19 - Pertemuan

823 116 8
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

"Apa benar hanya sendi yang bergeser? Bukan tulang?" tanya Krystal.

"Iya. Kata dokter hanya sendi" jawab Jen.

"Paman Top, apa kakek tukang pijat yang di dekat Vihara masih hidup?" tanya Krystal.

"Oh.. Masih" jawab Top yang berada di rumah Jen sore hari.

"Ayo ke sana, dijamin nanti sudah bisa jalan" ujar Krystal.

"Iya benar, kakek itu memang ahli masalah seperti ini" tambah paman Top.

"Mau paman antar sekarang? Biasanya kakek itu sudah pulang dari kebun sore begini"

Jen mengangguk, "Baiklah.. Ayo."

Mereka pun berangkat ke rumah si kakek tukang pijat. Krystal duduk di samping Jen di dalam mobil. Sesekali ia memperhatikan Jen yang hanya diam.

"Ada masalah dengan Jisoo?" tanya Krystal pelan.

"Hm, mungkin begitu" jawab Jen.

Krystal geleng-geleng, "Aku bertaruh dia sedang mencari kakak sekarang" ujarnya.

Jen tersenyum tipis menatap keluar jendela.

.
.
.
.

Hari sudah gelap, dua wanita malang itu masih di tempat tidur, tidak melakukan apapun bahkan makanpun tidak. Jisoo pun kembali sesenggukan, khayalan-khayalan tentang kehilangan Jen membuatnya begitu takut.

Ia bahkan mampu merasakan sakitnya meski hanya dalam khayalan. Entah bagaimana jika itu benar-benar terjadi.

Papa menelpon Jisoo berkali-kali, memastikan keberadaan anaknya yang tidak tampak baik-baik saja sejak kemarin itu.

"Aku di tempat Rose pa, beritahu mama aku mengambil cuti" ujar Jisoo.

.
.
.
.

"Rene, are you okay?" tanya seorang pria yang melihat Irene melamun di lokasi pemotretan.

"Oh, ya I'm Okay" jawab Irene tersenyum palsu. Pria itu pun duduk di depan Irene.

"Ehm, tentang yang kemarin, kau tidak perlu merasa terbebani Rene. Apalagi merasa canggung denganku. Aku tidak memaksamu, pikirkan saja dulu, take your time, aku akan menunggu" ujarnya.

Irene tersenyum tipis dan mengangguk. "Kontrak kita masih satu minggu lagi kan?" tanya Irene.

"Iya, satu minggu" ujar pria itu.

.
.
.
.

"Bagaimana? Benar kan kataku, langsung bisa jalan" ujar Krystal.

"Ya, lega sekali" ujar Jen meregang-regangkan kakinya.

"Ehm, kita sudah di Daegu, apa kau tidak mau mengunjungi mereka?" tanya Jen.

"Ya, aku akan ke sana besok" jawab Krystal.

"Kakak temani"

"Aku juga" timpal Jaemin yang baru muncul dari kamar.

Besoknya mereka bertiga mengunjungi makam keluarga Krystal.

Sepulang dari sana mereka jalan-jalan ke tempat-tempat yang memiliki view yang bagus, karena itulah yang mereka butuhkan di Daegu. Mereka menghabiskan 2 hari berikutnya hanya untuk berkeliling di sana.

"Kau, anaknya Lee?" tanya seorang pria paruh baya yang mereka temui di perbukitan.

"Iya, anda mengenal papi?" tanya Jen.

Perfect Melting || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang