Chapter 5 || Season 2

2.4K 350 130
                                    

"[name] !!" Panggil Atsumu. [Name] menoleh, "Oh .. kenapa lu kesini?" Rautnya seolah tidak bersahabat dengan Atsumu.

"Kalau bukan karena Alisa, gua ga akan kesini nyusul lu, oh! Bahkan gua ga peduli lebih tepatnya .." ujar Atsumu makin menyulut emosi [name]

"Sudah lah!" Tegas Osamu menyela perdebatan [name] dan Atsumu, "Musuh didepan .. kita bahkan tidak tau apa kita akan hidup atau mati ditangan mereka nanti .." ujar nya.

"Stfu." Kesal Atsumu.

"Sekarang dengarkan gua .." Osamu menarik paksa tangan Atsumu, mendekatkan nya pada [name]. "Kita akan menyelinap melewati pintu depan—"

"Menyelinap jenis apa yang lu maksud bego?" Sela Atsumu memprotes. "Jika kita menyerang terang-terangan, lu bisa tau akibatnya! Oleh karena itu .." Osamu mendongak, menunjuk pada penjaga yang memiliki pola pertukaran tiap 20 menit sekali.

"Kita ambil senjata mereka .. bagian depan tidak terlalu padat .. jadi ada kemungkinan kita bisa mengambilnya tanpa ketahuan .." sambung Osamu menatap detail senjata yang dibawa para penjaga markas.

"Gua denger senjata mereka bertipe ZH-05 .. mengandalkan [name] tidak selalu berhasil .." tambah nya.

"Lu yakin ini berhasil?" Tanya Atsumu sedikit ragu. "Jika ngga berhasil, mungkin satu orang dari kita yang akan tertahan .." jawab [name] mengarahkan bidikan pada salah satu penjaga didepan.

"Sekarang!"

Dorr!

[Name] sengaja menembak secara asal, membuat para penjaga teralihkan. Dua diantara mereka berhasil dibungkam hingga tak sadarkan diri oleh Atsumu dan Osamu.

"Tolong .. selamat kan mereka untuk ku .." pinta [name] dalam pikiran nya. Atsumu sekilas menoleh, saling memandang penuh harapan besar.

"Akan gua usahakan .." balas Atsumu. [Name] terus mengalihkan perhatian penjaga itu, membiarkan dirinya menjadi umpan tak terlihat sementara Atsumu dan Osamu menjalankan tugas mereka.

*-*-*-*

'Alisa, dari markas utama .. markas berhasil diambil alih oleh musuh untuk saat ini,'
-alisa

"Bagaimana dengan [name] dan yang lainnya?" Tanya Alisa. "Gua lagi coba menghubungi mereka."

*-*-*-*

'[name] berikan laporan keadaan disana ..'

'diamlah! Ini buruk ..'

'gua segera kesana .. tahan mereka lebih lama ..'

'gua gagal hubungin Atsumu Osamu .. mereka baik-baik saja kan?'

'they are fine, Atsumu dan Osamu menyelinap masuk .. gua tengah mengalihkan perhatian para penjaga didepan,'

'alright .. gua paham ..'

"[Name] sedang mengalihkan perhatian penjaga luar agar Atsumu dan Osamu lebih mudah masuk ke dalam.." ujar Lev pada Alisa.

"Kita kesana sekarang!" Seru Alisa berjalan kembali menuju mobilnya disusul Lev dibelakang.

*-*-*-*

"Hahhgua terkepung .." gumam [name] setelah melihat sekelilingnya yang penuh penjaga, mengincar nya disudut manapun.

"..." [Name] menyipitkan matanya, memfokuskan bidikan nya.

Dorr!!

[Name] terhenti aktifitas nya, menoleh kebelakang dan mendapati Yaku disana.

"Yaku!"

"[Name] .." balas nya menoleh pada [name]

*-*-*-*

"Pertahanan kita ditembus!" Seru Futakuchi memberi laporan. Sontak Oikawa menarik kerah Futakuchi, "Apa??"

Kiyoko tak memberikan komentar, menepuk pundak Oikawa, "Lepaskan Futakuchi .." ujarnya diangguki Oikawa.

"..." Oikawa menatap kesal pada Futakuchi lalu melepaskan cengkraman nya dan dibalas dengan senyuman kecil dari Kiyoko.

Kiyoko menurunkan tangannya, lalu berjalan ke lantai dua. "Disini rupanya .." ujarnya menatap pada pria berambut putih yang tengah memandangi penjaga dari atas.

"Hoshiumi .."

"Jadi apa yang harus gua lakukan?" Pemilik nama Hoshiumi itu menoleh, menatap balik Kiyoko yang berdiri diambang pintu.

Kiyoko hanya mengangkat sebelah alisnya. Seolah tersalurkan tugas yang harus digarap Hoshiumi, pria itu mengangguk.

Author POV end.

*-*-*-*

Dorr!!

Suara tembakan kesekian kalinya, aku bahkan tidak menghitung nya. Mereka benar-benar mengepung diriku dan Yaku dengan jumlah yang banyak.

Aku bahkan tidak sempat menoleh lagi pada Yaku. "HahhYaku lu bisa bertahan ka—"

Dorr!!

Satu tembakan langsung tepat mengenai Yaku. "Yaku!" Aku berlari menghampiri nya.

Mataku membulat sempurna melihat darah Yaku tumpah dimana-mana dan Yaku dinyatakan tertembak mati.

Kutarik bagian pengisi peluru dan langsung membidik tepat pada penjaga terakhir yang menembak mati Yaku.

Tak lama kemudian hujan turun, aku mendongak menatap langit yang ternyata sudah berubah menjadi mendung dengan tetesan beruntun yang jatuh mengenai ku.

"Sial .." umpatku kesal, menatap Yaku yang sudah tak bernyawa.

*-*-*-*

"Lepaskan gua!" Teriak Bokuto berusaha memberontak. Tangannya terikat dengan pengikat besi, menjadikan penghalang untuk kabur ataupun melawan.

"Berikan Outside Mafia .. maka aku lepaskan, tapi sepertinya tanpa perlu menjawab aku sudah tau apa yang akan kau ucapkan .." sahut Kiyoko menghampiri Bokuto.

"Oh iya .. aku juga mendapat laporan, sepertinya adik mu tercinta enggan membiarkan mu lebih lama disini .." sambung Kiyoko membuat Bokuto kaget.

"[Name]?" Kiyoko mengangguk. "Sepertinya aku memang harus berbicara soal ini empat mata .. jadi aku akan memilih setelah ini," ujar Kiyoko.

"Jangan khawatir, sniper Inside Mafia sangat handal untuk mengatasi masalah kecil ini .." tambah Kiyoko berbisik.

"Ngga— akh!" Jeritan Bokuto tertahan oleh Kageyama yang menembakkan satu peluru tiap Bokuto mengatakan, "Tidak," ataupun membantah Kiyoko.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang