Bercerita tentang lima bersaudara yang hidup dalam satu atap. Kuroo, sang kepala keluarga terlibat dalam konflik berat disusul Bokuto, Akaashi dan Tsukishima.
Memiliki [name] sebagai adik mereka. Kehidupan yang sedikit kelam, terjerat dalam dunia ma...
"Udah, makan sini.." Akaashi menepuk kursi disamping nya lalu menyuapi ku. Kebiasaan nya yang masih sering dilakukan walaupun aku sudah tidak bayi lagi.
"Aaaaa~~"
"Kok Akaashi doang? Mau jugaa!!" Sahut Bokuto dengan raut cemberut dan menyodorkan sesendok nasi dengan sedikit bumbu kari disana. Aku terkekeh kecil lalu menerima suapan dari Bokuto.
"Eh Minggu ini jalan yuk! Ke pantai gitu.." usul Bokuto terlintas di pikiran nya untuk liburan.
"Setuju! Dirumah terus kayak karantina.." Tambah Kuroo sambil menggebrak meja membuat minuman di gelas hampir tumpah.
"Woy gausah pake mukul juga!" Sahut Tsukishima kesal. Kuroo terpaku sesaat lalu tertawa kecil dan kembali duduk.
"Lu setuju ngga Tsukishima?" Tsukishima yang diwajahnya sudah terpampang jelas bahwa ia sendiri bosan hanya mengangguk sok cool.
"Dek lu mau kan?" Tanya Bokuto. Aku mengangguk yakin dan menerima ajakan Bokuto. Sekarang tinggal Akaashi yang belum memberikan keputusan, "Huft.. baiklah, lagipula aku sendiri juga bosan.." melihat tatapan memohon, Akaashi akhirnya mengangguk.
*-*-*-*
"Yes! Go to pantai go to pantai!" Seru ku mengingat liburan yang akan datang. Apalagi pantai, aku merindukan suara ombak dan pasir pantai.
Drrtt—
"Bang ini nomer siapa? Tanyaku melihat layar handphone dengan nomor yang tidak dikenal menyapa hai padaku.
"Hah?" Tsukishima mengambil handphone ku lalu melakukan hal yang entah aku sendiri tidak tau, "Bentar,"
"Lho?" Ucap ku kaget. "Atsumu.." kata Tsukishima memberikan handphone ku.
"Atsumu?" Tsukishima mengangguk sambil memakai headphone miliknya. Entah darimana dia mendapatkan nomor ku
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
"Gua duluan ya.." aku melambaikan tangan setelah Tsukishima turun di halte lebih dulu.
15 menit kemudian, giliran ku turun dan ke sekolah. "Hai [name]! Gimana kabar nya?" Sapa teman ku dengan senyum ramah.
"Baik! I-itu.." aku menghentikan kalimat ku dan duduk di bangku ku yang kebetulan berada di samping temanku.
"Maaf ya, lu ngga dianggap waktu i—" sambung ku. "Santai aja, lagian gw ngga se-fanatik yang lain." Ujar temanku sambil mengipasi wajahnya.
"Gua juga minta maaf ninggalin lu waktu itu.." sambungnya nya. Aku berpikir sesaat, "Ah yang itu.. gapapa," balasku.
Ting!
"Eh bentar ya.." aku membuka chat dan ternyata Atsumu (lagi) yang mengirimi ku pesan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan buru-buru, aku mematikan handphone ku dan menyimpan nya. Keisengan Atsumu benar-benar membuat ku kaget.
"Siapa?"
"Atsumu..temen nongkrong gua waktu diajak abang ke tongkrongan nya.." jelas ku. Temanku mengangkat sebelah alisnya, "Chat?" Aku mengangguk lalu memasukkan handphone ku ke laci bawah meja.
"Ntar modus lagi ala fuckboygitu.." ujar temanku membuat ku tercengang. Jika dipikir-pikir typing Atsumu juga digolongkan seperti para kaum fuckboy seperti dua abang-ku juga Oikawa.