"Bertemu dengan mu adalah suatu kebetulan yang tak terduga."
~Anderson Ferdinan~*****
DOR DOR DOR...
(Gedoran Pintu Kamar anggap aja gitu ya:v)
"Ander bangun cepat udah pagi cepat mandi habis itu berangkat sekolah kalau kamu gak turun kamu gak dapat uang jajan!" Teriak Diana ibunya Arson.
Ia biasa memanggil nama Arson dengan sebutan Ander hanya untuk panggilan khusus di keluarga Ferdinan.
Si anak yang di dalam pun menyahut.
"Iya mah iya ih mamah gak usah gitu juga kali ngancem terus ni Arson juga bangun ko," jawab seorang lelaki dari dalam kamar.
Ya dia Anderson anak sulung dari seorang CEO yang cukup terkenal di Jakarta ,jika di luar lingkungan keluarga atau rumahnya ia di kenal dengan Panggilan Arson.
"Cepat mamah tunggu di bawah!" ujar Diana seraya meninggalkan kamar Arson.
"Harus cepat ni biar gak berabe urusannya," gumam Arson lalu segera berlari ke kama mandi.
Di rumah dan di sekolah Arson berbeda kepribadiannya di rumah ia akan cerewet dan manja sedangkan di sekolah ia akan menjadi sosok yg bandel dan juga bodo amat dengan urusan orang lain:)
Dengan cepat Arson ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
12 menit berlalu Arson kini sudah menyelesaikan ritual mandinya. Seperti biasanya Arson akan menata rambut nya sedikit acak-acakan, baju di keluarkan,dan menggendong tasnya dengan sebelah tangan.
Style nya yang terlihat urak-urakan tetap tidak menghilangkan kesan badboy nya.Setelah di anggap sudah selesai Arson pun segera turun ke bawah.
"Pagi keluarga ku," sapa Arson seraya terkekeh.
"Pagi sayang," jawab Diana dan Ferdinan bersamaan.
Arson menarik kursi dan duduk di sebelah adiknya Cici.
"Pagi juga kaka ku yg jomblo," balas Cici.
"Idihh ni bocah siapa yang ngajarin ngomong gitu?" tanya Arson seraya mengambil makanan nya.
"Kaka lah siapa lagi,"jawab Cici tanpa menoleh ke asal suara seraya mengunyah makanannya
Arson mendengus kesal mendengar jawaban Cici.
"Iyain dah biar fast," jawab Arson ia tak mau ambil pusing dengan adiknya itu.
Sedangkan Ferdinan hanya geleng-geleng kepala melihat kedua anaknya itu.
"Dasar kakak ade emang gak bisa akur," batin Ferdinan.
***
15 menit akhirnya sarapan keluarga Ferdinan selesai. Ferdinan lebih dulu berangkat bersama Cici.
Sebelum ke kantor Ferdinan lebih dulu mengantar Cici ke sekolahnya,setelah itu baru ia berangkat ke kantor.
Sedangkan Arson masih sibuk mengeluarkan mobilnya dari bagasi. Setelah rasa siap Arson berpamitan dengan Diana.
"Mah Arson berangkat ya,"
"Iya hati hati jangan ngebut-ngebut," ujar Diana.
Arson menjalankan mobilnya, pagar rumah di buka oleh Udin satpam nya keluarga Arson.
"Makasih ya pak," jawab Arson dan di angguki oleh pak Udin.
Arson kemudian melaju dan meninggalkan pekarangan rumahnya, mengendari mobil sport berwarna silver pemberian orang tuanya di hari ulang tahunnya yang ke 17.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Di Akhir(END)
RandomKedua insan yang sok cuek tapi sebenarnya sama sama suka kadang akrab kadang seperti orang yang tidak kenal satu sama lain nya. Akankah seorang pria bernama Arson bisa menghilangkan gengsi dan egonya untuk melupakan kisah cinta nya yang dahulu? dan...