33.Nobar

43 5 0
                                    

****

Di perjalanan pulang...

"Kamu ngantuk ci?" tanya Arson yang sedang menyetir mobil sport silver nya.

"Lumayan," ucap Cia lalu mendekat dengan Arson dan menyandarkan kepalanya di bahu Arson. Seulas senyum timbul di bibir Arson melihat tingkah Cia.

"Kamu tidur aja nanti pas nyampe aku bangunin," ucap Arson lalu mencium puncak kepala Cia. Melihat perlakuan Arson terhadap nya membuat Cia tersenyum senang sekaligus malu sungguh Arson ini tipe cowok yang romantis di pandangan Cia.

"Kasian kamu nya gak ada temen ngomong," ucap Cia masih berada di posisinya

"Aku gak mau kamu nahan ngantuk karena aku ci," Arson tetap kekeh memaksa Cia untuk tidur saja daripada ia harus menahan rasa kantuk nya.

Namun bukan Cia namanya jika ia menuruti kata Arson sebaliknya Cia tetap tak ingin tidur dan malah terus mengajak Arson bicara sepanjang jalan.

"Son kamu kalo tidur lampu kamar di hidupin atau di matiin sih?" tanya Cia

"Di hidupin emang nya kenapa?" Arson bertanya balik

"Emang mata kamu gak perih gitu?"

"Gak lah biar kalo ada setan yang muncul kelihatan HD kagak burem," jawab Arson ngasal. Mungkin ini bukan bahasan yang bagus untuk Cia.
Oke Arson membahas setan dan Cia takut setan.

"Takut," cicit Cia

"Lah kenapa?" tanya Arson bingung namun tetap fokus menyetir

"Kamu sih ngomong setan kan aku jadi takut," adu Cia. Seperti mendapat ide dari sang dewi timbul ide jahil Arson mungkin ini cara jitu agar Cia mau beristirahat saja selama menempuh ke rumahnya yang cukup terbilang jauh.

"Ci mending kamu tidur aja deh soalnya kita mau lewatin jembatan angker loh," ucap Arson memanas-manasi Cia. Sungguh Cia semakin takut dengan ucapan Arson barusan.

"Kaitan nya kalo aku tidur apa?" Cia masih bertanya. Arson berdecak sebal dengan Cia yang tak mau menuruti saja.

"Kalo kamu tidur setidaknya kamu gak bakal liat mereka," ucap Arson dan itu sukses membuat Cia mengangguk paham.

"Iya deh aku tidur ya kalo udah nyampe rumah bangunin aku," ucap Cia dan Arson hanya mengangguk. Tidak butuh waktu lama Cia terlelap Arson tidak tega melihat Cia yang bersandar di bahunya lalu ia berhenti sebentar untuk membenarkan duduk Cia, ia takut tengkuk Cia sakit dengan telaten Arson membenarkan tempat duduk Cia tanpa membangunkan Cia.

"Cantik," puji Arson ketika menatap wajah Cia yang sedang tidur pulas, mata Arson tertuju pada bibir ranum Cia namun dengan segera Arson menepis pikiran kotornya kemudian Arson kembali menjalankan mobilnya dalam kecepatan sedang.

Tak lama mereka sampai di depan rumah Cia.
Arson tak sampai hati jika harus membangunkan Cia yang terlihat kelelahan lalu Arson berinisiatif untuk mengendong Cia saja.
Arson memencet bel rumah Cia dan keluar lah Devian lalu ia mempersilahkan Arson untuk segera masuk.

"Langsung antar aja ke kamarnya son gak apa-apa om percaya sama kamu," ucap Devian dan Arson mengangguk lalu naik ke kamar atas untuk mengantar Cia ke kamar nya. Arson membaringkan Cia perlahan di atas kasurnya lalu Arson menyelimuti Cia dan mencium puncak kepala nya itu sepertinya sudah menjadi kebiasaan Arson sekarang mungkin mencium puncak kepala lebih baik daripada- ah sudahlah jangan di lanjutkan.

"Selamat tidur Cia aku sayang kamu," ucap Arson lalu ia keluar dari kamar Cia dan menghampiri Devian yang sedang duduk di sofa. Sepertinya Rianti sudah tidur.

Awal Di Akhir(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang