pengantin.
*-*-*-*
"Dek.." aku berbalik, melihat pada sumber suara itu.
"Abang ..?" Aku berjalan, perlahan lalu berlari ke arahnya. Memeluknya erat dan terduduk bersamanya.
Dari belakang, seseorang mengangkat ku. "Bang Kuroo ..?" Ia mengangkat ku dan mendudukkan ku dipangkuan nya. Disusul Tsukishima yang duduk di samping Kuroo.
"Bang .." mataku berkaca-kaca, kepalaku sedikit menunduk.
"Adek .. kangen, adek kangen main sama abang, jalan sama abang .. adek kangen .." belum sampai aku berbicara panjang dan mengutarakan isi hati, aku membisu. Aku menangis, "[name] .. adik nya Akaashi ga boleh nangis lama-lama .." Akaashi memgelus rambut ku.
"Adek juga .. kangen, bisa sekolah bareng .. kayak dulu, ada yang nemenin .." Tsukishima tertegun, ia tau jika dirinya yang dimaksud.
"Gua juga kangen, tapi .. lu bisa pergi sendiri tanpa gua .." Tsukishima tersenyum kecil.
"Kangen jalan tiap malam bareng Bang Kuroo .. minum bareng sampe tengah malam .."
"Masih ada Bokuto untuk menggantikan gua .." ujar Kuroo sambil mencium ujung kepalaku.
"Udah ga ada yang nyuruh adek makan siang .. jadi males makan tiap hari," Akaashi terdiam sejenak, lalu membuka suaranya, "Dek .. lihat abang sekarang .."
Aku menoleh padanya.
"Dek..makan siangnya udah siap..makan ya? Abang suapin"
KAMU SEDANG MEMBACA
My 4 big brother {END}
De TodoBercerita tentang lima bersaudara yang hidup dalam satu atap. Kuroo, sang kepala keluarga terlibat dalam konflik berat disusul Bokuto, Akaashi dan Tsukishima. Memiliki [name] sebagai adik mereka. Kehidupan yang sedikit kelam, terjerat dalam dunia ma...