Prolog

556 41 15
                                    

Hello everybody!

Jadi ini cerita pertama aku yang aku publish di wattpad.

Sebelum membaca, klik tanda bintang yang ada di pojok sebelah kiri. Jika ada kesalahan kata/typo kalian bisa komen di kolom komentar.

Happy reading gais🌹

"Sendiri bukanlah berarti tidak ada yang peduli. Hanya saja, sebagian orang beranggapan menyendiri adalah hal penting untuk memperbaiki diri. Karena segala hal tentang hati hanya diri sendiri dan Tuhan yang mengetahui."
~Stephanie Gracia

********************************

Stephanie Gracia, biasa dipanggil Gracia atau Cia. Ia adalah murid SMA kelas XI IPS 1. Rambutnya pendek sebahu, memiliki mata berwarna coklat, kulit sawo matang, dan tingginya sekitar 158 cm. Ia menjadi langganan di ruang BK dengan sikapnya yang bisa dibilang nakal.

Di sekolah, Cia memiliki sahabat bernama Vania Reinata. Sifatnya sangat berbeda jauh dengan Cia. Vania mempunyai sifat yang manja, sangat bucin, pemalu, boros, jujur, polos, dan cantik.

"Cia! Tahu gak sih ternyata si Niko udah punya pacar," ujar sahabatnya, Vania.

"Ya udah tinggalin," ujar Cia dengan simpelnya.

"Ish kok lo gitu sih! Cuek banget sama sahabat sendiri," gerutu Vania sambil mengerucutkan bibirnya.

"Terus?" sahutnya singkat.

"Hiks! Lo gak peduli sama gue, Cia," isak Vania pada Cia yang sedang asik membaca bukunya.

"Hm, gini ya Vania Reinata. Mungkin kamu nangis karena putus cinta sudah biasa. Tapi pernah gak kamu nangis karena takut gak bisa banggain orang tua?
Itu pasti lebih luar biasa nangisnya karena kita hanya menjadi beban untuk mereka. Jadi, lebih baik kamu fokus menggapai cita-cita. Karena hidup gak melulu tentang percintaan, tapi juga masa depan," jelas Cia sambil memandang Vania lalu kembali mengalihkan pandangannya pada buku yang ia baca di perpustakaan.

"Iya, bener. Tapi, gue masih muda ingin senang-senang dan masih mau cobain pacaran," ujar Vania dengan polos dan dibutakan oleh cinta.

"Lo pikir cinta itu rokok? Bisa lo coba-cobain? Cinta itu tumbuh dari perasaan, Van dan bukan karena ingin mengikuti orang lain. Lihat orang pacaran kamu ikut juga, lihat orang menikah, kamu mau juga. Kamu harus bisa bersikap dewasa," celoteh Cia layaknya emak-emak yang menasehati anaknya.

"Iya, Cia."

"Percuma kamu jatuh cinta kalau tidak menaruh rasa. Inget! Kamu pacaran sama manusia, bukan boneka," pesan Cia pada Vania.

Cia adalah wanita yang cukup cuek dan dingin. Namun, ketika sahabatnya sedang sedih atau terluka, sosoknya bisa berubah menjadi malaikat yang siap sedia membantu.

Namun, di sisi sifat cueknya, Cia juga memiliki hati dan bisa jatuh cinta juga lho! Mungkin karena Cia sering disakitin dan dikecewakan, jadi untuk sekarang dia bodo amat dan tidak peduli dengan yang namanya CINTA.

Menurutnya, cinta di masa SMA hanya membuang waktunya dan tidak berguna.

********************************

Jam istirahat pun berbunyi, Vania dan Cia seperti biasa pergi ke taman untuk menghabiskan waktu bersama.

Tanpa disangka, 3R datang menghampiri mereka. Siapa lagi kalau bukan Rachel, Rina, dan Raisya.

Mereka adalah penganggu penghuni sekolah. Siapa pun yang tidak disukai mereka akan diberi pelajaran matematika. Hehe bercanda jangan serius-serius.

Mereka tidak segan-segan mengerjai mangsanya sampai kapok dan pindah dari sekolah itu.

Tiba-tiba Rachel menjambak rambut Cia dengan kuat. Cia yang sedang membaca buku sontak kaget dan merintih kesakitan.

"Aduh! Sakit!" rintihnya kesakitan

"Rasain lo! Hahaha!" ujar Rachel dengan bangganya.

"Jangan ganggu sahabat gue!" decak Vania sambil melepas jambakan Rachel.

"Minggir lo!" pekik Raisya membela Rachel.

Tanpa diduga, Cia yang sedang kesakitan akhirnya menepis tangan Rachel dan memukul perut Rachel hingga terpental.

"Heh! Lo gila ya?!" murka Rina sambil membangunkan Rachel, sahabatnya.

"Sini maju lo!" tantang Cia.

"Arghh!" jerit Rachel lalu berlari ke arah Cia untuk memukulnya.

Tap!

Cia memegang lengan Rachel dan terus memukulnya hingga babak belur. Pukulan demi pukulan saling beradu di tengah kerumunan. Menjadi tontonan heboh semua siswa, lebih tepatnya pertunjukkan gratis di kantin.

Alhasil mereka berdua dibawa ke ruang BK. Tempat terangker yang tidak disukai bahkan dibenci semua siswa. Terutama Cia yang sebenarnya tidak ingin mencari masalah. Di sana mereka diadili oleh Bu Noni, guru yang super duper galak seperti anjing polisi bisa dibilang.

"Cia! Kamu bisa gak sehari aja gak masuk ke ruang BK? Ibu cape menangani kamu," geram Bu Noni.

"Maaf, Bu."

"Bu, pipi saya sakit banget dipukul Cia," ujar Rachel mengadu kepada Bu Noni dengan nada manjanya.

'Cih! Pencitraan! Dia selalu saja mengadu dan menceritakan kejadian yang sangat tidak sesuai kenyataan. Dasar mulut ember!' batin Cia dalam hati sambil senyum simpul.

"Gak mau tahu lo harus minta maaf sama gue!" ketus Rachel.

Rachel mendorong Cia agar sungkem dibawah kakinya. Cia hanya bisa pasrah dan menurut saja. Cia awalnya menolak, namun karena paksaan Rachel siapa sangka membuat gadis ini menurut dan membungkukkan badannya ingin sujud di kaki Rachel.

Tiba-tiba tanpa disangka, seseorang menarik bahu Cia dan membantu agar berdiri dan tidak sungkem pada kaki Rachel. Matanya mendelik saat melihat seorang siswa berbadan tinggi datang dan hendak membawanya pergi.

"Gak usah nurutin perintah anak manja!" ujar seseorang itu dengan nada emosi.

"Eh? Fa-Fahri?!" tanya Cia sambil memastikan.

"Iya, ini gue," ujarnya.

"Ke-kenapa lo--"

Ucapan Cia terpotong karena Fahri langsung menarik tangannya dan membawa dia keluar dari ruang BK.

"Misi, Bu," pamit Fahri.

Cia dan Fahri langsung pergi dan menuju ke kantin. Cia masih terheran-heran mengapa Fahri bisa bertemu dengan Cia di sekolah ini?

"Lo kenapa di sini?" tanya Cia.

"Karena---"

"Hai, permisi," potong seseorang yang sudah berada di hadapan Cia dan Fahri.

Kira-kira, siapakah seseorang itu? Lalu siapakah Fahri sehingga Cia begitu terkejut saat dia berada di sekolah?

Akankah Cia bisa jatuh cinta layaknya manusia? Siapakah yang bisa membuat Cia menaruh rasa?

RYAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang