Dear Readers, Happy Reading 💕
Jisoo yang menyaksikan dan mendengarkan apa yang Jen dan Taeyong bicarakan langsung bersembunyi untuk menghindari Taeyong.
Ia pun pergi ke mobilnya. Dengan nafas kasar dan mata berkaca, Jisoo meremas setir mobil mengingat kata-kata penghinaan Taeyong terhadap Jen.
Ia menatap penuh amarah ke arah Taeyong yang berjalan menuju mobilnya.
"Jika saja aku tahu ini yang kau pikirkan, aku tidak akan menyetujui kontrak itu. Aku benar-benar ceroboh" gumam Jisoo menatap mobil Taeyong.
Tak lama setelah mobil Taeyong pergi, Jisoo melihat Jen keluar dari coffee shop dan berjalan ke pinggir jalan menunggu taksi.
Jisoo menatap Jen-nya itu sendu, matanya berkaca-kaca lalu dalam hitungan detik air hangat itu telah menuruni pipinya.
"Terima kasih untuk tak menyerah karenaku" batin Jisoo menatap Jen dari dalam mobilnya.
Setelah sampai di rumahnya, Jen turun dari taksi lalu tiba-tiba seorang wanita memeluknya.
"Jisoo?" ujar Jen. Ia membalas pelukan Jisoo sejenak lalu meregangkannya untuk melihat wajah Jisoo. Namun Jisoo enggan melepaskannya dan mempertahankan pelukannya pada Jen.
"Kenapa?" tanya Jen bernada rendah seraya mengusap rambut Jisoo. Jisoo pun menggeleng.
"Rindu?" tanya Jen. Jisoo pun mengangguk yang mencetuskan senyum di wajah Jen.
"Maaf tidak mengabarimu hari ini, hari ini tidak berjalan begitu baik" ujar Jen.
Jisoo pun meregangkan pelukannya setelah menghapus airmatanya tanpa sepengetahuan Jen.
"Ada apa dengan hari ini?" tanya Jisoo.
"Ada sedikit masalah di kantor, aku dimarahi ketua tim" ujar Jen meringis.
"Kenapa ketua tim memarahimu? Kau salah apa?" tanya Jisoo.
"Tidak begitu penting untuk dibahas, bukankah kau ke sini lebih penting?" ujar Jen.
"Maksudmu?" tanya Jisoo.
"Rindumu, lebih penting kan? Aku tahu, kau pasti tidak bisa tidur jika tidak melihatku hari ini" ujar Jen menahan senyumnya.
Jisoo pun manyun seketika, "Bagaimana kau tahu?" ujarnya.
"Aku tahu dirimu dengan baik, nona" jawab Jen menggoda Jisoo.
Jisoo terdiam lalu kembali berkaca-kaca melihat wajah ceria Jen di hadapannya, ia kembali teringat kata-kata Taeyong.
"Kau tidak akan meninggalkanku, kan?" ujarnya.
Wajah Jen pun berubah seketika melihat kesenduan di wajah Jisoo.
"Hei kenapa bertanya seperti itu?" ujar Jen meraih wajah Jisoo yang sudah basah oleh airmata dalam sepersekian detik.
"Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa menangis?" tanya Jen.
Jisoo menggeleng lalu meraih tangan Jen di wajahnya dan mencium punggung tangan Jen satu persatu.
"Jen" panggil Jisoo.
"Hum?"
"Ayo kita menikah" ujar Jisoo.
"Kau melamarku?" tanya Jen.
"Anggaplah begitu, ayo kita menikah" ulang Jisoo.
"Apa ada cincin atau sesuatu mungkin" goda Jen.
Jisoo menggeleng, "Aku tidak punya apa-apa, aku hanya punya cinta berlimpah untukmu, kau mau?" tanya Jisoo.
Jen pun mengangguk, "Meskipun aku berharap kau memberiku cincin yang mahal, tapi tidak apa-apa cinta saja sudah cukup, ayo menikah" ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Melting || Jensoo ✔️
Hayran KurguJisoo~ cucu tertua dari keluarga terpandang serta wanita cantik tapi tidak terlalu pintar ini, selalu membuat malu mama nya di keluarga besar dengan percintaannya yang terus menerus gagal serta prestasinya yang pas-pasan. Di suatu ketika ia bertemu...