32 - Perdebatan Ibu & Anak

733 92 3
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Keesokan harinya, Jen sudah berada di Seoul pagi itu di sebuah coffee shop dengan kacamata hitamnya ia tampak sedang menunggu seseorang.

"Apa anda yang menelpon?" tanya seorang wanita paruh baya.

Jen berbalik dan lalu membuka kacamatanya membuat wanita paruh baya itu tertegun tak percaya.

"Jen?" ujarnya.

"Kau masih hidup?"

Jen hanya diam. Melihat respon Jen, seketika wanita itu geram dan melayangkan sebuah tamparan di pipi Jen.

"Jadi, kau berpura-pura mati dan mempermainkan anakku?" ujar wanita yang tak lain adalah Nyonya Yeji.

Beberapa saat setelah keadaan tenang, Nyonya Yeji tampak duduk dan mendengarkan apa yang ingin disampaikan Jen padanya.

"Nama saya January Enrico" ujar Jen membuka pembicaraan.

Nyonya Yeji semula hanya diam, lalu diamnya mulai berpikir dan mencerna.

"January Enrico?" ujar nyonya Yeji sedikit tak percaya.

Lalu ia ingat-ingat lagi nama familiar itu, nama yang kerap disebut-sebut mendiang suaminya 30an tahun lalu, bayi laki-laki yang ia ceritakan dengan begitu bersemangat saat ia dan sahabatnya menamai anak laki-laki itu dengan mengambil nama bulan kelahirannya, Januari.

Jen pun menatap Nyonya Yeji dan mengangguk.

"Saya menemui anda untuk memastikan sesuatu, tapi~ sebelumnya saya ingin anda tahu bahwa saya tidak mempermainkan Jisoo" jelas Jen.

"Katakan" sambung Nyonya Yeji.

"Aku baru menyelesaikan pekerjaan papi dan teman-temannya" ujar Jen.

Nyonya Yeji menatap Jen memastikan apakah yang ia pikirkan adalah yang Jen pikirkan.

"KLH serum, yang mengambil hidup papi, tuan Kim Bum dan tante Hyeri. Aku menyelesaikannya, aku telah memberikan serum itu pada pemiliknya" ungkap Jen.

"Benarkah? Serum itu masih ada? Aku pikir mereka telah mengambilnya" ujar Nyonya Yeji.

Jen menggeleng, "Nyaris, tapi saya berhasil mengamankannya, dan misi itu sudah tuntas"

"Lalu malam itu? Waktu kau menghilang di depan rumah kami? Dan berita kematianmu?" tanya Nyonya Yeji.

"Seperti yang saya bilang, hampir saja saya tidak bisa mengamankan serum itu. Malam itu mereka tidak berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan~ mereka berusaha melenyapkan saya tapi beruntung seorang teman menyelamatkan saya. Kami pergi ke Nigeria setelah saya melewati masa kritis dalam penjagaan kepolisian. Saat saya pulih, misipun dilanjutkan. Singkatnya beberapa hari ini saya berada di Seoul dan menyelesaikan laporan saya pada kepolisian Seoul"

Nyonya Yeji terdiam, tatapannya kosong dan matanya sedikit berair.

"Kau pasti telah mengalami banyak kesulitan" ujarnya dengan intonasi merendah kemudian menatap Jen dengan sayu.

"Semuanya sudah selesai nyonya. Ya, kecuali apa yang ada dalam pikiran saya" ujar Jen.

"Apa itu? Yang ingin kau pastikan?"

"Anda kenal mami saya?" tanya Jen.

"Jessica? Kami cukup dekat dulu" ujar Nyonya Yeji.

"Sebelum akhirnya aku menyesali diriku sendiri" sambung Nyonya Yeji.

"Apa yang terjadi? Apa yang anda ketahui tentang papi mami saya? Bagaimana mereka? Apa yang membuat mereka berpisah? Apa yang membuat mamiku pergi ke pria lain?" tanya Jen bertubi-tubi.

Perfect Melting || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang