29 - Susahnya Menerima Kenyataan

672 104 1
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Satu minggu kemudian.

"Ugh..." ringis seorang pria yang mencoba beranjak dari posisi tidurnya.

"Pelan-pelan saja" ujar pria yang membantunya duduk.

"Ini hari keberapa?"

"Hari ke 15" jawab pria itu.

Pria itu pun turun dari tempat tidurnya, "Maaf merepotkanmu sejauh ini"

Pria kedua tersenyum, "Kau tahu kan, aku kadang bisa diandalkan, apalagi saat-saat seperti ini, kau berada di tangan yang tepat" ujar pria itu.

"Aku sedang berusaha mempercayai hal itu" jawab si pria pertama yang kemudian mencetuskan kekehan ringan di antara keduanya.

"Apa tidak apa-apa aku menahanmu di sini?"

Pria kedua menggeleng, "memang siapa yang akan peduli aku ada atau tidak" jawabnya.

"Kau tidak pernah tahu hal itu, mungkin saja ada orang yang takut kau menghilang" ujar pria pertama.

"Omong kosong" jawabnya lalu memperlihatkan tablet di tangannya pada pria pertama.

"Dia menghubungiku tadi, sepertinya terus memantau keadaanmu, mungkin ingin memastikan kapan kau akan siap untuk misi" ujar pria kedua.

"Nanti kalau sudah siap aku akan bicara langsung padanya" jawab pria pertama.

.
.
.
.

Hari ke 30.

Seorang wanita berkemeja putih dan celana panjang hitam di balut jaket kulit hitam dengan rambut yang dikuncir tinggi tampak berjalan ke kantor kepolisian Seoul lengkap dengan kacamata hitamnya.

Beberapa petugas memberi hormat padanya.

"Bu, anda sudah ditunggu di ruang meeting" ujar salah satu petugas.

Wanita itu mengangguk sembari melepaskan kacamatanya.

"Selamat siang" sapa wanita itu pada beberapa petugas yang ada di ruangan meeting dan beberapa orang yang berada di dalam layar monitor.

"Sesuai rencana, besok adalah transaksinya. Tugas kita hanya memperkuat bukti dengan membiarkan mereka mencegah transaksi, tugas kalian adalah membantu agen UN (United Nations) mengamankan kurir, sementara target kami pantau dari sini" ujar wanita yang sedang berfokus pada layar monitor di depannya.

Ia sedang melakukan panggilan jarak jauh dengan beberapa orang anggotanya. Ia pun mulai menjelaskan strategi pada mereka.

.
.
.
.

Hari-H.

"kurir sudah memasuki kawasan transaksi" lapor salah satu anggota kepolisian.

"terus amati siapa yang akan datang" balas wanita itu.

"satu orang kaki tangan target baru muncul, ia berhenti pada jarak 10 meter dari lokasi"

"Awasi, posisi kaki tangan lainnya, jangan sampai mereka menyadari keberadaan kalian" ujar wanita itu.

Para anggota itu pun berkoordinasi dengan beberapa agen UN dalam misi itu.

"Saya serahkan ini pada anda mewakili tuan Lee Min Ho, Tuan Kim Bum dan Nyonya Hyeri. KLH serum,serum anti Ebola beserta petunjuk dan laporan uji coba lengkap dengan laporan sertifikasinya, diharapkan dapat membantu masalah yang dihadapi negara anda" ujar sang kurir.

"Terima kasih. Saya dan negara saya menerimanya dengan senang hati, ilmuan-ilmuan berhati mulia negaramu membuat kami tidak akan pernah melupakan jasa mereka sampai kapanpun. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih" ujar pria paruh baya keturunan Afrika itu.

Perfect Melting || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang